Inter Jadi Juara Paruh Musim? Tidak Semudah Itu

4 Desember 2017 15:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inter bakal agak kesulitan. (Foto: Reuters/Marco Garofalo)
zoom-in-whitePerbesar
Inter bakal agak kesulitan. (Foto: Reuters/Marco Garofalo)
ADVERTISEMENT
Napoli yang perkasa itu akhirnya takluk juga. Di bawah tatapan mata puluhan ribu tifosi yang membuat Stadio San Paolo tak selengang biasanya, mereka tersungkur di tangan Juventus. Di situ, selain fakta bahwa mereka kalah dari rival terberatnya, fakta bahwa gol kemenangan Juventus dicetak oleh Gonzalo Higuain makin membuat para suporter Napoli itu meradang.
ADVERTISEMENT
Namun, efek terburuk kekalahan Napoli itu bukanlah soal kekalahan itu sendiri. Yang lebih menyebalkan lagi, kekalahan itu membuat mereka kini tak lagi menjadi capolista. Mereka harus merelakan tempat yang nyaman itu jadi milik Internazionale untuk sementara waktu.
Selang sehari setelah Napoli kalah dari Juventus, Inter menjamu Chievo di Stadio Giuseppe Meazza. Meski Mussi Volanti punya rekam jejak bagus dalam menyulitkan tim-tim papan atas, hari itu mereka tak berdaya. Lima gol yang dicetak Inter lewat trigol Ivan Perisic, Mauro Icardi, dan Milan Skriniar gagal mereka balas sekali pun. Di akhir laga, Serie A pun punya pemimpin klasemen baru.
Inter musim ini memang bukan Inter yang senantiasa diolok-olok selama beberapa musim terakhir. Inter yang ini, di bawah asuhan Luciano Spalletti, mampu mengembalikan kebesaran nama mereka yang sempat hilang usai ditinggal Jose Mourinho. Bukti nyatanya tentu saja adalah fakta bahwa sampai pekan ke-15 Serie A ini mereka belum terkalahkan.
ADVERTISEMENT
Ini memang mengejutkan. Pasalnya, perubahan yang dialami Inter begitu drastis dari musim lalu. Pada musim 2016/17, di giornata yang sama, Inter sudah kalah enam kali, termasuk dari Chievo sendiri. Namun, musim ini semuanya sudah berubah.
Dari perubahan positif ini, asa pun menyeruak? Mampukah mereka menjadi juara?
Jika pertanyaannya seperti itu, jawabannya tentu saja mampu. Akan tetapi, untuk menjadi juara, prosesnya tidak semudah itu. Menjaga konsistensi, itu wajib. Namun, selain itu ada hal-hal lain, seperti kesialan atau keberuntungan, yang bermain.
Akan tetapi, di sini mari kita bicara soal yang ada di atas kertas saja. Di sini, kita akan bicara mengenai kans Inter menjadi juara paruh musim. Meski tidak ada trofi untuk Campione d'Inverno atau Juara Musim Dingin, "gelar" itu adalah sebuah pertanda yang tidak bisa dikesampingkan. Pasalnya dalam sepuluh musim terakhir, sudah sembilan kali Serie A dimenangi oleh klub-klub yang jadi juara pada peralihan tahun.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Serie A sudah sampai pekan ke-15. Artinya, hanya ada empat pertandingan lagi sampai peralihan tahun itu tiba. Celakanya, Inter bakal menemui jalan cukup terjal di sini.
Perisic rayakan gol ke gawang Chievo. (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
zoom-in-whitePerbesar
Perisic rayakan gol ke gawang Chievo. (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
Ada dua klub papan atas yang harus dihadapi Inter di sisa empat laga ini, yakni Juventus dan Lazio. Sementara, dua klub lainnya adalah Udinese dan Sassuolo. Dengan asumsi bahwa Udinese dan Sassuolo bakal masih angin-anginan seperti sekarang, peluang Inter untuk kehilangan poin pun hanya ada di laga melawan Juventus dan Lazio.
Laga melawan Juventus jadi yang terdekat di mana pada 10 Desember nanti, mereka akan bertandang ke Allianz Stadium. Di sini, pertaruhan Inter masih sangat, sangat besar. Pasalnya, apabila kalah, mereka akan kembali dilangkahi oleh "Si Nyonya Tua" mengingat jarak antara kedua klub ini hanya dua poin. Inter yang ada di puncak klasemen punya 39 poin, Juventus di peringkat ketiga dengan 37 poin, sementara Napoli ada persis di antara mereka berdua dengan 38 poin.
ADVERTISEMENT
Juventus sendiri sudah membuktikan bahwa mereka tahu caranya memenangi grande partita. Kemenangan mereka atas Napoli serta Milan tentu saja menjadi bukti tak terbantahkan.
Akan tetapi, Juventus yang ini pun rawan sekali terhadap inkonsistensi. Mereka kalah menghadapi Lazio dan Sampdoria, kesulitan menang kala menghadapi Benevento, dan kehilangan keunggulan dua gol kala diimbangi Atalanta. Selain itu, keangkeran Allianz Stadium pun akhirnya terbukti hanya merupakan mitos karena faktanya, Lazio berhasil menang di sana.
Namun, Inter tetap harus waspada karena Juventus, biar bagaimana juga, adalah Juventus. Ada alasan mengapa mereka bisa menjadi juara Serie A enam kali beruntun dan ada alasan mengapa pertandingan melawan Inter disebut sebagai Derby d'Italia. Kemungkinan Inter untuk kalah pada laga ini tetap terbuka lebar.
ADVERTISEMENT
Juventus bisa jadi sandungan Inter. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
zoom-in-whitePerbesar
Juventus bisa jadi sandungan Inter. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
Kemudian, mari kita beranjak ke laga pekan ke-19 menghadapi Lazio. Setelah sempat mengejutkan, Lazio mulai kehabisan bensin. Mereka pun kini turun ke urutan lima klasemen meski perolehan poin mereka hanya berselisih dua dari Roma yang ada di peringkat keempat. Sebelum menuju pekan ke-19, Lazio pun tidak akan menjalani laga besar di mana lawan mereka nantinya "hanyalah" Torino, Atalanta, serta Crotone.
Artinya, Lazio punya peluang untuk mengembalikan moral mereka yang sempat terguncang usai dikalahkan Roma pada giornata ke-13 lalu. Kemenangan mereka atas Sampdoria pada giornata ke-15 tentunya bakal menjadi pendorong tersendiri bagi anak-anak asuh Simone Inzaghi untuk kembali ke jalur yang benar.
Di atas kertas, Inter bisa saja menang atas Lazio. Akan tetapi, Sergej Milinkovic-Savic dkk. tetap punya daya ledak yang siap dimunculkan pada laga-laga besar. Selain itu, rekor tandang Lazio pun sangat bagus di mana satu-satunya kekalahan "tandang" itu mereka derita dari Roma. Sedangkan, delapan laga tandang lain mereka lalui dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Dengan begini, kemungkinan besar, poin Inter di pertengahan musim nanti "hanya" akan bertambah tujuh, hasil dari dua kemenangan atas Udinese serta Sassuolo, kekalahan dari Juventus, dan hasil imbang dengan Lazio. 46 poin bakal menjadi milik Nerazzurri di titik itu.
Ciro Immobile pada laga vs Juventus. (Foto: AFP/Marco Bertotello)
zoom-in-whitePerbesar
Ciro Immobile pada laga vs Juventus. (Foto: AFP/Marco Bertotello)
Lalu, bagaimana dengan Juventus dan Napoli?
Juventus sendiri, selain melawan Inter, juga akan satu grande partita lain menghadapi Roma. Artinya, kalaupun menang atas Inter, Juventus bisa saja kehilangan poin di tangan "Serigala Ibu Kota". Menilik kekalahan mereka dari Lazio, Juventus pun bisa saja menelan kekalahan dari Roma yang kondisinya pun sedang cukup baik.
Selain itu, Juventus juga bisa saja kehilangan angka di markas Bologna, meski kemungkinannya cukup kecil. Dengan asumsi bahwa mereka nantinya bakal bisa menjungkalkan Verona, Juventus di pertengahan musim nanti bakal punya koleksi poin 44, hasil menang atas Inter dan Verona, imbang dengan Bologna, serta kalah dari Roma.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Napoli. Di empat laga pemungkas, tidak ada tim papan atas yang dihadapi anak-anak asuh Maurizio Sarri. Walau begitu, mereka bisa saja dikejutkan oleh Fiorentina maupun Sampdoria, meski kemungkinannya juga tidak besar.
Di sini, Napoli bisa saja menyapu bersih empat laga sisa dengan kemenangan. Namun, seandainya pun mereka kehilangan poin--dalam artian bermain imbang, dan bukan kalah--kala menghadapi Fiorentina dan Sampdoria, Napoli pun bakal mendulang delapan poin tambahan. Dengan demikian, raihan poin mereka bakal menjadi 46, sama dengan Inter, tetapi dengan selisih gol yang lebih baik, Partenopei-lah yang bakal jadi Campione d'Inverno.