Jonatan Christie: Target Pribadi Saya ke Olimpiade 2020

30 November 2018 12:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie saat di temui kumparan di PBSI, Jakarta, Jumat (31/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie saat di temui kumparan di PBSI, Jakarta, Jumat (31/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie ingin menambah statusnya menjadi seorang Olimpian. Ya, atlet mana, sih, yang tidak ingin tampil di Olimpiade yang notabene merupakan multiajang olahraga tertinggi di dunia?
ADVERTISEMENT
Jonatan punya bekal sebagai juara Asian Games, multiajang se-Asia, satu tingkat di bawah Olimpiade. Maka, pemain asal PB Tangkas ini berambisi mewakili skuat 'Merah-Putih' di Olimpiade 2020 yang akan berlangsung di Tokyo. Untuk mencapainya, Jojo —sapaan akrab Jonatan— harus bisa lolos kualifikasi yang perhitungan poinnya dimulai akhir April 2019 hingga April 2020.
Untuk sektor tunggal putra sendiri, jika setiap negara ingin mengirimkan dua wakil maksimal, harus ada dua nama di 16 besar. Jika tidak, hanya satu yang bisa dikirim. Jojo, harus bersaing dengan tunggal andalan pelatnas lain, Anthony Sinisuka Ginting, juga kompatriot, Tommy Sugiarto.
Dari sini, muncul satu pertanyaan: Bisakah Jojo mengisi kuota dua nama dari Indonesia?
"Target pribadi saya tahun depan adalah masuk Olimpiade. Untuk aturan perebutan poinnya nanti akan didiskusikan dengan pelatih. Yang pasti target pribadi saya di Olimpiade," ujar Jojo kepada awak media saat ditemui di acara HUT PB Tangkas di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kalau pelatih dan klub tidak pernah kasih target. Itu membuat saya bersyukur sehingga saya bisa mengembangkan apa yang ada dalam diri saya," imbuh atlet yang juga meraih emas di SEA Games 2017 ini.
Pebulu tangkis Jonatan Christie saat perayaan ulang tahun ke-67 PB Tangkas Intiland di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis Jonatan Christie saat perayaan ulang tahun ke-67 PB Tangkas Intiland di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Emas di nomor perorangan tunggal putra Asian Games 2018 yang direngkuh di Istora Gelora Bung Karno Agustus lalu menjadi pencapaian terbaik sang atlet. Di tur dunia BWF 2018, Jojo nirgelar. Imbasnya, poin atlet berusia 21 tahun ini kurang untuk lolos ke BWF World Tour Finals yang bakal digelar pada Desember mendatang.
Dengan sistem maksimal dua wakil tiap negara di klasemen poin tur BWF, Jojo kalah dari Tommy dan Anthony. Hal ini menjadi pelajaran baginya untuk menajamkan asa musim depan, saat perburuan poin tak hanya untuk peringkat BWF tetapi juga penentuan nasib ke Olimpiade 2020.
ADVERTISEMENT
"Pembelajaraan buat saya dan tim pelatih untuk menentukan jadwal tahun depan. Harus lebih banyak kejuaraan yang diambil dan yang lebih difokuskan adalah konsistensi saya di setiap pertandingan," katanya.
"Ada plusnya tidak lolos ke World Tour Finals, saya bisa lebih fokus latihan apa yang masih kurang. Untuk saat ini fokus saya adalah mengembangkan diri lewat latihan dan membenahi kekurangan saya. Saya fokus melatih apa yang kurang," ucap Jojo.
Di Olimpiade, sektor tunggal putra Tanah Air sempat berjaya di era Taufik Hidayat pada 2004, sekaligus menjadi emas terakhir yang ditorehkan Indonesia. Di tahun pertama bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade 1992, Indonesia malah lebih berjaya.
Selain emas pertama dari Alan Budikusuma, perak diamankan Ardy Wiranata dan Hermawan Susanto mendapat perunggu. Wakil Indonesia pun menyapu bersih podium saat itu. Kini, Jojo maupun wakil lain yang berambisi ke Olimpiade 2020 diadang tugas berat mengembalikan takhta sektor tunggal. Apalagi, di pelatnas sendiri Jojo juga terus bersaing dengan Anthony, juara China Terbuka 2018 Super 1000.
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mendapat emas di cabang olah raga bulu tangkis Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mendapat emas di cabang olah raga bulu tangkis Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Tidak ada beban. Dari dua tahun lalu, saya dan Anthony berjuang dari bawah, mulai Super Series ikutnya kualifikasi. Bahkan sempat bertemu di kualifikasi. Ini justru tantangan baru buat kami agar levelnya naik satu tingkat lagi," tuturnya.
Lantas, bagaimana pelatih melihat peluang Jonatan ke Olimpiade 2020? Ditemui dalam acara yang sama, Hendry Saputra Ho, pelatih kepala tunggal putra PBSI yang juga berasal dari PB Tangkas, mengatakan sulit berharap dengan kondisi Jojo saat ini.
"Untuk sekarang, saya sebutkan tidak bisa. Tapi memang arahannya (masukan) tidak jauh dari fisik dan stamina. Waktu itu lawan Kento Momota, di gim kedua dan ketiga ada keadaan di mana otot kakinya tidak kuat jadi lambat, tidak bagus endurance dia," kata Hendry merujuk kekalahan Jojo di laga terakhir perempat final Hong Kong Terbuka 2018 lawan rival asal Jepang itu.
ADVERTISEMENT
"Tapi di Asian Games, Jojo main sembilan kali, empat di nomor beregu dan lima kali sampai final di nomor perorangan, itu sudah bagus. Formulanya harus diulang atau ditingkatkan lagi," ujarnya mengakhiri.