news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kerinduan Australia dan Harapan pada Pundak Daniel Ricciardo

27 Maret 2018 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ricciardo dengan para fan. (Foto: REUTERS/Brandon Malone)
zoom-in-whitePerbesar
Ricciardo dengan para fan. (Foto: REUTERS/Brandon Malone)
ADVERTISEMENT
Minggu (25/3/2018) siang itu, Melbourne Park ramai. Di tribune, replika wajah Daniel Ricciardo diangkat-angkat oleh para penonton. Beberapa penonton lain memegangi spanduk bertuliskan 'Dan The Man'. Mereka bersorak-sorak mendukung sang idola.
ADVERTISEMENT
Siang itu, Ricciardo memang jadi salah satu pebalap Formula 1 yang akan beraksi di Grand Prix (Australia). Sebagai pebalap tuan rumah, jelas bahwa dukungan yang mengarah untuknya tumpah ruah. Publik Australia ingin dia jadi juara.
Masyarakat Australia sudah begitu rindu ada putra negeri yang bisa jadi juara di Melbourne Park. Sebab, sejak 1985 --saat GP Australia masuk kalender resmi Formula 1--, tak ada satu pun pebalap Australia yang bisa jadi juara.
Podium tertinggi selalu dipijak putra-putra asing. Bahkan, untuk menjejak podium saja, para pebalap Australia begitu kesulitan. Ricciardo bahkan tak pernah sama sekali menginjakkan kaki di podium Melbourne Park.
Prestasi terbaik pebalap Red Bull itu di negara sendiri cuma finis di urutan keempat pada tahun 2016 dan akhir pekan kemarin. Pada musim lalu, bahkan Ricciardo gagal finis. Tampil apik di negara sendiri masih jadi pekerjaan rumah yang harus bisa diselesaikannya.
ADVERTISEMENT
Satu pebalap Australia ternama sebelum Ricciardo, Mark Webber, juga bernasib sama. Prestasi terbaik Webber di negeri sendiri juga hanya finis di urutan keempat. Padahal, hampir di semua GP, selain Australia dan Hongaria, dia selalu berhasil mencicipi podium.
Sebenarnya, akhir pekan kemarin, Ricciardo punya kesempatan untuk membuat para penonton yang hadir di Melbourne Park pulang dengan kegembiraan. Pasalnya, pebalap berusia 28 tahun itu hampir bisa berdiri di podium. Hanya saja, dalam pertarungan sengit, Ricciardo gagal menyusul Kimi Raikkonen.
Pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
Padahal, jarak antarkeduanya tak lebih dari satu detik. Ricciardo punya kesempatan untuk mendapat posisi ketiga, tapi pada akhirnya tempat itu jadi milik pebalap Ferrari. Meski, Ricciardo juga telah menunjukkan performa apik saat dia memulai balapan dari posisi delapan untuk kemudian merangsek dan finis di posisi empat.
ADVERTISEMENT
Para penonton pun pulang dengan sedikit kekecewaan (lagi) dan mereka harus menunggu sampai musim berikutnya. Dan tentu saja, harapan itu menggantung pada pundak Ricciardo. Mungkin, ketika dia tak kunjung bisa jadi juara atau meraih podium saat masih membela Red Bull, saat tepat bagi Ricciardo berjaya di Melbourne Park adalah ketika dia pindah ke Mercedes. Siapa tahu, kan?