Gupita dan Wawan, Duet SND Factory yang Kuasai ARRC Seri Thailand

6 Desember 2018 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gupita Kresna, pebalap utama Yamalube SND Factory, terima bonus dari pemerintah usai menang di ARRC Race 2 seri Thailand Kelas UB150. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gupita Kresna, pebalap utama Yamalube SND Factory, terima bonus dari pemerintah usai menang di ARRC Race 2 seri Thailand Kelas UB150. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski hanya berstatus tim satelit Yamaha, Yamalube SND Factory bisa unjuk gigi di FIM Asia Road Racing Championship (AARC) 2018 seri keenam sekaligus pamungkas. Berlangsung di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, dua pebalap SND sapu bersih Race 1 dan 2 di kelas UB150.
ADVERTISEMENT
Lebih dulu, ada Wawan Wello, wild card Yamalube SND Factory musim 2018 yang sukses mengamankan podium tertinggi usai mengasapi racer asal Malaysia, Md. Helmi Azman dan Md. Affendi Roseli, bersama Yamaha MX King andalan tim.
Berikutnya, pebalap utama SND Factory, Gupita Kresna, menang di Race 2 pada Minggu (2/12/2018). Sebetulnya, Syahrul Amin, rekan sesama pebalap SND, yang menang. Jelang finis, Syahrul terbukti melanggar aturan track-limit dan mendapat penalti lima posisi. Maka, Gupita berada di posisi kedua berhak menyandang predikat pemenang Race 2 Thailand.
Wawan Wello, pebalap wild card Yamalube SND Factory musim 2018, terima bonus dari pemerintah usai menang di ARRC Race 1 seri Thailand Kelas UB150. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wawan Wello, pebalap wild card Yamalube SND Factory musim 2018, terima bonus dari pemerintah usai menang di ARRC Race 1 seri Thailand Kelas UB150. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Gupita sendiri mengatakan tidak ada pengaturan berbeda dari MX King 150 miliknya di seri Thailand sebagai penutup balapan musim ini. Yang pasti, racer yang mengidolakan Marc Marquez ini berujar tim sudah menyiapkan mesin yang lebih kuat ketimbang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kami telah berkembang, engine semakin cepat daripada seri sebelumnya. Kami punya strategi khusus yang diterapkan untuk balapan. Apalagi musuh banyak dari Malaysia," kata Gupita kepada kumparanSPORT saat ditemui di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu (5/12).
Sementara bagi Wawan, podiumnya di Race 1 Thailand sangat berarti dalam lakon pertamanya di ARRC. Didapuk menjadi wild card Yamalube SND Factory per musim ini, Wawan langsung membuktikan diri bisa mengalahkan pebalap utama lainnya.
"Saya tidak menyangka bisa juara satu di Race 1. Memang setelah menang (perasaan) berbeda karena baru kali itu merasakan berdiri di podium. Haru sekali, saya menangis. Saya baru jadi wild card (ARRC), tahun ini fokus IRS kelas 150 dan Motoprix Indonesia," ucap Wawan yang mengaku sebagai penggemar Valentino Rossi.
ADVERTISEMENT
Baik Gupita maupun Wawan pun baru berseragam Yamalube SND Factory musim 2018. Sebagai pebalap yang lebih senior di ARRC, Gupita banyak meluangkan waktunya untuk sekadar memberi satu-dua masukan kepada Wawan. "Saya sendiri memang disuruh oleh tim untuk berbagi ilmu dan memberi masukan kepada Wawan," timpal Gupita.
Terpisah, pemilik tim Yamalube SND Factory, Sandy Agung, mengaku sudah sadar dengan talenta Wawan sejak pertama menjadi wild card seri kelima di Sirkuit Internasional Sentul, Oktober lalu. Menurut pria asal Bandung ini, Wawan membuktikan diri di Thailand dan tampil impresif sejak sesi latihan.
"Latihan pertama dia masih coba-coba trek. Latihan kedua baru dia bisa menemukan ritme. Tenang pembawaannya, dari lap satu hingga terakhir bisa memimpin. Untuk sekarang dia masih wild card, tapi musim selanjutnya dia jadi pebalap utama," ujar Sandy memastikan duet Gupita-Wawan musim 2019.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sandy berujar salah satu kunci kesuksesan timnya adalah kerja sama yang kuat antara mekanik dan pebalap. Dalam kamusnya, tak ada dua istilah itu, melainkan satu nama sebagai tim SND.
"Kami memang sudah maksimal persiapan selama satu bulan. Makanya saat berhasil (menang) sangat senang karena sudah sesuai harapan. Memang performa motor pun minimal stabil dengan sebelumnya. Tapi kami berusaha agar motor bisa lebih cepat. Tim lainnya juga kalau kalah pasti langsung reset motor," tuturnya.
Sandy Agung, pemilik Tim Yamalube SND Factory. (Foto:  Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandy Agung, pemilik Tim Yamalube SND Factory. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Namun, kabar berikutnya tidak semanis berita sapu bersih podium seri keenam oleh SND Factory. Untuk AARC 2019, Sandy mengatakan para pebalapnya maupun racer andal se-Asia lain tidak akan mampir ke Tanah Air. Dengan penambahan kelas 1000cc, Sirkuit Sentul dianggap tidak bisa memenuhi standar keamanan.
ADVERTISEMENT
"Dari kerataan aspal dan gravel-nya, tingkat keselamatannya masih kurang. Sebetulnya untuk event internasional pun aspek pendukung Sentul kurang, masih belum layak dari segi sirkuit. Jadi total ada empat kelas musim depan, 150cc, 250, 600, dan 1000cc, tapi balapan internasional tidak ada di Indonesia lagi," ujar Sandy.
Satu yang pasti, Gupita dan Wawan siap unjuk gigi di kelas UB150 meski tak ada lagi balapan dengan status sebagai tuan rumah. "Sangat disayangkan Sentul tidak ada. Rider luar memang menganggap aspal Sentul berbahaya, maka ditiadakan untuk musim 2019. Tidak pengaruh, karena saya dan Wawan bisa membuktikan podium pertama di Buriram," tutup Gupita, yang musim ini juga menang di seri Jepang.