Lorenzo soal Jadi Rekan Marquez: Seperti Menduetkan Ronaldo dan Messi

25 Maret 2019 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duet pebalap Repsol Honda di MotoGP 2019, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Foto: twitter/motogp
zoom-in-whitePerbesar
Duet pebalap Repsol Honda di MotoGP 2019, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Foto: twitter/motogp
ADVERTISEMENT
Julukan Dream Team kini melekat di kubu Repsol Honda pada MotoGP 2019. Pasalnya, mereka memiliki komposisi dua pebalap juara dunia: Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Lorenzo yakin, kombinasi keduanya bisa memberikan dampak positif bagi tim.
ADVERTISEMENT
Honda memang jadi satu-satunya tim di MotoGP 2019 yang memiliki dua pebalap juara dunia. Lorenzo sudah mengoleksi tiga gelar pada musim 2010, 2012, dan 2015. Sedangkan Marquez sudah mengumpulkan lima gelar (2013, 2014, 2016, 2017, 2018).
Namun, ada kekhawatiran bahwa duet mereka justru akan membuat situasi internal tim jadi tak kondusif. Alasannya, saat tim memiliki dua pebalap yang sama-sama berambisi juara, gesekan akan jadi hal yang tak terhindarkan.
Terkait kekhawatiran itu, Lorenzo sudah menjawab bahwa potensi konflik dengan Marquez adalah hal yang normal di MotoGP. Namun, ia meyakini bahwa dampak yang dihadirkan dari keduanya justru positif bagi kedua tim. Bahkan, ia menyamakan keberadaannya dengan Marquez seperti menduetkan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam satu tim.
Messi dan Ronaldo di laga El Clasico. Foto: REUTERS/Sergio Perez
"Secara umum, 90 persen dari apa yang bisa disumbangkan dari kolaborasi Lorenzo-Marquez adalah hal-hal positif. Dua pebalap terbaik di grid. Persaingan dalam satu dekade terakhir didominasi Lorenzo-Marquez. Ini seperti membawa Ronaldo dan Messi di tim yang sama," kata Lorenzo seperti dilansir Marca.
ADVERTISEMENT
Ya, selama 9 tahun terakhir, gelar juara dunia MotoGP hanya jadi milik Lorenzo dan Marquez. Satu-satunya pebalap yang mampu mencuri gelar adalah Casey Stoner (tahun 2011, sebelum Marquez naik kelas ke MotoGP).
Di sisi lain, X-Fuera bercerita bahwa ia sempat mengalami momen di mana ia merasa takut saat naik di atas motor. Momen itu terjadi pada 2008. Penyebabnya karena ia sempat terjatuh empat kali saat balapan.
"Saya berpikir, jika terus seperti ini, saya seperti bunuh diri. Di balapan berikutnya saya secara terbuka mengakui ketakutan saya, itu mengejutkan banyak orang. Sebenarnya itu buruk bagi saya karena tak ada pabrikan yang ingin pebalapnya takut melaju," ujar Lorenzo.
Di sisi lain, hingga MotoGP Qatar atau seri pembuka musim ini, Lorenzo belum bisa memperlihatkan kehebatannya. Pria berusia 31 tahun itu masih terkendala dengan cederanya hingga tak mampu melaju dengan kecepatan maksimal. Start di posisi ke-15, ia finis di urutan ke-13.
ADVERTISEMENT