news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Felipe Massa dan Kecelakaan yang Membuatnya Belajar Arti Hidup

2 Januari 2018 21:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Felipe Massa. (Foto: KARIM SAHIB / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Felipe Massa. (Foto: KARIM SAHIB / AFP)
ADVERTISEMENT
Tak seperti kebanyakan anak-anak kecil lain di Brasil, seorang Felipe Massa memilih olahraga yang tidak menjadi ciri khas negara kelahirannya.
ADVERTISEMENT
Massa yang lahir di Sao Paulo 36 tahun silam dan besar di daerah Botucatu, tidak memilih sepak bola sebagai jalan hidupnya. Saat berusia delapan tahun, ketika bocah seumurannya di Brasil sana mungkin sedang sibuk memainkan sepak bola di jalanan, Massa memulai balapan pertamanya di kejuaraan Kart Racing.
Hidup Massa dengan dunia balap mobil terus berlanjut tanpa menemui halangan berarti. Hingga akhirnya pada tahun 2000, ia pindah ke Eropa dan dan merajut mimpinya menuju perhelatan mobil jet darat paling menterang di muka bumi, Formula 1.
Awalnya, ia membalap di ajang Formula Renault, kemudian naik kelas ke Formula 3. Dua tahun melanglang buana di Eropa, Massa akhirnya sampai pada mimpinya dengan menjadi pebalap tim Sauber pada 2002. Di masanya menjadi rookie, Massa menunjukkan potensinya sebagai salah satu pebalap yang kompetitif meski nihil pole position maupun podium.
ADVERTISEMENT
Tiga musim berada di Sauber, Massa melanjutkan mimpinya ke tingkat lebih tinggi dengan bergabung bersama Scuderia Ferrari pada 2006. Di titik inilah Massa semakin berkembang, membalap bersama nama besar macam Michael Schumacher, Massa menempati posisi tiga klasemen di musim perdananya bersama Ferrari.
Pada musim 2008, Massa berada di puncak kariernya. Bersama Lewis Hamliton yang saat itu berstatus sebagai rookie F1, dengan sengitnya mereka bersaing memperbutkan trofi juara hingga seri terakhir di Brasil. Massa yang hanya tertinggal 7 poin dari Hamilton berhasil menjadi pebalap tercepat, tetapi dengan heroiknya Hamilton berhasil finis di posisi kelima yang membuatnya berhak atas gelar juara dunia usai unggul hanya satu angka dari Massa.
Usai tahun 2008 yang mengesankan itu, Massa akhirnya menemukan anomali dalam hidupnya. Pada 25 Juli 2009, Massa mengalami kecelakaan saat menjalani kualifikasi GP Hongaria yang membuatnya kehilangan sisa balapan di musim itu.
ADVERTISEMENT
Massa pun kembali membalap pada 2010, namun prestasinya mulai mengalami penurunan signifikan yang membuatnya keluar dari Ferrari saat musim 2013 berakhir. Massa yang tak lagi muda, di musim 2014 bergabung dengan Williams Martini Racing. Namun, empat musim bersama pabrikan asal Inggris itu, Massa tak menemukan kembali prestasi terbaiknya.
Hingga akhirnya ketika musim 2017 lalu selesai dihelat, Massa secara resmi menggantung setirnya dan berpamitan kepada dunia balap yang sudah membesarkan namanya. Di musim lalu itu, Massa memastikan dirinya pensiun usai 15 tahun berkelana di atas lintasan balap.
Secara gamblang, memang tak ada gelimangan gelar juara yang melekat pada diri seorang Felipe Massa. Tetapi, nama besar Massa akan selalu dikenang oleh para pebalap F1 lain serta para penggemarnya. Selama berkarier, Massa sudah melakukan 269 balapan dengan catatan 11 kali menang, 16 kali pole position.
ADVERTISEMENT
Kini, Massa hanya bisa memutar kembali ingatan indahnya dulu saat membalap. Pada sebuah video penghargaan yang dibuat khusus oleh F1 padanya, Massa meceritakan momen-momen penting yang terjadi selama dia di lintasan. Soal ini, ia memutar jauh ingatannya ke masa lampau saat ia menjadi tandem Schumcaher di Ferrari.
"Dia (Schumacher) adalah guruku. Dia sangat baik baik padaku sepanjang waktu. Ketika dia memutuskan untuk berhenti, dia memberi kesempatan besar kepada saya," kenang Massa.
"2006 adalah kemenangan pertama saya dan berada di rumah (Brasil). Di Brasil kami selalu memiliki pembalap di Formula 1 dengan begitu banyaknya gelar dan begitu banyak kemenangan. Senna adalah raja, bagi saya itu adalah perasaan yang luar biasa untuk menang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Massa yang pernah begitu dekat dengan gelar juara pada 2008 silam pun mengatakan tidak pernah menyesali hal tersebut, meski menang di seri pemungkas di kandang sendiri.
"Pada tahun 2008, apa yang membantu saya melalui kekecewaan adalah saya memenangi balapan terakhir (di Brasil) sehingga saya tidak dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dari itu. Itu tidak berhubungan dengan saya, itu terkait dengan siapa yang berada di depan gelar juara. Saya bangga dengan semua yang telah saya capai," tambahnya.
"Sangat banyak hal indah, hal sulit, banyak orang, banyak negara. Saya pikir ini adalah pengalaman yang terhebat dalam hidup saya," ungkapnya lagi.
Massa memang tak bergelimangan gelar, namun hati yang besar akan menghasilkan tekad yang kuat pula. Dan pebalap Brasil itu mencerminkannya lewat perjuangannya kembali usai kecelakaan di Hongaria. Baginya, kecelakaan itu membuatnya lebih menghargai hidup.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir sebagai pebalap saya tidak berubah (setelah kecelakaan). Yang berubah adalah saya lebih menghargai hidup daripada sebelumnya. Maksud saya, sebelum Anda mengalami kecelakaan besar, Anda selalu berpikir hal itu tidak akan pernah terjadi pada Anda," tandasnya.
"Bila Anda mengalami kecelakaan besar dan saat Anda mengerti bahwa kehidupan dapat berubah, Anda akan lebih menghargai hidup. Saya lebih mencintai hidup saya sekarang dan lebih menghargai orang lain daripada sebelumnya," pungkasnya.
Begitulah Massa, membalap di Formula 1 memang tidak memberikannya gelar juara. Namun berkat balapan itu, ia mendapatkan pemahaman bahwa menghargai hidup memiliki arti lebih besar dari sebuah trofi.
Boa sorte, Felipe.