Greysia/Apriyani Geregetan 'Dikepung' Ganda Putri Jepang

1 November 2018 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Greysia Polii/Apriyani Rahayu lolos ke babak perempatfinal Jepang Terbuka 2018 usai kalahkan Sakuramoto/Takahata. (Foto: Dok: PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Greysia Polii/Apriyani Rahayu lolos ke babak perempatfinal Jepang Terbuka 2018 usai kalahkan Sakuramoto/Takahata. (Foto: Dok: PBSI)
ADVERTISEMENT
Menengok rangking ganda putri dunia saat ini, bendera warna merah dan putih mendominasi. Sayang, bukan Indonesia, melainkan lima pasangan Jepang yang bertengger di peringkat sepuluh besar.
ADVERTISEMENT
Wakil terbaik Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, berada di posisi ketiga --di bawah ganda putri nomor satu dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, dan ganda nomor dua, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Tiga wakil Jepang di Top 10 lainnya adalah Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara (peringkat lima), Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (peringkat enam), dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata (peringkat sembilan).
Dengan dominasi Jepang di sektor yang sama, Greysia/Apriyani otomatis sering bertemu wakil top Jepang setidaknya mulai semifinal alias empat besar. Dikepung nama-nama Jepang, Greysia/Apriyani tak lagi frustrasi karena sudah kelewat geregetan hingga hanya bisa tertawa tiap kali kalah.
Apriyani (kiri) dan Greysia (kanan) di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Apriyani (kiri) dan Greysia (kanan) di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)
"Kami tak lihat dari hasilnya, tapi kalah dengan wakil Jepang ada apa sebenarnya? Itu yang coba kami evaluasi dan cari cara (untuk menang)," kata Greysia.
ADVERTISEMENT
"Saya menang lawan (Jepang) si A, besok ketemu si B yang sudah belajar (dari A), jadi peluru mereka banyak. Mereka selalu pelajari jadi mudah tembus permainan kami, sedangkan kami harus kerja ekstra baca berulang-ulang permainan mereka," ujarnya menambahkan.
"Setiap ketemu (Jepang) beda pola, ketemu wakil mereka yang lain beda lagi polanya. Jadi kami terus menyesuaikan pola permainan. Intinya geregetan, saking kesalnya itu sudah sampai ketawa saja. Kalah lagi, tapi ya harus dinikmati juga. Karena semua butuh proses," timpal Apriyani.
Musim ini, Greysia/Apriyani memang pernah mengalahkan kelima wakil Jepang di Top 10 rangking dunia itu. Salah satu turnamennya di Thailand Terbuka Juli 2018 saat Greysia/Apriyani juara.
Namun, kekalahan dari wakil Jepang lebih banyak di momen bergengsi, misalnya final Indonesia Masters, peremat final Indonesia Open, semifinal Kejuaraan Dunia, semifinal Asian Games, semifinal China Terbuka, hingga teranyar semifinal dua tur di Eropa yakni Denmark dan Prancis Terbuka.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya dari performa, kami cuma jaga kondisi dan pikiran saja. Kami harus apresiasi bahwa semifinal bukan hal yang buruk, tapi itu juga bukan sesuatu yang buat kami puas. Sudah tujuh kali kalah di semifinal," kata Greysia lagi.
"Saat ini kami sementara break. Mau pelajari video pertandingan (lawan Jepang)," imbuh Greysia yang bersama Apriyani pekan ini bakal berlaga di Fuzhou China Terbuka Super 750.
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu pada Kejuaraan French Open 2018 di Paris, Prancis. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Humas PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu pada Kejuaraan French Open 2018 di Paris, Prancis. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Humas PBSI)
Mengenai hanya mereka berdua saja yang menjadi peluru Indonesia di Top 10 ganda putri dunia, Greysia berharap rekan lain di pelatnas PBSI bisa termotivasi untuk balas mengepung Jepang.
Pasalnya, menurut atlet berusia 31 tahun ini, persaingan di dalam skuat Jepang saja sudah kompetitif. Mereka terbiasa bersaing satu sama lain sehingga tiap kali bertanding mental dan disiplin mereka sudah teruji.
ADVERTISEMENT
"Saya dan teman-teman sangat berharap ada dari kita, istilahnya bukan pasangan backup, karena Jepang itu bukan backup, semuanya bersaing. Akibatnya mereka saling mendukung (progres) satu sama lain dengan bersaing. Kita juga harus bisa bersaing. Hal lumrah di olahraga," tuturnya.
"Kelebihan ganda Jepang itu ulet, mereka tidak gampang mati sendiri, mau main berapa jam tetap kuat. Itu yang harus ditiru. Kita harus lebih berinovasi dan siap sedia, tidak hanya lawan Jepang," kata Greysia mengakhiri.