Kalahkan Wakil Korsel, Tommy Sugiarto Segel Tiket Semifinal

28 September 2018 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis Indonesia Tommy Sugiarto pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, kamis (5/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis Indonesia Tommy Sugiarto pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, kamis (5/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kemenangan belum menjauh dari Tommy Sugiarto. Laga perempat final Korea Terbuka 2018 ditutupnya dengan kemenangan yang mengganjarnya dengan tiket semifinal. Bertanding di SK Olympic Handball Gymnasium, Seoul, pada Jumat (28/9/2018), Tommy berhasil mengandaskan perlawanan Heo Kwang Hee dengan skor 15-21, 21-19, 21-9.
ADVERTISEMENT
Laga melawan wakil tuan rumah tidak menjadi pertandingan yang mudah bagi Tommy. Hal ini dibuktikan dari keunggulan 14-8 yang berhasil direngkuh oleh Heo di gim pertama. Namun, bukan berarti Tommy langsung meringkuk di hadapan keunggulan lawan.
Dari posisi tertinggal 8-14, tiga angka beruntun diraih dan menggeser skor menjadi 12-14. Dua angka didapat dari lesakan smes yang tak mampu dijangkau lawan. Sementara, satu angka datang karena penempatan shuttlecock lawan keliru sehingga pukulannya dinyatakan out.
Raihan angka Tommy belum berhenti. Poin ke-12 direngkuhnya usai menuntaskan reli yang dibangun oleh 22 pukulan dengan kemenangan. Poin ini adalah poin curian. Sebabnya, lagi-lagi penempatan shuttlecok Heo bermasalah. Kabar baik bagi kubu Indonesia, dua kesalahan serupa memampukan Tommy menyamakan kedudukan menjadi 14-14.
ADVERTISEMENT
Saat kedudukan imbang 15-15, Tommy keliru dalam membaca kedatangan shuttlecock. Agaknya, ia berpikir bahwa shuttlecock kiriman Heo itu bakal jatuh di luar lapangannya lagi. Sayangnya, kali ini akurasi pukulan Heo tak tercoreng. Shuttlecock jatuh tepat di depan garis dan Heo memimpin tipis 16-15. Setelahnya, Heo melesat. Smes menyilangnya tak mampu diamankan Tommy sehingga membuahkan poin ke-17 untuk sang penggawa Korea Selatan.
Sinyal waspada menyala untuk Indonesia karena laju Heo dalam merebut poin belum berhenti. Keunggulan 17-15 itu ia giring pada game point 20-15 yang berhasil ia ubah menjadi kemenangan 21-15 di gim pertama.
Gim kedua menjadi gim pertaruhan buat Tommy, karena bisa saja langkahnya diperpanjang berkat kemenangan di gim ini. Barangkali, pemikiran macam itu yang membuatnya lebih berhati-hati di awal gim kedua. Bukannya berusaha memutus serangan lawan dengan cepat, ia memilih untuk bermain defensif lebih dulu dan mencuri poin saat Walau tak lepas dari risiko, permainan seperti ini membuat Tommy tetap menempel ketat dengan Heo. Untuk sementara, Heo hanya unggul tipis 4-3 di 10 menit gim kedua.
ADVERTISEMENT
Setelah sanggup menyamakan kedudukan 5-5, Tommy malah memimpin balik 7-5. Di situasi ini, Heo memang terlihat terburu-buru untuk menutup bangunan serangannya. Agresivitasnya memang mengancam, tapi ancamannya tak cukup hebat untuk membuat Tommy kehilangan angka. Malah, Tommy-lah yang kedapatan angka-angka tambahan.
Yang mengesankan, bila dua angka di dapat Tommy akibat kesalahan lawan, dua angka berikutnya diraih Tommy karena pukulannya terlambat diantisipasi Heo. Sebagai hasil, Tommy mulai menjauh 9-5 dari Heo.
Di kedudukan 9-7, pertandingan sempat dihentikan sebentar. Sebabnya, Tommy meminta time out untuk mendapatkan perawatan dari tim medis. Yang menjadi persoalan adalah luka di jarinya yang bukannya tak mungkin bakal mempersulitnya bila tak segera ditangani. Usai mendapat penanganan singkat, laga kembali dilanjutkan. Kali ini, keunggulan semakin berpihak pada Tommy. Satu angka memang berhasil direbut oleh Heo, tapi Tommy sanggup menutup interval dengan keunggulan 11-8.
ADVERTISEMENT
Laga usai interval langsung dibuka Tommy dengan jumping smash sebagai caranya mengembalikan servis Heo. Walau arahnya bisa dijangkau, agaknya Heo tak siap dengan serangan cepat Tommy yang mengarah ke kanan lapangannya. Yang terjadi setelahnya, Heo cuma terdiam menyaksikan shuttlecock terjatuh di sebelahnya.
Usai kehilangan satu angka lagi, Heo bangkit. Tiga angka beruntun menjadi bagiannya. Angka pertama didapat karena pukulan menyilang dekat netnya tidak berhasil diterima oleh Tommy. Dua angka berikutnya datang karena kesalahan ganda Tommy. Hanya, efektivitas permainan Tommy belum terlucuti seluruhnya. Dropshot dari tengah lapangan melahirkan manuver yang membuat shuttlecock tergelincir dari raket Heo. Untuk sementara, Heo mengejar 11-13.
Keunggulan yang tidak terlampau berjarak tetap berhasil dipelihara oleh Tommy. Setelah lawan menyamakan kedudukan 14-14, Tommy menurunkan tempo permainan yang lucunya memancing lawan melakukan dua kesalahan penempatan shuttlecock. Sayangnya, Heo memperbaiki kesalahan ini dengan jumping smash yang mengarah ke tengah lapangan. Akibatnya, Heo kembali mendekat 15-16.
ADVERTISEMENT
Tommy Sugiarto (Foto: ANTARA FOTO/Humas PBSI/wsj/ama/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Sugiarto (Foto: ANTARA FOTO/Humas PBSI/wsj/ama/18.)
Laga gim kedua ini menjadi bukti bahwa tak selamanya permainan agresif bisa membawa seorang pebulu tangkis pada kemenangan. Heo memang berhasil mengejar berkat serangan-serangannya, tapi selalu ada momentum bagi Tommy untuk mempertahankan keunggulan tipis. Itulah yang terjadi dalam perjalanannya meraih game point 20-19
Awalnya, Heo memenangi reli akibat pukulan cepatnya membuat Tommy kehilangan kontrol. Akibatnya, Heo menempel ketat 17-18. Kedua, Heo memenangi challenge yang diajukan oleh Tommy. Setelah melihat tayangan ulang, pukulan jauh Heo dinyatakan masuk karena shuttlecock masih terjatuh tepat di garis tepi. Alhasil, kedudukan menjadi imbang 18-18. Namun, permainan cepat yang terjadi setelahnya justru membuat Heo membenturkan shuttlecocknya ke net, sehingga keunggulan tipis 19-18 menjadi keberuntungan yang berkawan dengan Tommy.
ADVERTISEMENT
Laga horor belum berhenti karena Tommy kembali kehilangan angka. Permainan reli yang digagasnya justru membuatnya kehilangan angka akibat kesalahan sendiri, skor pun kembali imbang 19-19. Namun, yang terjadi setelahnya, game point menjadi milik Tommy dalam kedudukan 20-19. Bila ditanya musababnya, maka jawabannya adalah kesalahan penempatan shuttlecock oleh Heo.
Keberuntungan kerap datang setelah horor mendera. Kali ini keberuntungan itu merapat dalam bentuk kesalahan serupa dari kubu lawan. Di sini, Heo kembali kehilangan kendali sehingga smes yang dilesakkan justru mengantarkan shuttlecock terlempar ke luar lapangan Tommy. Kemenangan Tommy dengan skor 21-19 lantas menjadi penanda bahwa laga harus berlanjut ke gim ketiga.
Di gim pamungkas, Tommy langsung tancap gas. Keunggulan 7-3 langsung dibukukannya. Namun, tiga eror berturut-turut mengantarkan Heo pada kedudukan ketat 6-7. Saat Tommy memimpin 8-7, efek bumerang menjadi musuh dalam selimut yang menguntit Heo.
ADVERTISEMENT
Bila dirunut, wakil tuan rumah inilah yang menggagas reli berlangsung dalam tempo cepat. Untungnya, bangunan pertahanan Tommy tak mudah roboh. Dengan piawai dan telaten ia menahan gempuran serangan yang sengaja diarahkan Heo ke tubuh Tommy.
Klimaksnya, Tommy mendapat momentum untuk mengembalikan serangan Heo dengan pukulan jauh. Heo memang punya waktu untuk menyesuaikan posisi dan mengembalikan pukulan Tommy. Tapi, pengembalian itu tak sempurna sehingga hanya sanggup menabrakkan shuttlecock pada net.
Setelah mengamankan keunggulan interval 11-7, Tommy melesat menjangkau keunggulan 15-7. Meski tak seofensif Heo, permainan Tommy jauh lebih rapi dan rapat daripada lawannya itu. Baru saat kedudukan 15-8, Tommy mulai mengeluarkan sengatnya. Permainan reli Heo diladeninya dengan mengombinasikan pukulan ofensif yang biasanya diawali dengan tiga atau empat pukulan pukulan defensif.
ADVERTISEMENT
Tommy Sugiarto, pemain badminton Indonesia. (Foto: Commons Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Sugiarto, pemain badminton Indonesia. (Foto: Commons Wikimedia)
Berulang kali Heo mencoba menembus pertahanan Tommy dengan pukulan-pukulan mengarah ke tubuh, tapi benteng yang dibangun Tommy masih terlampau kokoh. Sebagai penutup, Tommy melepaskan smes jauh yang memancing Heo melakukan kesalahan pembacaan penempatan shuttlecock. Mengira pukulan itu bakal out, angka justru melayang dari pundi-pundi Heo.
Keunggulan 16-8 itu berhasil diperlebar Tommy menjadi 18-9. Heo yang berusaha meraih angka secepatnya justru terjebak dalam lubang yang sama, melakukan kesalahan penemapatan shuttlecock dua kali berturut-turut. Akibatnya, bukan hanya keunggulan 19-9 yang datang ke tangan Tommy, tapi juga match point 20-19.
Proses Tommy mengubah match point itu pun tak bisa dilepaskan dari kesalahan Heo. Jumping smash Tommy diterima Heo dengan pukulan tanggung yang membuat shuttlecock hanya mencapai area dekat net. Sebagai antisipasi, Tommy mendorong shuttlecock ke arah badan Heo.
ADVERTISEMENT
Dengan percaya diri, Heo menerimanya dengan pukulan forehand yang cepat. Alih-alih mendapat angka, pukulan itu justru mengganjar Tommy dengan kemenangan 21-9. Sebabnya, pukulan tadi hanya sanggup membuat shuttlecock kembali membentur net.
Kemenangan ini pada akhirnya menjadi pedang bermata dua untuk kubu Indonesia. Di satu sisi, ia mengantarkan Tommy ke babak semifinal. Di sisi lain, ia mengantarkan Tommy pada laga melawan wakil Indonesia lainnya, Jonatan Christie.