news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Karena Winny Kandow Butuh Waktu untuk Gantikan Lilyana Natsir

19 Juli 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Winny Oktavina Kandow saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jumat (19/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Winny Oktavina Kandow saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jumat (19/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Istora Gelora Bung Karno (GBK) menghadirkan podium juara untuk Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada Indonesia Open 2018. Namun, dengan pasangan berbeda yakni Winny Oktaviana Kandow, Tontowi gagal mengulangi capaiannya tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying asal Malaysia di perempat final, Jumat (19/7/2019) sore WIB, Tontowi/Winny takluk dengan skor 11-21, 21-14, dan 14-21. Sempat dituturkan oleh Winny bahwa dirinya melakukan banyak kesalahan sehingga gagal memenangi gim ketiga.
Hal tersebut tak dimungkiri oleh pelatih sektor ganda campuran di PBSI, Richard Mainaky. Menurut dia, masih ada gap kematangan antara Tontowi dan Winny sehingga belum bisa tampil maksimal. Ya, jika Tontowi sudah menginjak 32 tahun, Winny baru berumur 20 tahun.
Beda hal tentu ketika Tontowi berpasangan dengan Liliyana. Dalam pembagian peran pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 ini, Liliyana justru bertindak sebagai mentor dengan umur yang satu tahun lebih tua.
"Inilah risikonya. Kami masih berproses mencari sosok pengganti setelah Butet pensiun dan ini semua tanggung jawab saya," tutur Richard.
ADVERTISEMENT
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menundukkan pasangan ganda campuran Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yo Jung. Foto: Nafielah Mahmudah/Antara/INASGOC
"Di pertandingan tadi, Winny kalah pengalaman, sementara Owi (sapaan akrab Tontowi) sendiri tidak kalah pengalaman. Tipe permainan dia (Winny) adalah sodok dan blok. Saya minta mengubah dan sesekali ada remnya. Kadang-kadang berhasil, tetapi kadang-kadang juga dia reflek untuk menyodok," lanjutnya.
Tentu bukan tanpa sebab Winny dipilih menjadi tandem Owi. Awal tahun lalu, Richard menuturkan Winny merupakan pebulu tangkis yang cuek dan sanggup mengimbangi permainan Owi mulai dari tempo hingga kemampuan teknis.
Kekalahan dari Chan/Goh tak mengubah pandangan Richard terhadap Winny. Malah, dia memandang hasil melawan pasangan nomor lima dunia itu melahirkan pelajaran penting untuk perkembangan Winny.
"Saya puas mereka kalah dengan salah satu yang terbaik. Karena ini demi kebaikan Winny juga secara pengalaman," imbuh pelatih berusia 54 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Setelah Butet, saya melihat Winny cocok dengan Owi. Saya akan berusaha didik mereka dan membantu mereka lolos ke Olimpiade 2020. Progresnya bagus Winny untuk ke depannya," pungkas Richard.