news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jelang Musim 2019, Pemimpin Tim Scuderia Ferrari Diganti

8 Januari 2019 2:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maurizio Arrivabene saat masih memimpin Scuderia Ferrari. (Foto: AFP/Andrej Isakovic)
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Arrivabene saat masih memimpin Scuderia Ferrari. (Foto: AFP/Andrej Isakovic)
ADVERTISEMENT
Scuderia Ferrari terus berbenah jelang dimulainya Formula 1 musim kompetisi 2019 Maret mendatang. Sebelumnya, tak lama setelah musim 2018 berakhir, mereka sudah melakukan perombakan dengan merekrut Charles Leclerc sebagai pebalap kedua menggantikan Kimi Raikkonen. Kini, giliran pejabat teras tim, Maurizio Arrivabene, yang menjadi korban perombakan.
ADVERTISEMENT
Arrivabene bergabung dengan Ferrari pada 2014 untuk menjadi Team Principal (Pemimpin Tim). Menariknya, pria 61 tahun ini sejatinya tak memiliki banyak pengalaman di bidang balap. Sosok kelahiran Brescia itu dulunya merupakan salah satu pejabat di perusahaan yang jadi sponsor Scuderia Ferrari, Philip Morris.
Keterlibatan Arrivabene di Formula 1 pun awalnya tidak ada sangkut pautnya dengan hal teknis. Pada 2010 dia duduk menjadi bagian dari Formula One Commission, tetapi di sana kapasitasnya hanya sebagai perwakilan sponsor-sponsor tim yang ada.
Dua pebalap Ferrari, Vettel dan Raikkonen. (Foto: GREG BAKER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Dua pebalap Ferrari, Vettel dan Raikkonen. (Foto: GREG BAKER / AFP)
Pada 2014 itu Arrivabene direkomendasikan langsung kepada Scuderia Ferrari oleh chairman-nya, Sergio Marchionne. Menurut Marchionne, Arrivabene memiliki pemahaman tidak cuma soal Ferrari tetapi juga mengenai olahraga balap mobil Formula 1 secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, era kepemimpinan Arrivabene di Ferrari tidak berjalan mulus. Puncaknya adalah musim 2018 lalu ketika dia membuat berbagai blunder seperti penggunaan ban yang salah di Grand Prix Jepang dan ketidaktegasannya dalam menetapkan team order. Celakanya, Arrivabene justru kerapkali menyalahkan anggota timnya sendiri atas kegagalan yang mereka raih.
Sebenarnya, Arrivabene bukan merupakan kambing hitam satu-satunya atas kegagalan Ferrari di musim 2018. Meskipun memiliki mobil dengan mesin yang lebih bagus ketimbang Mercedes, Ferrari akhirnya kembali gagal menjadi juara. Selain karena kebijakan-kebijakan Arrivabene, Scuderia Ferrari juga harus menderita karena berbagai kesalahan sang pebalap utama, Sebastian Vettel.
Mattia Binotto, team principal baru Scuderia Ferrari. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Mattia Binotto, team principal baru Scuderia Ferrari. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Namun, pada akhirnya Arrivabene-lah yang dikorbankan. Posisinya digantikan oleh Mattia Binotto, kepala bagian teknis yang sudah jadi bagian dari Ferrari sejak 1995.
ADVERTISEMENT
"Setelah empat tahun yang penuh dedikasi, Maurizio Arrivabene meninggalkan tim. Keputusan ini diambil bersama dengan para pejabat tinggi perusahaan setelah melalui diskusi panjang soal kepentingan Maurizio dan kepentingan tim sendiri," tulis Scuderia Ferrari dalam pernyataan resminya.
"Ferrari ingin berterima kasih kepada Maurizio atas kontribusinya dalam membuat tim jadi lebih kompetitif selama beberapa tahun terakhir dan mendoakan dirinya sukses di masa mendatang. Efektif saat ini juga, Mattia Binotto akan mengambil alih jabatan sebagai Team Principal," tutup pernyataan itu.
Bicara soal pengalaman di dunia balap, Binotto memang lebih unggul dibanding Arrivabene. Dia bergabung pada 1995 sebagai teknisi untuk pebalap penguji. Setelah itu kariernya menanjak dari teknisi mesin balap, teknisi balap, dan kepala permesinan sampai akhirnya ditunjuk jadi kepala bagian teknis pada 2016.
ADVERTISEMENT