Kenapa PBSI Tunjuk Rionny Mainaky Jadi Pelatih Sektor Tunggal Putri?

15 Maret 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih bulu tangkis kawakan asal Indonesia, Rionny Mainaky (baju biru). Foto: Dok. Twitter KBRI Tokyo
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih bulu tangkis kawakan asal Indonesia, Rionny Mainaky (baju biru). Foto: Dok. Twitter KBRI Tokyo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Skuat pebulu tangkis tunggal putri Indonesia cukup lama tidak memiliki pelatih kepala sejak Edwin Iriawan dan Bambang Supriyanto.
ADVERTISEMENT
Saat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengumumkan susunan pelatih periode 2016-2020 pada 4 Januari 2017, Minarti Timur hanya ditunjuk sebagai asisten pelatih tunggal putri.
Minarti pun seorang diri mengawal sektor tunggal putri mulai awal 2017 hingga turnamen teranyar, All England 2019. Kini, usai All England berakhir 10 Maret lalu, PBSI akhirnya mengumumkan sosok yang menjadi pelatih kepala tunggal putri.
Sambutlah pelatih anyar PBSI: Rionny Frederik Lambertus Mainaky. Sang empunya nama bukanlah nama asing di telinga publik lokal. Mainaky bersaudara memang cukup lama menancapkan taring di dunia bulu tangkis, dengan penampilan Rexy di ganda putra maupun Richard sebagai pelatih.
PBSI sendiri mengumumkan pemanggilan Rionny sebagai pelatih melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susy Susanti, pada Jumat (15/3/2019). Nantinya, Rionny akan bertugas didampingi oleh Minarti Timur sebagai asisten pelatih dan Herli Djaenudin sebagai pelatih tunggal putri pratama.
ADVERTISEMENT
“Sudah diputuskan Rionny Mainaky menjadi pelatih utama tunggal putri. Resminya mulai melatih tanggal 1 April. Tapi di akhir bulan Maret ini, Rionny sudah ada di Cipayung,” kata Susy dalam keterangan resmi yang dilansir PBSI.
Dalam keterangan resmi itu disebutkan bahwa pemanggilan pelatih sudah dilakukan sejak awal tahun, tepatnya pada Januari. Namun, PBSI baru mengumumkan pada Maret karena menghormati kontrak Rionny dengan Tim Nasional Jepang yang berakhir di akhir Maret 2019.
Saat dimintai konfirmasi oleh kumparanSPORT, Susy sendiri mengatakan pembicaraan dengan Rionny sudah dilakukan sejak akhir tahun 2018.
"Dari tahun lalu sudah ada pembicaraan. Akhir tahun lalu kepastiannya. Tapi karena (Rionny) masih terikat kontrak, baru setelah All England kami bisa umumkan," ujar Susy kepada kumparanSPORT.
ADVERTISEMENT
Namun saat ditanya berapa lama kontrak Rionny sebagai pelatih kepala sektor tunggal putri PBSI, Susy enggan menjawabnya. Mengutip kembali keterangan resmi peraih emas Olimpiade 1992 ini, pihaknya dengan tegas menghormati kontrak Rionny dengan Jepang hingga selesai.
“Kami mau saling jaga. Dengan dia masih terikat kontrak dengan Jepang, kami tidak mau mengganggu. Kami ada kode etik juga. Kami tidak mau kontrak Rionny dengan Jepang kemarin terganggu di tengah jalan. Kami dari PBSI dan Rionny juga sepakat hubungan kami dengan Jepang ke depannya akan tetap baik,” ucap Susy.
Kenapa Rionny?
Sektor tunggal putri memang cukup tertinggal ketimbang sektor lain, terutama dibandingkan dengan ganda putra dengan regenerasi yang cepat. Setelah era Susy hingga Mia Audina, rantai tunggal putri terputus.
ADVERTISEMENT
Andalan saat ini, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, belum bisa menembus sepuluh besar dunia. Untuk mengangkat muruah sektor tunggal putri, Susy pun mengaku selektif dalam menunjuk pelatih.
Selain Rionny, Susy dan tim PBSI juga mengantongi nama pelatih lainnya. Namun dengan berbagai pertimbangan, salah satunya sepak terjang Rionny di Negeri Sakura, akhirnya kakak dari Rexy Mainaky itulah yang ditunjuk sebagai pelatih utama.
“Sebenarnya ada banyak sekali calonnya. Ada yang mengajukan diri, ada yang kami pantau juga. Tapi kami 'kan juga mencari yang sesuai dengan kebutuhan. Kami tidak menutup mata kalau putri-putri Jepang saat ini bagus-bagus dan kuat. Sementara tunggal putri kami memang paling ketinggalan dibanding sektor lain," tutur Susy dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Meski kalah di babak pertama All England 2019, Gregoria dan Fitriani tetap berlatih sesuai program di sisa waktu sebelum meninggalkan Inggris. Foto: arina Nur Shabrina/kumparan
"Kami mau menciptakan yang terbaik seperti di Jepang. Kami melihat karakter, tekad, semangat dari atlet-atlet Jepang. Ternyata 'kan ada pelatih Indonesia di sana, Rionny Mainaky. Kami lakukan pendekatan dan akhirnya beliau setuju," ujar Susy.
“Sebelumnya sudah sempat ada beberapa nama, tapi mungkin belum sesuai. Ada juga yang nggak masuk dengan kriteria kami, atau ada juga yang kontraknya belum selesai. Banyak hal. Yang kami mau ternyata belum pas, ada juga yang mengajukan diri tapi belum pas juga sama kami. Yang mengajukan diri, sih, ada banyak, lebih dari sepuluh. Memang mencarinya gampang-gampang susah. Kalau melatih 'kan bukan cuma chemistry, tapi juga kami melihat program, kebutuhan, pastinya pengalaman dan mencetak prestasi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dari semua kriteria itu, PBSI akhirnya sepakat bahwa posisi pelatih tunggal putri paling cocok diberikan kepada Rionny. Dengan pengalaman melatih klub Nihon-Unysis pada 2009 dan masuk skuat nasional Jepang pada 2010, Rionny diharapkan mampu meningkatkan kualitas tunggal putri Tanah Air dan bersinergi dengan tim pelatih lain.
Meski kalah di babak pertama All England 2019, Gregoria dan Fitriani tetap berlatih sesuai program di sisa waktu sebelum meninggalkan Inggris. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Background Rionny yang lama di Jepang 'kan sudah paham mengenai karakter dan kebiasaan atlet sana. Lalu juga untuk penanganan dia juga untuk semua lini. Sebelumnya di klub Jepang sudah memegang ganda campuran, tunggal putri, tunggal putra. Saya pikir dia bisa combine untuk melatih di sini. Kebutuhan kami saat ini semuanya ada di Rionny. Dan dia mau pulang (ke Indonesia) juga. Pas juga kontrak dia selesai. Bukan suatu kebetulan, tapi saya pikir memang jodohnya,” kata Susy.
ADVERTISEMENT
“Di sisi lain, visi misi Rionny dengan para pelatih tunggal putri Indonesia saat ini cocok. Sekarang kan tunggal putri juga menunjukkan ada kemajuan. Jadi saya mau Rionny dan Minarti menjadi satu tim yang solid,” tutupnya.
Selama menjadi pelatih kepada ganda putra Jepang, Rionny sukses membawa Keigo Sonoda/Takeshi Kamura, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, hingga Takuto Inoue/Yuki Kaneko masuk dalam deretan top dunia.