Jurnal: Meresapi Taklimat Sang Senior untuk Sanggoe Darma Tanjung

30 Agustus 2018 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet skateboard putra Indonesia,  Sanggoe Darma Tanjung pada laga final di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet skateboard putra Indonesia, Sanggoe Darma Tanjung pada laga final di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cuaca di Kota Pelembang siang itu cukup terik, menyentuh 33 derajat celsius. Di venue skaterpark Jakabaring Sport City, di samping media centre, terdapat halaman yang cukup luas.
ADVERTISEMENT
Di sudut kirinya, ada dua tangga untuk bisa masuk ke ruang serba guna. Di sana, saya mengesap kopi bersama seorang kawan dari Jakarta di antara dua tangga itu.
Kami baru saja menyaksikan aksi skatboarder Indonesia naik podium di ajang Asian Games. Kebetulan saya mendapat tugas untuk meliput sejumlah cabang olahraga (cabor) yang tampil di Palembang selama Asian Games 2018. Skateboard, tentunya, menjadi cabor yang sayang untuk dilewatkan.
Meski baru melakoni debutnya di Asian Games, sejumlah nama skateboarder Tanah Air sudah cukup dikenal oleh kalangan olahraga yang identik dengan subkultur ini. Sebut saja nama-nama seperti Sanggoe Darma Tanjung, Jason Dennis, Bunga Nyimas dan Pevi Permana Putra.
Dan membuka obrolan, kami memilih 'menggunjingkan' Pevi-- skateboarder senior yang merajai kejuaraan di Indonesia. Tak lama berselang, mungkin hanya hitungan menit sejak saya duduk, Pevi datang melalui jalur belakang. Mengenakan jaket kontingen berwarna merah, ia menutupi kepalanya dengan kupluk jaket itu. Pevi ditemani oleh seorang perempuan yang saya yakini adalah istrinya.
ADVERTISEMENT
Pevi mengambil tempat, meminta diri untuk duduk. Saya saling lirik, ada pikiran lain di benak saya. Bagaimana kalau bertanya tentang penampilan kompatriotnya, Sanggoe, yang meraih medali perak pada nomor street putra dengan total perolehan nilai 30,5. Sanggoe harus kalah dari skaterboarder asal Jepang, Keyaki Iye, yang meraih emas dengan perolehan 31,1.
"Iya saya nonton, malahan trick yang terakhir saya yang nyuruh," ujar Pevi membuka obrolan.
Sanggoe Darma Tanjung meraih medali perak pada cabang olahraga skateboard nomor jalan putra. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sanggoe Darma Tanjung meraih medali perak pada cabang olahraga skateboard nomor jalan putra. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Pada kesempatan terakhir, Sanggoe gagal menuntaskan trick kelima. Padahal, jika mampu, bisa dipastikan skateboarder asal Bali itu bisa mengunci kemenangan karena pada kesempatan yang sama, Keyaki juga gagal mendulang poin.
Namun, fakta berbicara lain. Meski keduanya gagal, Keyaki tercatat unggul di trick keempat, sementara Sanggoe gagal.
ADVERTISEMENT
"Jadi kesalahan Sanggoe itu sebenarnya ada di trick kedua, bukan di trick terakhir. Di trick kedua, seharusnya, Sanggoe mencoba yang 'agak aman'. Lalu di trick keempat memang harus nyoba yang itu karena buat nendangin (mengangkat nilai) poin ke (mendapat) 7,4, nggak bisa pakai trick biasa. Itu combo trick harusnya."
"Nah, kalau Sanggoe nyobain di flat rel atau di rel yang kecil ada risiko, pertama Indonesia kurang pride. Kedua, terlalu memperlihatkan level yang terlalu bawah dan itu role di skate memang salah melakukan trick itu. Dan saya kira memang kurang beruntung aja. Tetapi, itu bukan spekulasi trick-nya Sanggoe juga karena memang trick andalan dia juga," kata Pevi.
Atlet skateboard putra Indonesia, Pevi Permana Putra meraih medali perunggu pada laga final nomor taman putra dengan skor akhir 67.00 di Jakabaring Sport City,  Palembang,  Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet skateboard putra Indonesia, Pevi Permana Putra meraih medali perunggu pada laga final nomor taman putra dengan skor akhir 67.00 di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Pada kesempatan run pertama, Sanggoe berhasil mengemas 6,5 lewat aksi 360 slide. Akan tetapi, pada kesempatan kedua, lewat flip silde, Sanggoe memilih bermain aman dengan menggunakan teknik oliie grid. Alhasil, pada kali kedua Sanggoe hanya mengantongi 6,7 kalah dari skateboarder asal Jepang Keyaki Ike dengan nilai 7,8.
ADVERTISEMENT
Pundi-pundi nilai Sanggoe memang bertambah pada kesempatan ketiga. Lewat aksi pop shove-it, ia mengemas nilai 7,7. Dan hingga kesempaan ini, ia mengemas total nilai 30,5.
Dalam dua kesempatan terakhir, utamanya pada kesempatan keempat Sanggoe gagal mendulang nilai karena gagal memamerkan aksi 360 slide. Alhasil, perolehan nilainya terkejar oleh Keyaki Ike dengan nilai 31,1.
Atlet skateboard putra Indonesia,  Sanggoe Darma Tanjung pada laga final di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet skateboard putra Indonesia, Sanggoe Darma Tanjung pada laga final di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu (29/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Gagalnya Sanggoe memang sedikit mengernyitkan dahi. Dan, semua orang yang menyaksikan berhasil dibuat menahan napas. Jika Sanggoe mampu menuntaskan trick terakhir mungkin cerita akan berkehendak lain. Baik Pevi, Sanggoe dan kami yang menjadi penonton bisa saja akan menuliskan kisah yang lain.
"Kalahnya memang tipis, 0,74 poin yang dia butukan. Tetapi, kumaha nya (bagaimana, ya) memang sudah takdirnya. Mungkin, ya," tutur pria asal Bandung itu.
ADVERTISEMENT
Usai berkisah menyoal Sanggoe, Pevi meminta diri untuk pamit beberapa menit. Ia hendak mengerjakan salat Zuhur.
"Nanti lagi ceritanya, ya. Sok (silakan) ngopi dulu aja," katanya.