Joel Embiid: Pahlawan Super Philadelphia 76ers

20 April 2018 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Center Philadelphia 76ers, Joel Embiid. (Foto: USA Today via Reuters/Jasen Vinlove)
zoom-in-whitePerbesar
Center Philadelphia 76ers, Joel Embiid. (Foto: USA Today via Reuters/Jasen Vinlove)
ADVERTISEMENT
Ketika pergi, Joel Embiid hanya manusia biasa dan ketika kembali, dia menjadi pahlawan super.
ADVERTISEMENT
28 Maret silam Embiid harus mengakhiri laga melawan New York Knicks lebih cepat. Center Philadelphia 76ers itu mengalami benturan dengan rekan setimnya, Markelle Fultz. Embiid ketika itu berusaha melakukan screening terhadap seorang pemain Knicks untuk memberi jalan kepada Fultz. Namun, dalam penetrasinya, Fultz justru menabrak Embiid.
Tubuh Fultz jauh lebih pendek dibanding Embiid. Sekitar 17 cm lebih pendek. Meski demikian, posisi tubuh Embiid yang sedikit membungkuk kala itu membuat kepalanya terhantam oleh bahu Fultz yang sedang bergerak dengan menggunakan daya ledak.
Embiid tak kuasa menahan rasa sakit. Dirinya pun segera dipapah keluar lapangan dan bahkan, untuk berjalan sampai ke kamar ganti saja dirinya kesulitan setengah mati. Di lorong stadion, Embiid sempat harus berhenti untuk mengaduh.
ADVERTISEMENT
Rasa sakit yang diderita Embiid itu tidak main-main. Dalam diagnosis lebih lanjut, diketahui bahwa pemain berusia 24 tahun tersebut mengalami gegar otak dan retak tulang orbital. Tulang orbital sendiri merupakan tulang tempat mata berada.
Hari itu juga musim reguler Embiid habis. Vonis tersebut memaksanya absen untuk melihat rekan-rekannya berjuang menyelesaikan musim. Beruntung, Embiid punya kawan-kawan yang bisa diandalkan. Sixers pun lolos ke playoff untuk pertama kalinya sejak 2011/12 setelah finis di urutan ketiga Wilayah Timur.
Di playoff, Sixers diadang Miami Heat. Lawan yang satu ini tidak bisa dibilang mudah, juga tidak bisa dibilang sulit. Tricky. Peluang kedua tim untuk lolos ke babak berikut kurang lebih sama.
Akan tetapi, itu adalah hitung-hitungan kalau Embiid bisa bermain. Pasalnya, kekuatan utama Sixers memang ada pada diri sosok asal Kamerun tersebut. Di musim reguler, Embiid bermain sebanyak 63 kali dan berhasil menyumbangkan poin rata-rata 22,9. Selain itu, kemampuan rebound alumnus Kansas University ini juga merupakan salah satu yang terbaik di liga. Dengan 11 rebound per laga, Embiid adalah pemain dengan catatan terbaik keenam.
ADVERTISEMENT
Sialnya, cedera itu membuat Embiid harus absen di dua laga perdana yang digelar di Philadelphia. Sixers memang berhasil menang di laga pertama, tetapi kemudian mereka kalah pada laga kedua.
Kekalahan Sixers pada laga kedua diwarnai oleh sebuah turbulensi yang berasal dari Embiid. Pemain bertinggi 213 cm itu sempat menyuarakan rasa frustrasinya di Instagram dengan menulis, "Aku muak dan lelah diperlakukan seperti bayi."
Ketika diwawancarai oleh Ramona Shelburne dari ESPN, Embiid menjelaskan bahwa rasa frustrasi itu muncul karena dia ingin sekali membantu timnya di playoff. Terlebih, ini adalah playoff pertamanya selama berkarier di NBA.
"Aku menjanjikan kota ini satu tempat di playoff tetapi aku tidak bisa bermain dan kemungkinan aku juga takkan bermain pada Kamis (Jumat pagi di gim ketiga, red). Lebih dari apa pun aku berharap bisa berada di lapangan. Aku cuma ingin segera diberi izin untuk bermain," tutur Embiid.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan Embiid itu membuat pelatih Sixers, Brett Brown, harus angkat bicara. Jawaban Brown saat itu memang cukup diplomatis. Dia tidak menjanjikan apa-apa dan hanya mengatakan bahwa semua pihak berada di sisi yang sama terkait penanganan cedera Embiid.
Perlu diketahui bahwa cedera Embiid itu cukup parah. Sehari sebelum laga ketiga digelar Jumat (20/4/2018) pagi WIB di American Airlines Arena, Miami, muncul kabar bahwa cedera itu berpotensi menyebabkan kerusakan permanen di matanya. Apabila Embiid terkena satu hantaman keras lagi, pandangan matanya bisa lenyap.
Kabar itu muncul seiring dengan munculnya kabar bahwa kondisi Embiid masih meragukan. Jelang laga di kandang lawan, situasi tersebut jelas tidak ideal bagi Sixers dan harapan mereka untuk berbuat lebih.
ADVERTISEMENT
Namun, segala kekhawatiran itu sirna pada hari H pertandingan. Embiid kembali ke daftar starting five Sixers bersama Dario Saric, Ben Simmons, Robert Covington, dan JJ Redick. Tak cuma kembali, Embiid muncul dengan penampilan baru.
Cedera parah itu memaksa Embiid untuk berlaga dengan menggunakan topeng wajah. Menurut catatan SB Nation, topeng itu dibuat dengan bahan campuran karbon dan polikarbon. Topeng itu baru pertama kali dibuat dan dijamin lebih kuat ketimbang topeng berbahan plastik yang sebelumnya marak digunakan. Di topeng tersebut, juga terpasang pelindung mata.
Embiid pun terlihat bagai seorang pahlawan super. Lebih hebatnya lagi, penampilannya juga tak kalah super. Embiid sukses menjadi pendulang poin terbanyak pertandingan tersebut bersama guard Heat, Goran Dragic. Kedua pemain itu sama-sama menghasilkan 23 poin.
ADVERTISEMENT
Namun, penampilan Embiid lebih komplet. Selain 23 poin itu dirinya juga memproduksi 7 rebound, 4 assist, 1 steal, dan 3 blok. Meski tidak mempersembahkan double-double seperti Justise Winslow (Heat/19 poin & 10 rebound) atau Ben Simmons (Sixers/19 poin & 12 rebound), catatan tadi membuat Embiid terlihat jadi pemain paling komplet di arena.
Keberhasilan itu membuat Embiid menjadi percaya diri. Dalam konferensi pers pascalaga dia berkata, "Aku akan menjadi mimpi buruk (bagi Miami Heat). Kupikir, aku adalah pemain bertahan terbaik di liga."
Well, pernyataan Embiid itu memang masih harus dibuktikan lagi. Pasalnya, tak cuma soal rebound, soal blok dan steal pun statistiknya belum jadi yang terbaik di NBA. Soal blok, Embiid (1,8 per laga) masih kalah jauh dari center Milwaukee Bucks, John Hensonn, yang mencatatkan 3,5 blok per laga. Sementara, soal steal (0,6) dia juga kalah jauh dari Jayson Tatum (3,5 per laga).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Embiid masih punya kans untuk terus berkembang dan memperbaiki catatannya lagi. Playoff masih panjang dan kalaupun kali ini Sixers harus terhenti lebih awal, di musim-musim berikut kesempatan Embiid masih banyak. Sekarang, semua terserah kepadanya apakah dia masih tetap ingin menjadi pahlawan super atau kembali jadi manusia biasa.