Fokus Olimpiade 2020, PBSI Turunkan Atlet Junior di SEA Games 2019

24 November 2018 23:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet bulu tangkis asal Indonesia, Kevin dan Marcus, menjuarai cabang olahraga bulu tangkis ganda putra di ajang Asian Games 2018, Jakarta (28/08/2018) (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet bulu tangkis asal Indonesia, Kevin dan Marcus, menjuarai cabang olahraga bulu tangkis ganda putra di ajang Asian Games 2018, Jakarta (28/08/2018) (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) segera meresmikan Peraturan Menteri yang mewajibkan pemain lapis dua atau junior masing-masing cabang olahraga (cabor) bertanding di SEA Games 2019. Pro dan kontra bermunculan, tetapi salah satu yang mendukung adalah cabor bulu tangkis.
ADVERTISEMENT
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) melihat program pemerintah tersebut sejalan dengan tujuan pengurus untuk mendorong pemain junior. Sementara itu, pihak yang mengecam tegas beralasan bahwa pemain senior saja tidak cukup mampu membawa Indonesia juara di SEA Games 2017.
Tahun lalu dalam penyelenggaraan di Malaysia, skuat 'Merah-Putih' hanya finis kelima dengan 38 emas. Negara tuan rumah menjadi juara umum dengan 145 emas. Sangat mungkin situasi serupa terulang di SEA Games 2019 karena Filipina selaku tuan rumah berhak menentukan komposisi cabor yang sangat mungkin tak bersahabat dengan Indonesia.
Bulu tangkis sendiri merupakan salah satu cabor andalan Tanah Air. Namun, hal itu tidak menggoyahkan keputusan PBSI untuk menurunkan junior ke SEA Games 2019. Menurut Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, sudah saatnya PBSI memberikan kepercayaan lebih kepada pemain usia mudanya.
ADVERTISEMENT
Kontingen Indonesia di pembukaan SEA Games 2017. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kontingen Indonesia di pembukaan SEA Games 2017. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Dari PBSI selaras dengan Kemenpora. Kami pun lebih banyak menurunkan pemain junior. Karena tahun depan krusial untuk running pemain senior 'Road to Olympic Tokyo 2020'. Harus dibagi mana yang fokus Olimpiade dan mana yang ke SEA Games," kata pria yang akrab disapa Budi itu, saat ditemui kumparanSPORT di acara 'Bulu Tangkis Indonesia Peduli Palu Donggala', Sabtu (24/11/2018).
"Tantangannya, kami juga tidak ingin negara kita tanpa medali. Jadi tetap pertahankan performa di SEA Games, dilihat mana yang punya potensi medali, bisa jadi kombinasi (senior-junior, red). Tapi utamanya 75% junior," ujarnya.
Di SEA Games 2017, PBSI menyumbangkan dua emas lewat torehan nomor perorangan tunggal putra, Jonatan Christie, dan nomor beregu putra yang digawangi Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Ihsan Maulana Mustofa, juga Jonatan. Adapun, beregu putri hanya mendapatkan perunggu.
ADVERTISEMENT
Di nomor perorangan lainnya, Ihsan dan tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, juga hanya mampu menyegel perunggu. Pun dari nomor ganda putra, Fajar/Rian, yang mendapat perunggu.
"Yang patut disyukuri, tadinya bulu tangkis tidak masuk (SEA Games 2019). Tapi Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam minta. Bulu tangkis akhirnya masuk, yang dihilangkan ada satu olahraga air," ucap Budi.
Anthony Sinisuka Ginting kalahkan Chen Long di perempat final China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Sinisuka Ginting kalahkan Chen Long di perempat final China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Nantinya, PBSI akan membuat perencanaan kalender turnamen 2019 untuk membagi fokus para atlet. Jika junior akan diberi kesempatan mengikuti SEA Games, maka senior wajib fokus mengumpulkan poin agar lolos Olimpiade 2020 di Tokyo.
Meski turnamen yang masuk hitungan kualifikasi poin 'Road to Olympic' belum dirilis BWF, Budi mengaku PBSI sudah bisa membaca skemanya, termasuk plot siapa wakil yang bisa diandalkan secara peringkat menuju pesta olahraga paling prestisius itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau mengirimkan dua nama di masing-masing sektor, di ganda itu syarat ada dua nama di delapan besar, kalau tunggal ada dua nama di 16 besar. Tapi kami sudah baca, BWF Super 100 sampai Super 1000 adalah poin. Yang ingin kami baca turnamen lain di bawah Super 100, kalau bisa peluang dapat poin di situ kenapa tidak? Tujuannya mengejar poin sebanyak mungkin. Sebentar lagi BWF keluarkan daftarnya," paparnya.
Dengan pekerjaan rumah yang banyak bagi atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) saat ini, Budi tak lupa mengingatkan bahwa ada dua event beregu yang juga tak kalah penting: Piala Sudirman 2019 dan Piala Thomas & Uber 2020.
"Nanti yang running ke Olimpiade harus fokus, tapi beregu juga harus diambil," kata Budi mengakhiri.
ADVERTISEMENT