Koordinasi dengan Kontraktor Buruk, Venue JIExpo Tak Kunjung Rampung

15 Agustus 2018 22:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan di Hall D JIExpo, saat para pekerja mengangkut barang bersama-sama, Rabu (15/8). (Foto: Sandy Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan di Hall D JIExpo, saat para pekerja mengangkut barang bersama-sama, Rabu (15/8). (Foto: Sandy Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Asian Games 2018 tinggal menghitung hari. Namun, jelang pesta olahraga yang mempertemukan negara-negara se-Asia tersebut, masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi oleh Indonesia selaku tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Sejak ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pada September 2014 silam, Indonesia langsung melakukan persiapan. Dua venue olahraga utama, Gelora Bung Karno dan Kompleks Olahraga Jakabaring, dipercantik dan mendapatkan sentuhan renovasi.
Tidak hanya mempercantik venue utama, Indonesia juga mempersiapkan venue-venue pendukung lain seperti Velodrome Rawamangun, Jakarta International Equestrian Park, dan Jakarta International Expo Kemayoran. Khusus untuk JIExpo, akan ada enam cabang olahraga yang dipertandingkan di sana, yaitu angkat beban, tenis meja, wushu, tinju, senam, dan bridge.
Namun, alih-alih sudah mempersiapkan diri, beberapa venue di JIExpo Kemayoran ini, baik itu Hall A, B, C, D, serta Ballroom-nya, masih jauh dari kata siap. Beberapa peralatan masih tergeletak di sana-sini. Alat-alat yang dibutuhkan untuk menyokong venue juga belum ada yang datang.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, beberapa manajer venue di JIExpo Kemayoran pun angkat bicara. Manajer venue cabang olahraga wushu, Gde Sarjana, menyebut bahwa pelaksanaan rencana kerja yang sudah timnya susun untuk venue wushu ini terlambat. Kekurangan orang untuk mengangkut barang-barang ke venue juga menjadi salah satu alasan kenapa venue wushu ini sampai sekarang baru siap 75%.
"Kesiapan sudah agak maju dibandingkan kemarin, mungkin sudah sekitar 75%. Mungkin, ya. Tapi ada hal-hal yang tidak kami sepakati seperti ridging. Ini ngapain ini coba (dipasang menghalangi tribune)? Padahal 'kan ada alat yang lebih sederhana dan efektif (untuk kamera). Kalo begitu 'kan pemandangan jelek. Lebih bagus event Kejurda (Kejuaraan Daerah) kalo begini caranya," ujar Gde saat ditemui di Kemayoran, (15/8/2018).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya soal terlambatnya eksekusi rencana, Gde mengungkapkan bahwa keterlambatan persiapan venue wushu Asian Games ini juga dikarenakan karena koordinasi dengan GL (kontraktor utama) menyoal penyediaan dan pemasangan alat-alat. Menurut Gde, GL kerap bekerja tidak sesuai dengan kesepakatan.
"Buruk sekali (koordinasinya). Harusnya gini: GL itu kontraktor utama, dia harusnya koordinasi dengan para vendor lainnya. Itu enggak bagus. Masa tanya sama manajer venue? Itu bukan tugas kita. Tapi (meski koordinasi buruk), untuk percepatan kita laksanakan. Lalu setelah kita kasih tahu, dia bilang, 'Kamu dari INASGOC?' Saya jawab bukan. Saya manajer venue. Pokoknya kita udah beritahu," ungkap Gde.
Senada dengan keluhan Gde, keluhan sama juga diutarakan oleh Shelly Selowati, manajer venue dari cabang olahraga tinju. Walau sudah memastikan diri bisa menyelesaikan venue maksimal pada Jumat (17/8), dia juga mengungkapkan bahwa GL ini menjadi sumber masalah bagi persiapan venue cabor tinju.
ADVERTISEMENT
Manajer venue cabang wushu, Gede Sarjana. (Foto: kumparan/Ssandy Firdaus)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer venue cabang wushu, Gede Sarjana. (Foto: kumparan/Ssandy Firdaus)
"GL atau konsultan overlay ini yang merencanakan pembangunannya, kaya arsitek. Dia yang gambar dan segala macam, tapi arsitek juga 'kan harus konsultasi sama pemilik rumah, maunya apa, bagaimana, aturannya gimana, harusnya dikoordinasikan. Dampaknya banyak buat kita, karena mereka enggak konsultasi sama kita," ujar Shelly.
"Salah satu yang ngaruhnya adalah soal tempat duduk. Untuk ukuran Asian Games sendiri, paling tidak 3.500. Sedangkan waktu itu sudah dikatakan tidak mungkin 3.500, sudah dibicarakan, sudah diberikan sampai 2.500."
"Tapi, sekarang ini kapasitasnya hanya 1.114. Hal-hal yang kaya begini kita tak pernah diberitahu dan dilibatkan. Mereka bilang sudah, tapi saya baru terimanya (gambar jadi) enggak sampai sebulan. Ini kejadiannya bukan sama kita aja, tapi sama venue-venue lain," tutupnya.
ADVERTISEMENT
JIExpo Kemayoran sendiri baru akan memulai perhelatan Asian Games 2018 pada 19 Agustus sampai 1 September mendatang. Wushu akan menjadi cabor pembuka. Tinju, tenis meja, dan bridge akan menyusul.