GP Australia: Laut dan Maut di Pengujung Musim Balap

26 Oktober 2018 20:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rossi di lintasan San Marino. (Foto: Tiziana Fabi/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Rossi di lintasan San Marino. (Foto: Tiziana Fabi/AFP)
ADVERTISEMENT
Victoria adalah negara bagian dengan luas terkecil di Australia, menjadi ujung terdekat ke Tasmania, bagian lain dari 'Negeri Kangguru'. Namun, seperti namanya, Victoria menyajikan potret cantik dari hamparan laut yang memagarinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, magnet utama yang tak kalah menarik adalah sirkuit balapan di sebuah pulau kecil terpisah, yang juga terhampar di tengah birunya lautan. Sirkuit Phillip Island namanya, sesuai nama pulau itu.
Di sana, angin pantai membuat bising deru motor, debur ombak, dan bau oli melebur menjadi satu. Menjadi salah satu bagian dari tur Asia Pasifik di ujung musim, Grand Prix (GP) Australia di Phillip Island menjadi sebuah penutup yang indah.
Well, dengan serba-serbi kecantikannya, tak hanya laut yang menanti kedatangan para pebalap andal MotoGP. 'Maut' pun menunggu bagi para rider yang tak cukup piawai membawa motornya.
"Saya suka layout Sirkuit Phillip Island, saya suka berada di sana. Luar biasa!" kata Valentino Rossi, bintang balap asal Italia, dilansir GP One.
ADVERTISEMENT
"Phillip Island bukan trek favorit saya," aku Dani Pedrosa, pebalap kawakan berpaspor Spanyol, dalam keterangan resminya di laman Repsol Honda.
Potret Sirkuit Phillip Island
Ikon utama gelaran GP Australia adalah pemandangan tebing Cunningham Bay, sebuah formasi bebatuan basalt yang bisa dilihat dari Sirkuit Phillip Island.
Desain treknya sendiri tidaklah rumit. Malah, tersaji trek lurus cukup panjang yakni 900 meter.
Namun, dengan panjang lintasan 4,4 kilometer (km) dan hanya 12 tikungan tersedia (kedua tersedikit setelah Red Bull Ring), kecepatan rata-rata menjadi cepat, yakni 180 km/jam, pun kedua tertinggi setelah Red Bull Ring.
Itu juga yang membuat konsumsi ban semakin tinggi dan menjadi tugas tersendiri bagi tim dan pebalapnya untuk menjaga ban di akhir putaran. Disebut dalam laman resmi MotoGP, tikungan 12 Phillip Island pun membuat suhu terpanas bagi ban ketimbang 287 tikungan lain yang tersaji selama 19 seri balapan.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, karena terletak di sisi laut, angin ikut menjadi pekerjaan rumah di sana. Datang dari utara Tasmania, angin kencang di Phillip Island membuat motor terasa lebih berat ketika berganti arah.
Menyoal ban, paling moncer adalah menggunakan desain asimetris. Pasalnya, sisi kiri ban para rider akan kontak dengan aspal yang panas, sementara kanannya melawan semilir angin yang dingin. Maka, untuk meningkatkan cengkeraman, sisi kiri harus lebih keras ketimbang sisi kanan.
Raja di Phillip Island
GP Australia di Sirkuit Phillip Island lebih dari sebuah seri balapan, tapi merupakan tantangan rider di pengujung musim balap, menjadi pembuktian evaluasi sepanjang musimnya.
Balapan di sana pertama berlangsung pada 1931 dan trek modern yang sama seperti saat ini dibangun pada 1956. Pada musim MotoGP 2018, GP Australia menjadi seri ke-17 dari 19 kalender yang ada dan menyajikan 27 putaran.
ADVERTISEMENT
Pebalap lokal, Casey Stoner, berhak mendapat titel 'Raja' di Sirkuit Phillip Island. Di masa aktifnya, bintang balap Australia itu menang enam kali di Sirkuit Phillip Island. Ditambah, namanya juga merupakan peraih pole position terbanyak lima kali.
Namun, gelar penguasa Phillip Island harus dibagi dengan Rossi. Pebalap dengan julukan resmi The Doctor itu juga menyegel enam kemenangan.
Adapun, putaran tercepat sendiri dibukukan Jorge Lorenzo pada 2013 dengan catatan 1 menit 27,899 detik dengan kecepatan 182,1 km/jam.