Kunci Kemenangan Ganda Putra Tenis Meja: Set Pertama

10 Oktober 2018 22:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tatok Herdiyanto dan Agus Sutanto (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tatok Herdiyanto dan Agus Sutanto (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada satu hal yang membuat Tatok Hardiyanto dan Agus Sutanto terkejut. Cabang olahraga tenis meja di Asian Para Games 2018, khusus nomor ganda, memberlakukan sistem dua set.
ADVERTISEMENT
Selain poin 11, cabor tenis meja di ajang Asian Para Games 2018 yang berlangsung di Ecovention Ancol, Jakarta, Rabu (10/10/2018) memberlakukan juga sistem dua set. Bagi beberapa atlet, hal ini adalah hal yang baru, tak terkecuali bagi Tatok dan Agus yang turun di nomor ganda putra T4-5.
Hal ini sempat membuat Tatok dan Agus tegang, terutama di set pertama. Tatok pun mengakui bahwa set pertama, dalam laga dua set seperti ini, menjadi set penentuan.
“Menentukan ya, karena kalau di set pertama kalah, pasti tegang banget. Tapi kita menang, dan ini jadi kesempatan kita banget untuk menekan mereka (Thailand, lawan mereka di final). Akhirnya, mereka enggak berkembang, kita jadi di atas angin,” ujar Tatok saat diwawancarai seusai laga.
ADVERTISEMENT
“Tadi emang yang set pertama itu memang sempat tertekan, karena biasanya kan gimnya ini tiga set, ini gimnya dua set, jadi perasaan takut kalah itu ada. Tapi alhamdulillah, di set kedua tadi, kepercayaan diri kita mulai bangkit. Akhirnya kita bisa menemukan permainan kita, jati diri kita, jadi kita lebih mudah ngalahin mereka,” tambahnya.
Hal senada juga diucapkan oleh Agus, pasangan dari Tatok. Agus malah mengungkapkan bahwa permainannya sempat drop karena aturan dua set ini, terutama di set pertama. Beruntung, dia masih bisa menguasai diri sehingga dapat mengakhiri set pertama dengan kemenangan.
Tatok Herdiyanto, atlet para tenis meja Indonesia  (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tatok Herdiyanto, atlet para tenis meja Indonesia (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
“Pengorbanan selama 10 bulan ada hasilnya. Saya ditargetin dapat satu emas, dapetnya di sini satu emas sama satu perunggu. Saya enggak tahu waktu tadi itu, tanding itu the best of two games, biasanya three games. Jadi saya kaget itu, bikin greget itu mainnya malah ngacak, hancur,” ujar Agus.
ADVERTISEMENT
Sekarang, keduanya tak perlu merisaukan hal tersebut. Mereka sudah meraih emas, dan yang harus mereka pikirkan kini adalah turnamen ke depan apa yang akan mereka ikuti. Tatok mengungkapkan bahwa dia dan Agus sudah mematok beberapa target: Paralimpiade Tokyo (walau belum pasti) dan ASEAN Para Games di Manila.
“Kalau itu (tampil di Paralimpiade Tokyo) kurang tahu, 'kan itu tergantung peringkat kita. Tapi kita udah berembug, yang kursi roda itu empat orang, saya, Pak Agus Sutanto, Yayang, dan Pak Adyos, akan tur, baik itu biaya sendiri maupun biaya pemerintah. Jadi, selain dari pemerintah, kita akan berinisiatif untuk meluangkan sekitar Rp 200 juta untuk tur keliling dunia. Itu buat mengejar Paralimpiade Tokyo,” ujar Tatok.
ADVERTISEMENT