Ketenangan, Kunci Hafiz/Gloria Kalahkan Unggulan BWF World Tour Finals

12 Desember 2018 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja memanfaatkan status nonunggulan di BWF World Tour Finals 2018 dengan baik. Hasilnya, Hafiz/Gloria mampu membungkam Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) yang merupakan unggulan kedua turnamen sekaligus juara All England 2018.
ADVERTISEMENT
Bertanding di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China, Rabu (12/12/2018) petang WIB, Hafiz/Gloria menang 21-18, 16-21, dan 21-18. Keunggulan pun sudah disegel sejak gim pertama. Skor memang selalu imbang hingga 7-7, tapi Hafiz/Gloria bisa mencuri momentum di pengujung gim saat unggul 18-15.
Usai pertandingan, Hafiz mengatakan bahwa ketenanganlah yang membuat mereka mampu mengalahkan Watanabe/Higashino. Komunikasi yang baik dengan Gloria pun memudahkan mereka untuk mengatasi situasi di lapangan.
"Kami sudah mempelajari lawan, sudah tahu cara mainnya, tinggal terapkan di lapangan. Karena kami tenang, jadi lebih enak mainnya," ujar Hafiz seperti dilansir laman resmi PBSI.
Meski begitu, bukan berarti mereka menang mudah. Selain harus menguras keringat lebih dengan bermain tiga gim, kondisi shuttlecock juga menjadi kendala. Selain itu, keduanya mengakui sempat hilang fokus hingga berakhir lepasnya gim kedua meski sempat unggul 16-10.
ADVERTISEMENT
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
"Bola di sini berat, mereka tidak bisa begitu saja mematikan kami dan kami pun sebaliknya. Tadi adu kuat dan jaga fokusnya. Di game kedua kami sudah unggul 15-10 tiba-tiba bingung dan tersusul lawan karena kami terbawa irama permainan lawan yang lambat," timpal Gloria.
Berikutnya dengan sistem round robin, Hafiz/Gloria akan menantang peraih perak Olimpiade 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), serta tuan rumah Wang Yilyu/Huang Dongping. Dengan kemenangan lawan Watanabe/Higashino, Hafiz mengaku bisa lebih siap di laga kedua dan ketiga.
"Kami evaluasi kekalahan di game kedua tadi (lawan Watanabe/Higashino). Usahakan jangan sampai terulang lagi. Di World Tour Finals, semua pertandingan itu seperti babak final, jangan sampai lengah, satu poin itu sangat berharga sekali. Kuncinya tenang dan yakin sama permainan kami," tutup Hafiz.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tunggal putra, Tommy Sugiarto, lebih dulu meraup kemenangan pertama usai kalahkan pemain muda Thailand, Kantaphon Wancharoen. Bermain tiga gim, Tommy juga tertinggal di gim kedua. Namun, lawan sudah kehilangan tenaga di gim ketiga hingga Tommy mudah mengunci kemenangan.
"Dengan kondisi shuttlecock seperti ini yang cukup berat, saya harus mengatur kapan harus menyerang dan bertahan. Di game kedua saya sempat terburu-buru, padahal ada kesempatan mematikan lawan. Saya tidak memikirkan kekalahan di game kedua dan mulai dari nol lagi di game ketiga," ujar Tommy kepada PBSI.
"Saya bermain lebih sabar dan lebih tahan, di game ketiga, saya lihat penampilannya sudah jauh menurun dibanding game pertama dan kedua. Ini menjadi momen buat saya mengungguli dia," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, Tommy akan bertemu andalan India, Sameer Verma, dan unggulan dua turnamen sekaligus pemain terbaik Jepang, Kento Momota. "Saya dan Sameer Verma sudah beberapa kali ketemu, rekornya menang-kalah. Siapa yang lebih siap besok, dia yang akan menang," kata Tommy.