Krisis Sektor Tunggal, Gelanggang Candra Wijaya Siap Jadi Jawaban

5 Juni 2018 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Daihatsu CWIBC di Serpong Utara (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Daihatsu CWIBC di Serpong Utara (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak 2009, ranah bulu tangkis nasional diramaikan dengan berdirinya klub milik Candra Wijaya. Sembilan tahun berselang, klub itu menjelma menjadi Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC). Satu yang tetap sama: visi CWIBC melahirkan atlet berprestasi.
ADVERTISEMENT
Dalam peresmian Daihatsu CWIBC di Jalan Jelupang Raya No. 15, Serpong Utara, Tangerang, Banten, Candra sebagai legenda sektor ganda berambisi untuk ikut melahirkan pemain bertalenta di sektor tunggal baik putra maupun putri.
Apalagi, sektor tunggal Tanah Air masih lesu setelah ditinggal Taufik Hidayat serta srikandi bulu tangkis, seperti Susy Susanti. Nah, Candra tidak takut untuk menghentikan krisis itu lewat CWIBC dan bekal pengalaman miliknya.
"Saya rasa potensi kita tidak hanya ganda, di tunggal juga ada. Tunggal putra atau putri, ini menjadi challenge buat saya. Dulu, di pemula saya main tunggal, juara junior juga masih tunggal," ungkap Candra kepada awak media.
CWIBC sendiri memiliki tiga misi. Pertama, memberikan pendidikan dan pelatihan bulu tangkis yang benar. Kedua, memberikan bimbingan, pembinaan psikologis, budi pekerti, pembentukan karakter dan mental juara. Ketiga, mencetak juara dengan integritas, dapat diandalkan, dan berdedikasi tinggi.
ADVERTISEMENT
Satu yang utama, lanjut Candra, adalah menyoal pembentukan karakter juara. Inilah yang dirasa menjadi cela dari sektor tunggal Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sekarang.
"Penekanan adalah intelektual, mental, dan karakter. Mental juara perlu ditekankan kepada junior untuk pembinaan ke depan. Bukan berlebihan atau mengkritik, tapi anak-anak sekarang memang perlu mental yang lebih kuat."
"Kemarin Piala Thomas, mohon maaf, pemain muda China bisa demikian gila dan antusias mengalahkan Hendra/Ahsan. Kenapa tunggal kita tidak seperti itu? Mungkin hasilnya akan berbeda (jika mental kuat). Ini pun tugas kami di sini, bagaimana memiliki mental juara, militan, dan keras kepada diri sendiri," tegasnya.
Candra Wijaya hadiri Doubles Spesial Championships (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Candra Wijaya hadiri Doubles Spesial Championships (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Lantas, bagaimana CWIBC menarik minat para pemain muda yang kini lebih tertarik bermain sebagai ganda dengan daya tarik idola baru Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo? Sebagai pemilik klub sekaligus mantan pemain, Candra berujar memang perlu upaya dari masing-masing legenda untuk kembali menggaungkan pesona tunggal.
ADVERTISEMENT
"Dari legenda tunggal harus lebih didukung atau mereka sendiri yang aktif. Ini pun (CWIBC) suatu keberuntungan bagi saya karena mendapat bapak angkat (Daihatsu). Dampak dari kerja sama pun tidak bisa jangka pendek untuk konsistensi pembinaan," kata Candra.
Menyoal potensi Indonesia jelang Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, pria asal Cirebon itu lalu berujar sangat yakin nomor ganda putra bisa menyumbang medali emas lewat Marcus/Kevin yang kukuh sebagai ganda nomor satu dunia. Ia hanya berpesan agar pemain pelapis lain memanfaatkan amunisi tambahan sebagai tuan rumah.
"Kalau melihat Marcus/Kevin, harus lebih gila-gilaan di Indonesia. Apalagi untuk pasangan senior atau pelapisnya, kita mendapat dukungan dari warga Indonesia, harusnya punya motivasi meraih emas. Ini juga challenge bagi tunggal kita, berani, harus juara," tegasnya.
Kevin dan Marcus di Piala Thomas dan Uber 2018 (Foto: Humas dan Media PP PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin dan Marcus di Piala Thomas dan Uber 2018 (Foto: Humas dan Media PP PBSI)
Di Asian Games sendiri, PBSI diharapkan mempersembahkan dua medali emas. Meski tidak menyebut pasti dari nomor apa, publik yakin sektor ganda putra bisa menyegel satu emas. Sementara sektor tunggal 'Merah-Putih' memang belum ganas jika merujuk penampilan di Piala Thomas 2018 akhir Mei 2018.
ADVERTISEMENT
Di semifinal, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie gagal menyumbang poin sekaligus membuat langkah Tim Putra Indonesia terhenti usai kalah 1-3 dari China.
Seperti biasa, satu-satunya poin didapat dari 'Minions' --sebutan Marcus/Kevin. Akankah Candra berhasil meramu racikan hebatnya di CWIBC? Untuk jangka 12 tahun, ia sendiri menargetkan mengirim enam atlet ke pelatnas PBSI.