Marc Marquez: Semut Cervera yang Menjelma Jadi Calon Legenda MotoGP

19 Februari 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Marquez dewasa dan Marc Marquez cilik. Foto: Dok. Box Repsol
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez dewasa dan Marc Marquez cilik. Foto: Dok. Box Repsol
ADVERTISEMENT
Ketika berumur empat tahun, Marc Marquez cilik minta dibelikan motor balap sebagai hadiah natal oleh orang tuanya, Julia Marquez dan Roser Alenta. Siapa sangka, bocah tersebut tak bisa lepas dari motor hingga menjelma jadi juara dunia tujuh kali di dunia balap?
ADVERTISEMENT
Marc Marquez kini genap berusia 26 tahun. Di usianya, rider kelahiran Cervera, Lleida, Spanyol, 17 Februari 1993 ini punya segudang rapor emas sepanjang karier, termasuk lima gelar di panggung balap tertinggi, MotoGP.
Muda, cerdas, dan berbakat, juga kuat dan gesit begitu menunggangi motor --mainan yang sudah dikenalnya sejak kecil.
Semua itu mengantarkan Marquez jadi salah satu pebalap dengan gelar tersukses setelah Giacomo Agostini dan Valentino Rossi, termasuk statusnya sebagai juara dunia MotoGP termuda pada 2013.
Dunia Balap Marquez
Bicara kehebatan Marquez, memang tak bakal lepas dari kisahnya mengenal dunia balap. Balapan pertamanya adalah Enduro for Kids di 1998 saaat berumur 5 tahun. Ditulis dalam blog resminya (marcmarquez93.com), Marquez lalu merengkuh gelar di Catalonia Championship pada 2001.
ADVERTISEMENT
Berikutnya dia tampil di Open RACC 50, Tim Impala lalu menariknya jadi rider di kelas 125cc RACC pada 2003. Pada 2007, untuk pertama kalinya Marquez berlaga di Spanish Road Racing Championship (CEV) bersama KTM.
Namun, berkali-kali terjatuh saat balapan membuat hasil terbaiknya hanya finis kesembilan. Saat itu, Marquez yang berbobot 43 kg dengan tinggi 150 cm harus diberi pemberat 20 kg agar sesuai bobot minimal. Terlepas dari tubuh mininya, dia bisa menyegel kemenangan pertama dalam rapor balapnya di CEV seri Jerez.
Marquez di Kejuaraan Dunia
Pada 2008, Marc Marquez resmi berstatus jadi pebalap dunia. Kejuaraan pertamanya di kelas 125cc bersama Tim Repsol KTM hanya berbuah posisi 13 di klasemen akhir. Tetapi, penampilan Marquez mengantarkan rekor sebagai rider Spanyol termuda (15 tahun 126 hari) yang tampil di podium buah penampilannya di GP Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada 2010 atau musim ketiganya di kelas 125cc, Marquez lantas mampu merengkuh gelar juara. Marquez yang saat itu berumur 17 tahun mengoleksi 310 poin dari 10 kemenangannya. Lantas, naiklah Marquez ke kelas Moto2 pada 2011. Debutnya menorehkan posisi runner up, dan gelar langsung diamankan di musim kedua pada 2012.
Berbekal dua gelar juara 125cc dan Moto2, Marc Marquez resmi memasuki panggung MotoGP bersama Repsol Honda pada 2013. Debutnya di kelas tertinggi ini langsung berbuah podium di seri pertama, GP Qatar. Di seri kedua pada GP Austin, Marquez sukses mengemas kemenangan pertamanya.
Lagi-lagi, rekor terpecahkan. Bukan hanya di Spanyol, Marquez jadi rider termuda yang menang di MotoGP dalam usia 20 tahun 63 hari, mengungguli rekor Freddie Spencer (Amerika Serikat) di usai 20 tahun 196 hari. Nah, berikutnya sepanjang GP 2013 itu, Marquez jatuh-bangun di lintasan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya ketika mengalami kecelakaan parah di sesi latihan bebas tiga (FP3) GP Belanda. Meski begitu, hingga tiba di Motegi, Jepang, Marquez jadi kandidat juara bersaing dengan Jorge Lorenzo. Dan, rekor kembali terpecahkan pada 10 November 2013 ketika podium Marquez di race pamungkas GP Valencia mengantarkan gelar juara MotoGP pertamanya di usia 20 tahun 266 hari.
Sejak itu, Marquez resmi mengambil alih dominasi Lorenzo, Valentino Rossi, dan mengungguli deretan pebalap seperti Michele Pirro, Andrea Dovizioso, Andrea Iannone, hingga rekan setimnya, Dani Pedrosa. Kecuali 2015, gelar juara selalu berada dalam genggaman Marquez dari 2013 hingga 2018.
Keceriaan Marc Marquez di atas Bandros. Foto: Dok. Box Repsol
Total, tujuh gelar kejuaraan dunia sudah terpatri dalam karier Marc Marquez di dunia balap. Tujuh gelar itu pun melahirkan tujuh sebutan juara: Supermarc, Two Time World Champion, Baby Champ, 3+1, Give Me 5, Big 6, dan Level 7.
ADVERTISEMENT
Hingga 2018, tujuh gelar sang pebalap dilengkapi dengan koleksi 116 podium, 70 kemenangan, 80 pole positions, 60 fastest laps, dari perjalanannya mengarungi 186 balapan.
Marquez si Semut Merah
Bagi para penggemarnya di Indonesia, Marquez dikenal sebagai 'The Baby Alien'. Namun di Spanyol, dia dikenal sebagai 'El Tro de Cervera' alias 'Thunder of Cervera'.
Di panggung internasional, Marquez sendiri menggambarkan dirinya sebagai 'Ant of Cervera', dengan memakai logo semut merah di helm balapnya.
Sebutan 'Ant of Cervera' sendiri lebih memiliki arti bagi sang pebalap. Masih ingat bagaimana bobotnya yang ringan dibanding rata-rata pebalap lain di CEV? Ya, dari situlah julukan Semut Merah berawal. Masih ditulis dalam blog resminya, Marquez masih mengalami masalah berat badan ketika debut di 125cc.
ADVERTISEMENT
Saat itu, dia harus mendapat tambahan 16 kg untuk membawa motor yang beratnya dua kali lipat dari tubuh Marquez. Timnya lalu menyebut Marquez seperti semut: hewan yang kecil, tapi mampu mengangkat bobot 100 kali dari beratnya.
Sejak 2012, Marquez secara resmi memilih semut sebagai maskotnya untuk mengingatkan bagaimana dirinya selalu berjuang keras setiap melaju di lintasan balap. Dikutip dari laman Box Repsol, Marquez saat ini memiliki tinggi 169 cm dengan berat 65 kg.
"Marc baru memiliki tubuh seorang pria dia usai 18 atau 19 tahun," kata sang ayah, Julia, kepada The New York Times pada 2017.
Marquez dan helm semut andalannya di Tes MotoGP Sepang 2019. Foto: Dok. Box Repsol
Bintang Baru dan Calon Legenda MotoGP
Kehadiran Marquez di dunia balap mengantarkan era baru khususnya di dunia MotoGP. Rossi memang masih berjaya dan aktif berkompetisi, tapi usia adalah sesuatu yang mahal dan tak bisa dibohongi. 'The Doctor' masih tajam, tapi tak senekat dulu. Dia masih melesat, tapi tidak secepat dulu.
ADVERTISEMENT
Maka tak aneh jika para penggemar generasi muda lebih mengenal Marquez sebagai yang terhebat.
Dia muda, berbakat, dan punya tujuh gelar juara dunia. Kelincahannya bersama RC213V, kecerdasan alami untuk mengubah strategi di atas trek, hingga sifat kompetitif yang kadang memaksanya berbuat nekat membuat Marquez terlahir sebagai bintang.
"Marc seperti sponge, dia mampu menyerap apa pun yang dilakukan pebalap (lain), tidak ada yang seperti itu di usianya," puji sang paman, Ramon Marquez, yang juga pendiri Official Fanclub Marc Márquez 93, dikutip dari New York Times.
"Kemampuan Marquez adalah mengetahui apa yang dibutuhkan sebelum melakukannya, dia mampu mengantisipasi, dan itu unik," kata Freddie Spencer.
'Ant of Cervera' pun menjadi kesayangan media juga penggemar dengan sifat ramahnya, saat konferensi pers, di depan televisi, maupun di luar sirkuit dengan hobinya meladeni permintaan swafoto dan tanda tangan.
ADVERTISEMENT
Marc Marquez, pebalap MotoGP kebanggaan Cervera, Spanyol. Foto: Dok. marcmarquez93.com
Marquez adalah bintang dan pebalap andal, kebanggaan Cervera, anak tercinta, juga kakak yang hebat bagi Alex Marquez, pebalap Moto2. Kini, dengan rekam jejak Marc Marquez di dunia balap, kemungkinannya untuk memecahkan rekor delapan gelar Agostini dan tujuh gelar Rossi di level tertinggi terasa mungkin.
"Orang melihat di mana Marc dan Alex berdiri saat ini, tapi kami tahu ada banyak pengorbanan untuk tiba di sana," ucap Roser Alenta, sang ibu, masih kepada The New York Times.
"Saya melihat Marquez tumbuh jadi agresif dan kadang bertanya apakah itu memang dibutuhkan. Jawaban Marc adalah jika dia tidak mencoba, dia tidak akan tahu limitnya," imbuh Julia sang ayah.
Terakhir, mari mengutip pernyataan sang pebalap sendiri. Lintasan balap adalah tempat menyenangkan, sekaligus berbahaya. Motor MotoGP adalah kuda besi tercepat, sekaligus kendaraan mematikan. Sejauh mana Marquez akan terus melaju?
ADVERTISEMENT
"Ketika tiba di MotoGP, saya dikritik karena terlalu agresif dan banyak mengambil risiko. Tapi, semua orang kini mengikuti saya," kata Marc Marquez kepada New York Times.
"Jika Anda mengambil motor saya, Anda menghilangkan separuh hidup saya," ujar sang pebalap.
Perayaan juara Marc Marquez di Cervera, Spanyol. Foto: Josep LAGO / AFP