Kegagalan di Denmark Open sebagai Pelajaran untuk Jonatan Christie

18 Oktober 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonatan Christie sukses menembus perempat final Kejuaraan Dunia 2019. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie sukses menembus perempat final Kejuaraan Dunia 2019. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie gagal berbicara lantang di Denmark Open 2019. Tunggal putra terbaik Indonesia itu cuma sampai di babak kedua usai dikalahkan wakil tuan rumah, Rasmus Gemke, Kamis (17/10/2019).
ADVERTISEMENT
Bukan cuma kekalahan straight game dengan skor 17-21, 21-23 yang bikin hasil ini mengejutkan, melainkan juga predikat Gemke sebagai non-unggulan dan keunggulan head-to-head Jonatan atas atlet berusia 22 tahun itu.
Ya, pada dua pertemuan sebelumnya di Indonesia Master 2019 dan Indonesia Open 2019, Jonatan berhasil menekuk sang lawan. Penyesalan dirasakan Jonatan, tapi atlet jebolan PB Tangkas tersebut menilai ada pembelajaran yang ia dapatkan.
“Hasil ini cukup disayangkan. Bisa dibilang kecewa juga. Tapi, ini jadi pelajaran buat saya untuk lebih matang lagi, lebih konsisten dalam penerapan strategi, dan lebih siap ketika lawan mengubah pola,” kata Jonatan.
Tidak siapnya Jonatan mengantisipasi perubahan pola bermain lawan terlihat ketika keunggulannya 13-7 bisa disamakan 15-15 oleh Gemke. Jonatan lantas tak berkutik. Setelah tertinggal 15-19, ia menyerah 17-21 di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Situasi di gim kedua tak jauh berbeda. Keunggulan 10-6 hingga 15-13 jadi tak ada artinya saat Gemke memaksa terjadinya deuce. Di kondisi kritis ini, Jonatan kembali inkonsisten.
Pebulu tangkis Indonesia Jonatan Christie berusaha mengembalikan kok ke lawan. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
“Ada beberapa kali saya merasa seperti kurang bisa mengelola poin. Di gim pertama sudah enak mainnya, sudah unggul 13-7. Tapi, saya tidak mempersiapkan jika lawan mengubah pola permainan. Di awal sebenarnya saya bisa cukup menekan, tapi setelah unggul saya jadi kurang siap,” jelas sosok yang akrab disapa Jojo ini.
“Beberapa kali juga saya sempat lepas (fokus). Lawan juga banyak membaca dan menebak pukulan-pukulan saya. Perubahan yang paling besar terasa saat saya unggul 13-7, lawan malah bermain lebih enjoy dan rileks. Di gim kedua juga terulang lagi. Setelah unggul malah disusul karena kurang fokus,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan gugurnya Jonatan, tunggal putra Indonesia tinggal menyisakan Tommy Sugiarto yang lolos ke perempat final dan akan menghadapi Sitthikom Thammasin (Thailand), Jumat (18/10) malam WIB.
Bertahannya Tommy menjadi menarik karena ia merupakan atlet profesional. Sementara tunggal putra PBSI seperti Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Shesar Shesar Hiren Rhustavito justru gagal berbicara banyak.