Kejuaraan Dunia: Salam Perpisahan Rajiv Ouseph, si Juara Eropa 2017

20 Agustus 2019 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain bulu tangkis Inggris, Rajiv Ouseph. Foto: AFP/YE AUNG THU
zoom-in-whitePerbesar
Pemain bulu tangkis Inggris, Rajiv Ouseph. Foto: AFP/YE AUNG THU
ADVERTISEMENT
Kemenangan 21-15 dan 21-19 Jonatan Christie di babak pertama Kejuaraan Dunia BWF 2019 tidak hanya bermuara pada duel melawan pebulu tangkis yang selalu mengganjarnya dengan kekalahan, Heo Kwang Hee.
ADVERTISEMENT
Pertandingan yang digelar pada Senin (19/8/2019) di St. Jakobshalle di Basel, itu juga menjadi partai internasional terakhir sang lawan, Rajiv Ouseph.
"Saya sudah memikirkan keputusan itu hingga akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa ini adalah turnamen terakhir saya. Keputusan ini lahir sebagai kombinasi dari beragam hal," jelas Ouseph, dikutip dari laman resmi BWF.
"Salah satu alasannya, saya memiliki keluarga baru. Kondisi fisik saya juga memberi sinyal bahwa ini saat yang tepat. Saya juga merasa ini waktunya bagi Toby (Penty--tunggal putra Inggris -red) untuk naik. Kesempatan besar baginya karena tahun depan ada Olimpiade," ujar Ouseph.
Pemain bulu tangkis Inggris, Rajiv Ouseph. Foto: AFP/ANDY BUCHANAN
Empat belas tahun malang melintang di laga internasional, Ouseph sudah kenyang pengalaman. Ia bahkan tercatat sebagai pebulu tangkis tunggal putra terbaik Inggris sejak 2008.
ADVERTISEMENT
Bicara soal kiprahnya di level nasional, Ouseph belum terkalahkan. Ia menjadi satu-satunya tunggal putra Inggris yang menyegel gelar juara nasional dalam tujuh musim beruntun, tepatnya sejak 2008 hingga 2014.
Prestasi terbaik pebulu tangkis yang kini berusia 32 tahun itu di level internasional adalah menjadi kampiun di Kejuaraan Eropa 2017. Gelar juara itu direngkuhnya usai mengalahkan andalan Denmark, Anders Antonsen, 21-19 dan 21-19 di partai pemungkas.
"Saya rasa Inggris tidak memiliki tradisi menghasilkan pebulu tangkis tunggal yang baik. Jadi saya percaya, saya sudah mencapai prestasi yang baik bila berkaca pada sumber daya yang ada di negara kami," ujar Ouseph.
"Tentu saya bangga karena bisa menjuarai Kejuaraan Eropa 2017. Di semifinal dan final saya berhadapan dengan wakil Denmark yang hebat-hebat. Itu kemenangan besar buat saya," jelas Ouseph.
ADVERTISEMENT
Jonatan juga tidak bisa tidak mengakui kehebatan Ouseph. Toh, ia pernah dikalahkan Ouseph di babak kedua Denmark Terbuka 2017. Duel tersebut membuktikan bahwa Ouseph bukan pebulu tangkis yang gampang melempar handuk. Kalah 15-21 di gim pertama, ia bangkit dan menang 21-17 dan 21-18 di dua gim berikutnya.
Fragmen serupa hampir muncul kembali di laga kali ini. Sempat tertinggal 14-19, Ouseph menggebrak dan memangkas jarak hingga 19-20.
Sayangnya upaya heroik tersebut gagal mempertemukannya dengan duel babak kedua. Jonatan masih sanggup menyegel dua poin terakhir dan menuntaskan laga dengan kemenangan dua gim langsung.
"Rajiv pemain dengan serangan yang cukup baik karena jangkauan dan tinggi badannya mendukung buat dia main serang. Kekuatan dan tenaganya juga cukup besar,” jelas Jonatan, dikutip dari laman resmi PBSI.
ADVERTISEMENT
Keputusan Ouseph untuk undur diri dari laga internasional pada akhirnya memberi jalan yang lebih lebar kepada Penty untuk mengamankan slot di Olimpiade 2020. Namun sebelum bicara jauh soal Olimpiade, Penty yang sudah berusia 27 tahun itu mesti memikirkan cara untuk menjegal langkah Anthony Ginting di babak kedua Kejuaraan Dunia 2019.