Kunci Zohri Raih Gelar di Finlandia: Disiplin Menjaga Teknik

18 Juli 2018 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu Zohri disambut Kemenpora di Soetta (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu Zohri disambut Kemenpora di Soetta (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di Ratina Stadium, Kota Tampere, Rabu (11/7/2018) malam waktu Finlandia atau Kamis (12/7) dini hari WIB, Lalu Muhammad Zohri mengejutkan dunia atletik usai meraih emas di nomor bergengsi 100 meter putra.
ADVERTISEMENT
Zohri membutuhkan waktu 10,18 detik untuk menjadikannya juara di World U-20 Championships sekaligus mencetak sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang juara dunia.
Penampilan atlet asal Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, itu pun mencuri perhatian dunia. Wajar saja, Indonesia dipandang sebelah mata. Di semifinal pun, Zohri hanya berada di peringkat empat dengan waktu 10,24 detik.
Sementara, andalan di turnamen adalah sprinter asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz, pemilik catatan waktu kualifikasi terbaik 10,09 detik yang ditorehkan pada Juni 2018. Namun, di final, Zohri yang berlari dari lintasan terluar membuktikan siapa pun bisa mewujudkan mimpi menjadi juara.
Zohri finis dengan waktu 10,18 detik, sementara Schwartz harus puas mendapat perak usai finis 10,22 (.211) detik. Di belakangnya, menyusul sesama pelari Negara Paman Sam, Eric Harrison, dengan waktu 10,22 (.220) detik.
ADVERTISEMENT
Hasil itu menjadikan Zohri sebagai juara baru. Pada turnamen yang sama di edisi sebelumnya, yakni 2016, emas direngkuh Candace Hill dari Amerika Serikat dengan catatan waktu 11,07 detik.
Komentar pun diberikan oleh Suryo Agung Wibowo, peraih emas nomor 100 meter dan 200 meter SEA Games 2007 dan 2009. Menurut Suryo, Zohri mampu mencuri titel dari Amerika Serikat berkat keunggulan teknik.
"Tekniknya Zohri bagus. Kalau saya lihat menjelang garis finis, dia tetap rileks dan fokus kepada tekniknya. Ayunan dan bentuk tubuhnya bagus. Kalau Schwartz sudah kacau, artinya, teknik kacau atau jelek tidak bisa melaju optimal," ucap Suryo saat ditemui kumparanSPORT di Bandara Soekarno Hatta.
"Saya mengulang-ulang tayangan video. Saya lihat Schwartz dari kaki, badan, dan ayunan sudah kacau. Padahal dia terbaik personal best 10,09 detik. Tapi, ternyata Indonesia (Zohri) bisa mencuri gelar," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menyoal teknik, Suryo berujar, setiap detail sejak berada di trek hingga tiba di ujung trek harus tetap diperhatikan. Di Finlandia, Zohri disiplin menjaga teknik hingga akhirnya bisa menjadi yang tercepat dengan selisih 0,04 detik.
Lalu Muhammad Zohri (tengah) diapit pelari asal Amerika Serikat (Foto: Dok. Kemenpora)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu Muhammad Zohri (tengah) diapit pelari asal Amerika Serikat (Foto: Dok. Kemenpora)
"Jadi, mulai dari keluar starting block, kemudian reaction time, itu sangat berpengaruh. Katakanlah setiap orang reaction time berbeda-beda, bisa memengaruhi 0,1 detik. Hal kecil itu berpengaruh, lalu ada fase akselerasi. Tekniknya ada, lanjut ke fase kecepatan maksimal, ibarat gigi dua ke gigi tiga, bagaimana caranya agar (perpindahan) halus," tutur pria asal Solo itu.
Kepada Zohri, Suryo yang juga merupakan pria tercepat se-Asia Tenggara berkat catatan waktu 10,17 detik di SEA Games 2009 itu berpesan agar sang atlet tidak jemawa. Program latihan dari pelatih pun harus dijalani agar momentum juara tidak muncul sesaat.
ADVERTISEMENT
"Jangan berpuas diri, ini awal dari perjalanan. Usia Zohri masih 18 tahun. Tetap fokus, percaya kepada pelatih. Jaga kondisi dan terpenting, tetap membumi,"
"Tiga atau empat hari sebelum Zohri berangkat ke Finlandia kami bertemu di Stadion Madya (Senayan). Saya pesan biasa saja, sambil mengobrol ringan dan bercanda. Anaknya memang diam dan polos. Memang dibandingkan junior yang lain, Zohri itu paling beda," ucap Suryo mengakhiri.