Kemenangan Naomi Osaka Semestinya Tak (Perlu) Ternoda

9 September 2018 8:03 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serena Williams menghibur Naomi Osaka di panggung penyerahan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
zoom-in-whitePerbesar
Serena Williams menghibur Naomi Osaka di panggung penyerahan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
ADVERTISEMENT
Tidak seharusnya keberhasilan Naomi Osaka diwarnai oleh kontroversi sebesar ini. Akan tetapi, demikianlah adanya. Tuduhan hakim garis kepada Serena Williams membuat gelar juara Amerika Serikat (AS) Terbuka 2018 milik Naomi Osaka justru jadi narasi sampingan.
ADVERTISEMENT
Di panggung tempat penyerahan trofi, Osaka disoraki suporter tuan rumah. Wajar, karena pada pertandingan di Arthur Ashe Stadium, Flushing Meadows, New York, Minggu (9/9/2018) dini hari WIB, itu Osaka memang mendapat keuntungan. Satu poin diraihnya secara cuma-cuma pada gim kedelapan set kedua setelah Serena diberi peringatan ketiga yang berujung penalti.
Di atas panggung tempat penyerahan trofi, Osaka terlihat menutupi wajah dengan topinya. Ada rasa malu karena gelar juaranya ternoda. Akan tetapi, petenis 20 tahun itu beruntung karena sosok yang dikalahkannya adalah Serena, sosok yang selalu berusaha mendorong perempuan-perempuan muda untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka.
Serena pun kemudian secara efektif menghentikan sorakan untuk Osaka tersebut. Dengan bantuan mikrofon, Serena berkata, "Aku tidak mau bersikap kurang ajar dan mempermasalahkan kemenangan Osaka. Dia bermain baik dan ini adalah (gelar) Grand Slam pertamanya."
ADVERTISEMENT
"Aku tahu kalian semua di sini mendukungku, tetapi ayolah. Mari kita buat momen ini jadi menyenangkan. Jangan lagi soraki dirinya. Kita berdua akan melewati semua ini dan bersikap positif. Ayo, hentikan sorakannya!" lanjut Serena.
Permintaan Serena itu manjur karena ketika tiba giliran Osaka untuk bicara, sorakan publik Amerika itu berhenti. Tak cuma berhenti, malah, karena kemudian ia lantas berubah jadi teriakan penuh pujian. Kendati demikian, Osaka tetap tidak berbicara banyak.
"Aku tahu semua orang mendukungnya di sini dan aku menyesal karena semuanya harus berakhir seperti ini. Aku cuma ingin berterima kasih karena telah menonton pertandingan ini," kata Osaka sembari terisak kecil.
Ucapan Osaka itu disambut gemuruh oleh seisi Arthur Ashe Stadium. Baru di titik itulah Osaka benar-benar menjadi juara. Baru di momen itulah trofi perak itu betul-betul jadi miliknya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi ketika hakim garis Carlos Ramos memberi peringatan kepada Serena? Ramos menyebut bahwa Serena mendapat coaching dari pelatihnya, Patrick Mouratoglou. Akan tetapi, Serena bersikeras bahwa dia tidak mendapat instruksi apa-apa dan berulang kali menegaskan bahwa dia bukan pemain curang. Sang hakim garis bahkan dia sebut sebagai 'pencuri' dan satu raket pun akhirnya jadi korban kemarahan Serena.
Naomi Osaka berpose dengan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
zoom-in-whitePerbesar
Naomi Osaka berpose dengan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
Usut punya usut, hakim garis punya alasan untuk memberi peringatan kepada Serena karena Mitroglou sendiri mengaku memberikan instruksi pada anak asuhnya. Akan tetapi, menurut pria 48 tahun itu, ada bias di balik keputusan Ramos tersebut.
"Kalau boleh jujur, aku memang memberi instruksi kepadanya, tetapi kupikir dia tidak melihat apa yang kulakukan. (Pelatih Osaka) Sascha (Bajin) juga melakukan itu, kok. Hakim garis ini sebelum-sebelumnya sudah sering jadi hakim garis di pertandingan final di mana Rafa (Rafael Nadal, red) keluar sebagai juara Grand Slam dan di sana, Toni (Nadal -- paman sekaligus mantan pelatih Rafa) juga selalu melakukan itu. Jadi, aku tak mengerti," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Apa pun yang terjadi, kemenangan Osaka itu sudah selayaknya dilihat sebagai kemenangan Osaka alih-alih kekalahan Serena. Di setiap poin yang dia raih, minus satu poin gratisan itu, Osaka menunjukkan kelasnya sebagai petenis putri masa depan.
Pada akhir pertandingan, Serena sempat berkata bahwa Ramos berutang maaf kepadanya. Serena benar. Akan tetapi, dengan apa yang terjadi, sah rasanya untuk mengatakan bahwa Ramos juga berutang maaf kepada Osaka karena telah merusak pesta kemenangannya.