Kenalan, Yuk, dengan ASEAN School Games 2019, Pestanya Atlet Gen Z

3 Juli 2019 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Imam Nahrawi (kiri) menghadiri seremoni peluncuran logo dan maskot ASEAN School Games 2019 Semarang di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa (25/6). Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menpora Imam Nahrawi (kiri) menghadiri seremoni peluncuran logo dan maskot ASEAN School Games 2019 Semarang di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa (25/6). Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk kali kedua Indonesia didaulat kmebali menjadi penyelenggara ASEAN School Games, multiajang olahraga terbesar bagi atlet usia pelajar se-Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Edisi ke-11 ASEAN School Games kali ini berlangsung di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 17-25 Juli 2019. Nantinya, sebanyak kurang lebih 1.600 atlet bakal bertanding di sembilan cabang olahraga (cabor).
Mereka adalah atlet junior andalan dari Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Ke-10 negara peserta ini bakal memperebutkan 117 nomor pertandingan dari atletik (38 nomor), renang (41), bulu tangkis (7), basket (2), voli (2), sepak takraw (3), tenis (7), tenis meja (7), dan pencak silat (10).
Pencak silat sendiri khusus dipilih oleh Indonesia ASEAN School Games Organizing Committee alias panitia penyelenggara merujuk hak istimewa sebagai tuan rumah, dan bakal diikuti oleh 8 negara peserta kecuali Singapura dan Kamboja.
ADVERTISEMENT
Venue pertandingan sendiri tersebar di beberapa titik yakni GOR Sahabat (basket), GOR UIN (voli), Hotel Patrajasa (pencak silat), Stadion Mugas (atletik), Lapangan Jati Diri (sepak takraw), Lapangan Mugas (tenis), GOR USM (bulu tangkis), Kolam Renang Jati Diri (renang), dan GOR Bulu Tangkis Mugas (tenis meja).
Pembukaan ASEAN School Games 2019 akan dihelat di Stadium Holy Terang Bangsa School Semarang pada 18 Juli 2019 pukul 15:00 WIB. Adapun penutupan digelar pada 24 Juli 2019 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, pukul 15:30 WIB.
Rapat Koordinasi Persiapan ASEAN Schools Games bersama media di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu (3/7/2019). Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Well, karena menjadi pertemuan atlet-atlet usia pelajar se-Asia Tenggara, ASEAN School Games juga bertujuan untuk meningkatkan persahabatan dan solidaritas selain untuk mencapai prestasi.
ASEAN School Sports Council (ASSC) sebagai pemilik event pun mewajibkan seluruh kontingen untuk berada di Kota Semarang sepanjang acara mulai 17 hingga 25 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Nantinya selain lewat turnamen, rasa solidaritas para peserta akan dipupuk lewat acara Culture Visit dan jumpa 'fans'. Penggemar yang dimaksud, adalah pertemuan antara atlet junior dengan para pelajar seusianya di Semarang.
Menurut Yayan Rubaeni, Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di ASEAN School Games 2019, program jumpa fans itu bersifat saling menguntungkan antara peserta dan sekolah.
"Akan berinteraksi, atlet akan dikeluarkan motivasinya karena dielukan. Bagi sekolah yang didatangi juga berdampak positif, mereka (siswa) terinspirasi bisa melihat ada anak seusianya sudah mewakili negara," kata Yayan dalam Rapat Koordinasi Persiapan ASEAN School Games di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu (3/7/2019).
Untuk acara Culture Visit pada 24 Juli, kontingen 10 negara bakal diajak berkeliling ke Museum Tekstil Semarang, Lawang Sewu, hingga dibawa ke pelataran Candi Borobudur untuk acara penutupan.
ADVERTISEMENT
"Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah ingin mempromosikan warisan budaya. Bagi atlet pun ini bisa menjadi ajang refreshing, selain itu tahu sejarah Museum Tekstil," ucap Yayan.
Maskot ASEAN School Games 2019 diambil dari Warak Ngendhog yang mencerminkan nilai persatuan dalam keberagaman. Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
Sementara menurut Bambang Siswanto, Sekretaris Jenderal ASEAN School Games Organizing Committee, bocoran Culture Visit antara lain akan menyajikan tari-tarian khas Nusantara khususnya Jawa Tengah.
Sebelum masuk ke pelataran Candi Borobudur untuk penutupan, kontingen pun akan disambut alunan musik angklung bambu. "Konsep penutupan menampilkan seni tradisional. Nanti juga kontingen akan naik ke Borobudur untuk lihat sunset bergantian," kata Bambang.
Kontingen Indonesia sendiri berjumlah 250 orang yang terdiri dari 183 atlet, 38 pelatih, sembilan manajer, dan 20 ofisial. Para atlet junior pilihan ini didominasi atlet usia 17-18 tahun alias kelahiran 2001-2002.
ADVERTISEMENT
Terdapat juga empat di antaranya adalah atlet berusia 14 tahun, usia minimal di ASEAN School Games. Jadi, sudah siap untuk mengawal para atlet Generasi Z berburu prestasi?