news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Stapac Menggelar Final IBL di Bandung?

19 Maret 2019 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satria Muda Pertamina vs Stapac Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Satria Muda Pertamina vs Stapac Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama tim itu ialah Stapac Jakarta, tetapi kandangnya di final IBL 2019 nanti tak berada di Ibu Kota. Alih-alih, Stapac akan menyulap Gor C-Tra Bandung sebagai rumah saat bersua Satria Muda dalam final 2 dan 3 pada 23 dan 24 Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
Seperti final IBL musim lalu, final IBL musim ini juga mengusung konsep away-home-home. Stapac pantas menyandang status home dua kali, mengingat rekornya yang lebih mentereng dariapda SM. Stapac hanya kalah sekali dari 18 pertandingan, sementara SM telah kalah 9 kali musim ini.
Perubahan lokasi ini sempat disayangkan Giedrius Zibenas selaku pelatih Stapac. Walau begitu, sosok yang akrab disapa Ghibbi itu tak mengeluh. Semua dia ungkapkan dalam wawancara pers final IBL di The Hook, Selasa (19/3/2019) siang WIB.
“Kami memang memilih Bandung (GOR C-Tra, red), tetapi itu bukan kandang kami. Di satu sisi, itulah tantangan kami. Di sisi lain, kami tak punya tekanan untuk menjadi juara karena tujuan awal kami ialah melaju ke final,” ucap Ghibbi.
ADVERTISEMENT
Pemain Stapac Jakarta, Savon Rafriyq Llyod Goodman, dikepung pemain Pelita Jaya. Foto: ANTARA/Moch Asim
Perubahan lokasi ini bukan tanpa sebab. Direktur IBL, Hasan Gozali, menuturkan bahwa venue yang tersedia di tanggal tersebut hanya berada di Bandung. Pernyataan serupa juga keluar dari mulut Irawan Haryono sebagai pemilik Stapac.
Sebelum menetapkan pilihan di GOR C-Tra, Stapac juga sempat melirik GOR UNY Yogyakarta sebagai venue kandang mereka. Keputusan memilih kandang sendiri tak hanya menyoal ketersediaan untuk disewa pada 23 dan 24 Maret, melainkan juga kapasitas.
“Federasi harusnya bisa perhatian bahwa lapangan untuk bermain basket di Indonesia itu susah. Karena kami harus melihat lapangan mana saja yang bisa dipakai, dan juga mempertimbangkan kapasitasnya. Jika tidak begitu, banyak orang yang ribut karena tak bisa membeli tiket,” ucap Irawan.
ADVERTISEMENT
“Kami hampir memilih melakoni laga kandang di DI Yogyakarta. Saya juga mau kalau di Britama (Arena, kandang SM). Tetapi, 'kan, peraturannya tidak boleh. Harus away, home-home,” tutupnya dengan tawa.