Ibu Bukhoriyah dan 16 Diaspora: Keluarga Lalu Zohri di Finlandia

14 Juli 2018 11:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu Muhammad Zohri usai seremoni pengalungan medali emas 100 meter putra di World U-20 Championships, Finlandia. (Foto: Dok. Dubes RI di Finlandia, Wiwiek S Firman)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu Muhammad Zohri usai seremoni pengalungan medali emas 100 meter putra di World U-20 Championships, Finlandia. (Foto: Dok. Dubes RI di Finlandia, Wiwiek S Firman)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lalu Muhammad Zohri punya keluarga baru di Kota Tampere, Finlandia, tempat IAAF World U-20 Championships digelar. Di kota yang berjarak dua jam perjalanan dari Helsinki itu, Zohri tak kesepian.
ADVERTISEMENT
"Ada seorang ibu, istri dari mahasiswa S3 kita (Indonesia) namanya Ibu Bukhoriyah. Dia saya angkat jadi emak atlet di Tampere," tulis Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman, kepada kumparanSPORT.
Lupakan dulu gelar juara dunia 100 meter Zohri, kini Ibu Bukhoriyah yang akan kita selidik. Wanita asal Temanggung, Jawa Tengah, itu merupakan anggota Tim Asosiasi Persahabatan Indonesia-Finlandia (APIF).
Melalui APIF, Ibu Bukhoriyah bersama diaspora Indonesia lainnya menengok Zohri, sprinter berusia 18 tahun yang seorang diri mencetak sejarah emas pertama bagi Tanah Air di Tampere.
Ibu Bukhoriyah pun setia menemani Zohri, menjadi pengawal dan merengkuhnya, mengulur tangan menjadi perpanjangan kedua orang tua Zohri yang sudah meninggal dunia. Sementara, dua kakak Zohri di Dusun Karang Pangsor, Kabupaten Lombok Utara, hanya bisa mengawal lewat doa.
ADVERTISEMENT
"Bukan hanya saya, banyak student dan warga Indonesia (yang menemani Zohri) di Tampere," ungkap Ibu Bukhoriyah kepada kumparanSPORT, Jumat (13/7/2018) malam waktu setempat.
"Malam Kamis, berita, terutama video Youtube soal Zohri sudah viral. Paling banyak di WhatsApp. Kami warga dan student Indonesia di Tampere berencana mendampingi Kamis-nya, apalagi Kamis sore ada pemberian medali," imbuhnya.
Keluarga Ibu Bukhoriyah bersama Lalu Zohri di Tampere (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Ibu Bukhoriyah bersama Lalu Zohri di Tampere (Foto: Dok. Istimewa)
Di Ratina Stadium, Ibu Bukhoriyah menjadi salah satu warga Indonesia yang menyaksikan bagaimana Zohri naik podium, dikalungkan emas, hingga bendera Merah-Putih digital dikibarkan dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan.
"Sayangnya Kamis hari kerja, sehingga tidak semua warga Indonesia bisa hadir. Termasuk suami saya harus ke kampus dulu," tutur sang emak angkat yang hadir bersama suami dan tiga anaknya itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau student sekitar lima orang (master dan PhD), terus spouse dan keluarga student. Plus, warga Indonesia yang sudah lama di sini, total 17 orang," ujarnya merinci pendukung Zohri yang hadir.
Ditambah rombongan KBRI Helsinki sekitar 10 orang, semua melebur bersama Zohri di bawah satu nama: Indonesia. Bahkan, Ibu Bukhoriyah dan keluarga mengenakan seragam bernuansa merah-putih.
"Kami terharu waktu Indonesia Raya dikumandangkan. Setelah pemberian medali, Zohri dan tim keluar stadion, disambut warga Indonesia lainnya," katanya.
Dukungan mahasiswa serta warga Indonesia untuk Lalu Zohri di Kota Tampere, Finlandia. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Dukungan mahasiswa serta warga Indonesia untuk Lalu Zohri di Kota Tampere, Finlandia. (Foto: Dok. Istimewa)
Menurut Bukhoriyah, Zohri tipikal anak pendiam dan polos, tetapi tetap bisa berbincang santai dan mengalir. Satu yang membekas di ingatan wanita berusia 40 tahun itu sendiri adalah permintaan makanan dari Zohri dan rekan (atlet lari gawang Halomoan Edwin Binsar serta pelatih Erwin Renaldo Maspaitella dan Kikin Ruhuddin).
ADVERTISEMENT
"Ibu tinggal jauh dari sini?" ucap Bukhoriyah menirukan pertanyaan Kikin.
"Saya jawab dekat, sebelah kampus. (Kikin) 'Wah, tahu gitu harusnya pasti ada nasi, ya, Bu?' Saya terenyuh," lanjut Bukhoriyah.
Lantas, ia pun menawarkan untuk membawakan nasi keesokan harinya, tetapi Kikin menolak dan berujar nasi sudah disiapkan KBRI. Jumat (13/7) siang pun diaspora Indonesia lain kembali berkumpul untuk sekadar bersenda gurau bersama Zohri.
Dukungan mahasiswa serta warga Indonesia untuk Lalu Zohri di Kota Tampere, Finlandia. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Dukungan mahasiswa serta warga Indonesia untuk Lalu Zohri di Kota Tampere, Finlandia. (Foto: Dok. Istimewa)
"Pesan untuk pemerintah, tolong desain sebuah sistem terstandar tentang bagaimana memperlakukan atlet nasional. Jangan pemerintah turun tangan setelah viral. Tanpa diviralkan, kalau memang berhak atas apresiasi, ya seharusnya atlet dapat."
"Pesan moral dari viralnya prestasi Zohri ini adalah mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung kerja keras atlet sesuai kapasitas kita masing-masing," ucap Bukhoriyah mengakhiri.
ADVERTISEMENT
Zohri sendiri menyegel titel juara dunia usai finis 10,18 detik mengalahkan dua andalan Amerika Serikat, Anthony Schwartz yang finis 10,22 (.211) detik dan Eric Harrison dengan waktu 10,22 (.220) detik. Di bawahnya ada pelari asal Afrika Selatan, Jamaika, Inggris, Swedia, hingga Jepang.
Nantinya, Zohri akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (17/7) pukul 22:30 WIB disambut Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Usai serah-terima Zohri dari keluarga barunya di Tampere, giliran seisi Tanah Air yang wajib menjaga Zohri hingga menjelma menjadi atlet senior tercepat dunia.