Field of Play dan Penanganan Kecelakaan Jadi Fokus Asian Para Games

5 September 2018 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Setelah Asian Games, giliran atlet difabel atau penyandang disabilitas yang akan berpesta di multievent paralympic terbesar se-Asia, Asian Para Games 2018, di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Asian Para Games ketiga dan kali pertama dihelat di Indonesia ini bakal berlangsung selama delapan hari, mulai 6 hingga 13 Oktober 2018, dengan masa klasifikasi atlet pada 2-5 Oktober.
Nantinya, 2888 atlet dari 41 National Paralympic Committee (NPC) se-Asia bakal bertanding di 19 venue yang tersebar di Jakarta dan Sentul. Mereka bakal tiba di Indonesia pada 1 Oktober 2018 dan menghuni Wisma Atlet di Kemayoran.
Selama persiapan hingga tersisa 30 hari jelang dibuka Sabtu (6/10/2018), Direktur Divisi Sport Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC), Fanny Riawan, berujar fokus panitia adalah menyiapkan field of play (FOP) alias arena pertandingan dan penanganan kecelakaan.
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
"Asian Games, atlet dicatat, registrasi, dan langsung bermain. Kalau Asian Para Games, ada klasifikasi yang akan dilakukan untuk menentukan nomor event dari impairment (kelemahan) atletnya," kata Fanny dalam acara Media Gathering INAPGOC.
ADVERTISEMENT
"Lalu selama penyelenggaraan, ada dua fokus yakni field of play dan penanganan kecelakaan. Di Para Games bukan berarti minim kecelakaan. Kami sudah antisipasi, ada game yang tingkat rawan, pasti security lebih tinggi," katanya menambahkan.
Fanny sendiri mencontohkan tragedi di Rio Paralympic 2016, di mana atlet bersepeda nomor C4-5 road race asal Iran, Bahman Golbarnezhad, meninggal dunia karena terjatuh saat bertanding di Sirkuit Grumari.
"Di Rio kasus itu jadi catatan kami. Keamanan memang selalu diutamakan, sebelum menentukan venue, technical delegate bahkan ikut mencoba sendiri," ucap Fanny.
Sementara untuk field of play, ia berujar banyak mendapat bantuan dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) yang baru saja menutup Asian Games pada 2 September.
ADVERTISEMENT
Fasilitas kamar atlet Asian Para Games. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas kamar atlet Asian Para Games. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Contohnya matras, kami banyak kerja sama dengan INASGOC. Misal judo, ada tatami yang belum dipakai dan tidak ada logo INASGOC, bisa kami pakai. Kami pasti perhatikan keamanan field of play," pungkasnya.
Asian Para Games ke-3 sendiri bakal dibuka secara resmi lewat opening ceremony (upacara pembukaan), Sabtu 6 Oktober 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan.
Di tanggal yang sama, sudah ada cabang olahraga (cabor) yang bertanding yakni bulu tangkis, basket kursi roda, dan anggar kursi roda.
Selain tiga cabor itu, cabor lainnya adalah panahan, boccia, para atletik, tenis kursi roda, catur, bola voli duduk, lawn bowls, goalball, para angkat besi, para renang, para menembak, tempin bowling, tenis meja, judo dan bersepeda, dengan total sebanyak 18 cabor.
ADVERTISEMENT