Kedalaman Skuat dan Jeniusnya Brad Stevens, Kunci Sukses Celtics

22 November 2017 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren kemenangan Boston Celtics berlanjut. (Foto: Reuters/ D. Smith USA Today-Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tren kemenangan Boston Celtics berlanjut. (Foto: Reuters/ D. Smith USA Today-Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
Boston Celtics memulai pertandingan pertama mereka di musim reguler NBA 2017/18 dengan meraih kemenangan 108-100 di kandang Charlotte Hornets. Revolusi skuat anyar Celtic pun disanjung; dianggap berhasil.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sejak kehilangan Gordon Hayward di gim kedua pada 18 Oktober karena mengalami cedera patah tulang tibia kiri, Boston Celtics diperkirakan akan kesulitan melewati musim reguler ini. Buktinya kentara manakala di gim kedua dan ketiga Celtics selalu kalah. Pertama dari Cleveland Cavaliers kemudian dari Milwaukee Bucks.
Namun, persepsi itu bisa dipatahkan oleh Brad Stevens selaku juru taktik dengan mengembalikan mental para pemainnya usai tragedi yang menimpa Hayward. Diawali dengan mengalahkan Philadephia 76ers 102-92, pelatih berusia 41 tahun ini sukses membawa Celtics meraih 16 kemenangan beruntun.
Bahkan Celtics bisa meraih kemenangan dari tim-tim kuat macam San Antonio Spurs, Oklahoma City Thunder, dan Golden State Warriors. Tren kemenangan ini tentu tak hanya disebabkan oleh seorang Brad Stevens saja. Kami telah merangkum beberapa faktor lain yang juga jadi pendukung dari laju Celtics yang ciamik ini.
ADVERTISEMENT
1) Jayson Tatum Pilihan Draft Pick yang Tepat bagi Celtics
Celtics mungkin harus berterima kasih banyak kepada Danny Aigne, selaku General Manager and President of Basketball Operations Boston Celtics yang telah membawa Jayson Tatum terpilih sebagai draft pick Celtics musim ini.
Pemain berusia 19 tahun yang diambil dari Duke University itu nyatanya bisa menjadi salah satu tulang punggung tim, meski masih berstatus rookie. Sejak pramusim NBA yang bertajuk NBA Summer League pada September lalu, Tatum sudah menunjukkan gelagat bahwa ia bisa mendapatkan tempat reguler di dalam tim.
Dari delapan pertandingan yang ia jalani di ajang itu, tatum sukses mencatatkan 18,7 poin per gim (PPG), 9,7 rebound per gim (RPG), 2,3 steals per gim (SPG), dan 2,0 assist per gim (APG) dengan menit bermain mencapai 33 per pertandingan. Menjanjikan? Jelas, karena ia menjadi pemain keenam dengan rata-rata raihan poin terbanyak di ajang pramusim itu.
ADVERTISEMENT
Beranjak ke pertandingan NBA sesungguhnya, mental Tatum rupanya tak jadi melempem meski bermain menjadi starter di pertandingan pembuka Celtics melawan Hornets. Meski tak signifikan, Tatum bisa mencetak 8 poin, 5 rebound, dan 1 assist.
Tatum kemudian harus mengemban tugas berat menggantikan peran Hayward yang cedera. Namun, pemain berpostur 203 cm ini bisa membayar kepercayaan itu dengan selalu menjadi starter dalam 18 pertandingan Celtics. Dari 18 gim itu, Tatum rata-rata mencetak 13,9 PPG, 5,8 RPG, dan 1,3 APG.
2) Kyrie Irving Semakin Matang
Tyrone Lue bisa jadi sedang menggigit jarinya saat ini ketika melihat pemain yang dibesarkannya di Cleveland Cavaliers itu menjadi sosok yang makin matang di Boston Celtics.
ADVERTISEMENT
Cavs memang harus menyesal karena melepas Irving. Sedangkan bagi Celtics, tuah kedatangan pemain berusia 25 tahun ini makin hari kian terlihat. Dari 18 pertandingan, ia selalu diturunkan sebaga starter dengan rata-rata poin per gim sebesar 22,5.
Irving pun menjadi sosok penting soal mengkreasikan poin bagi teman-temannya dengan catatan 5,3 assist per gim. Namun, ada lagi catatan menarik soal Irving di Celtics. Di sini, dia semakin rajin membantu pertahanan dengan rata-rata melakukan 3,2 rebound per pertandingan. Hal ini tidak aneh jika mengingat kerasnya Stevens soal urusan bertahanan.
3) Dalamnya Skuat Boston Celtics
Tak ada satu pun pemain Celtics yang masuk ke dalam 10 besar pemain paling berpengaruh dalam satu tim--bahkan Irving yang sebegitu impresifnya hanya berada di rangking ke-18. Sepintas, para pemain Celtics nampak tak bagus-bagus amat, bukan?
ADVERTISEMENT
Namun, Brad Stevens memang tidak menekankan permainan hanya pada satu orang saja--meski di dalam timnya ada banyak nama menterang dan memiliki skill mumpuni untuk bisa menjadi pemain yang superior. Tapi, Celtics-nya Stevens bukanlah one man team saja. Terlebih, sejak Hayward dipastikan absen hingga akhir musim, pemain-pemain lain justru bermunculan silih berganti mengisi celah yang ditinggalkan.
Dari 15 pemain (termasuk Hayward) yang dimiliki Celtics, 11 pemain memiliki menit bermain di atas 10 menit yang artinya, Stevens selalu melakukan rotasi dan mempercayakan pemain bench-nya untuk turun di setiap permainan.
Kemudian soal pencetak poin, Celtics tak pernah terlalu bergantung kepada satu atau dua pemain saja. Terlihat dari 5 pemain yang selalu diturunkan sebagai starter, rata-rata poin per gim mereka tidak terlalu jauh (Kyrie Irving 22,5 PPG, Jaylen Brown 16,2, Al Horford 14,2, Jayson Tatum 13,9, Marcus Morris 12,9).
ADVERTISEMENT
Dari sini bisa terlihat bahwa Celtics tak pernah kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan dan mencetak angka, karena setiap pemainnya diberikan kesempatan dan kepercayaan yang sama untuk mencetak poin tanpa mengandalkan satu atau dua pemain saja.
4) Defense Celtics Paling Kuat
Ada ungkapan dari Sir Alex Ferguson yang berbunyi "Menyerang membuat timmu memenangi pertandingan, sedangkan pertahanan membuat timmu meraih gelar juara."
Apa yang dikatakan oleh mantan pelatih Manchester United itu memang ditujukan pada olahraga sepak bola. Namun, manifestasi dari ungkapan itu nyatanya berlaku juga di olahraga bola basket dan Celtics sedang merepresentasikan hal tersebut.
Kami sudah sebutkan di atas, tidak ada satu pun pemain Celtics yang masuk rangking 10 besar pemain paling berpengaruh soal penyerangan. Namun, soal urusan pertahanan, ada lima pemain Celtics yang masuk di rangking 10 besar. Aaron Baynes dan Marcus Smart menempati posisi satu dan dua, diikuti Jaylen Brown dan Terry Rozier di posisi enam dan tujuh, serta Jayson Tatum di urutan kesepuluh.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Celtics juga menjadi tim dengan defensive rating terbaik di NBA. Rata-rata tim lawan hanya bisa mencetak 95,8 poin ke dalam ring Celtics per pertandingannya. Selain itu, Celtics juga menjadi tim dengan persentase defensive rebound tertinggi dengan 82%.
Sederhananya, jika dengan menguasai rebound khususnya di pertahanan sendiri, kesempatan tim lawan untuk mencetak angka akan semakin kecil. Ini terbukti dengan rata-rata kemasukan poin Celtics di bawah angka 100. Berbanding jauh dengan Cavaliers--sebagai tim dengan defense terburuk--yang kemasukkan 109,4 poin per laga.
5) Seni Mengambil Timeout ala Brad Stevens
Tak lengkap rasanya jika membahas 16 kemenangan beruntun Celtics hanya melalui para pemain atau statistiknya saja. Aktor lain di pinggir lapangan yang selalu siap meneriaki pemainnya untuk melakukan defense pun jadi faktor lain di balik rangkaian kemenangan ini.
ADVERTISEMENT
Brad Stevens, sebagai pelatih muda yang baru kali pertama membesut tim NBA dan langsung sebesar Boston Celtics, mampu membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih paling impresif dalam tiga tahun terakhir ini.
Salah satu yang membuatnya menarik adalah soal kejeniusannya membaca momentum dan meminta timeout. Di dalam olahraga yang sangat intens macam bola basket, setiap momen bisa berubah begitu cepat. Nah, untuk mensiasati perubahan momentum itu, pelatih bisa meminta timeout untuk memutus momentum lawan dan membalikkannya.
Stevens menunjukkannya beberapa kali dan yang paling kentara adalah ketika Celtics bertamu ke Brooklyn Nets. Pada pertandingan itu, Irving dkk. mampu memimpin dengan selisih 13 poin di akhir kuarter tiga. Namun, kuarter empat baru berjalan empat menit, Nets berbalik unggul 82-81.
ADVERTISEMENT
Stevens yang tidak puas dengan penampilan pasukannya kemudian meminta timeout dan seperti dilansir NBC Sports Boston, Stevens memberikan beberapa pesan kepada pemainnya.
"Kita bermain kacau di tiga menit ini. Sekarang kita bisa bermain lagi," kata Stevens kepada para pemainnya.
Pertandingan pun dimulai kembali, dan secara mengejutkan dalam dua menit mereka bisa berbalik unggul 92-81. Keunggulan itu pun terus bertahan dan Celtics mengakhiri laga dengan kemenangan 109-102. Marcus Morris saat itu menjadi pemain kunci Stevens dengan mencetak 10 poin di kuarter empat.
Timeout memang bisa memberikan keajiban, dan itulah yang dilakukan Celtics saat itu untuk mengunci kemenangan beruntun ke-13 mereka. Kredit untuk Stevens yang langsung mengambil timeout dan memberikan pesan yang tegas kepada para pemainnya, juga kredit bagi para pemain yang bisa menerapkan pesan itu di lapangan.
ADVERTISEMENT
So, Celtics masih sangat mungkin melanjutkan tren kemenangan mereka. Jika bisa mengalahkan Miami Heat pada Kamis (24/11/2017) pagi WIB, mengingat Heat yang tidak terlalu bagus di musim ini, kemungkinan Celtics untuk menambah kemenangan beruntuk menjadi 17 kali sepertinya terbuka lebar.