Masalah Yamaha yang Itu-itu Saja

11 Januari 2019 20:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rossi mengecek kondisi motor M1 Yamaha. (Foto: Mohd Rasfan/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Rossi mengecek kondisi motor M1 Yamaha. (Foto: Mohd Rasfan/AFP)
ADVERTISEMENT
Yamaha, selalu masuk dalam jajaran pabrikan top dalam balapan MotoGP. Utamanya berkaca kepada penampilan para pebalap di tim pabrikan Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
Maka, cukup banyak pebalap legendaris yang lahir di bawah bendera tim Yamaha. Penggemar era MotoGP pastinya kenal Valentino Rossi sebagai sosok terdepan urusan menjadi bintang Yamaha.
Selama menjadi pebalap Yamaha, Rossi yang berjuluk The Doctor ini menelurkan empat gelar juara dunia, dari total tujuh gelarnya di MotoGP. Tiga lainnya direngkuh pebalap Italia itu saat jaya-jayanya bersama Honda mulai 2001 hingga 2003.
Namun, gelar keempat bersama Yamaha pada 2009 sekaligus menjadi gelar terakhir Rossi di panggung MotoGP hingga saat ini. Banyak pihak menilai penampilan Rossi yang kini kembali setia bersama Yamaha semakin redup.
Jejak kehebatannya masih terekam kala finis ketiga di Grand Prix (GP) 2010. Musim 2011, Rossi hijrah ke Ducati dan langsung terlempar finis ke-11. Pada 2013, dia kembali ke Yamaha, pun tetap hanya puas finis ketujuh. Dua musim terakhir, Rossi pun hanya sekali menang yakni di GP Belanda 2017.
ADVERTISEMENT
Selama GP 2017-2018 itu, Rossi berkali-kali menyoroti performa YZR-M1, motor andalan Yamaha, yang menurutnya tak lagi andal. Cengkeraman, elektronik, hingga urusan karet ban motor bergiliran menjadi sasaran keluhan sang pebalap. Bahkan, dirinya sudah berceloteh, seperti komentarnya usai rapat dua jam di Motegi, Oktober 2018. "Saya terus mengulang-ulangi perkataan yang sama. Malah saya bisa saja tinggal menaruh rekaman suara dan foto saya di meja, lalu pergi," sindirnya kala itu.
Valentino Rossi. (Foto: Anju Christian P. Silaban/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Valentino Rossi. (Foto: Anju Christian P. Silaban/kumparan)
Valentino Rossi tak lagi cerewet seorang diri. Kali ini, suara yang sama diberikan mantan pebalap Yamaha, Wayne Rainey. Legenda balap kelas 500cc ini mengatakan masalah Yamaha selalu sama sejak dulu, dulu, dulu sekali pada masanya masih membalap di tahun 90-an.
ADVERTISEMENT
"Ini menarik, karena satu-satunya balapan (MotoGP) yang saya hadiri adalah saat seri GP Amerika Serikat, dan setiap tahun, masalah mereka tidak berubah, bahkan masih sama seperti ketika saya balapan," kata pebalap asal Negeri Paman Sam itu kepada Motorsport-Total, dikutip Jumat (11/1/2019).
"Semua pebalap (di Yamaha) mengomentari kurangnya daya tarik ketika mengerem dan lemahnya cengkeraman ketika akselerasi. Saya seperti kembali ke masa-masa balapan," ujar juara dunia kelas 500cc pada 1990, 1991, dan 1992 ini.
"Perbedaannya, semua tim dan motornya, termasuk di luar Top 5, begitu kuat saat ini. Bahkan, jika Anda menaruh Marc Marquez di motor (tim) mana pun, dia akan berada di podium. Semua motor saat ini bagus," imbuh Rainey.
ADVERTISEMENT
Soal penampilan Movistar Yamaha, tim Rossi, pada 2018, Rainey juga setuju bahwa performa YZR-M1 mereka bahkan lebih buruk daripada pengaturan YZR-M1 lama di tim satelit Yamaha, Tech 3. "Bahkan Johann Zarco membuat orang-orang di tim pabrikan sakit kepala," katanya.
Hingga saat ini, masalah utama sekaligus tantangan Yamaha menurut Rainey adalah bagian elektronik motor. "Elektronik punya pengaruh besar terhadap performa motor. Saya sarankan Yamaha menguranginya. Mungkin akan menarik tanpa bagian elektronik, karena motor akan terasa lebih hidup," ujar Rainey.
Musim 2019, Zarco sendiri akan mencoba kembali menjadi musuh bagi Rossi, tapi kali ini dengan seragam yang berbeda yakni di Tim Red Bull KTM. Sementara itu, The Doctor masih menjajal peruntungan dengan YZR-M1 bersama Maverick Vinales, tapi nama tim keduanya dipastikan bukan lagi Movistar Yamaha dengan keluarnya Movistar sebagai sponsor dan digantikan Monster Energy. Tim pabrikan Yamaha ini baru akan melakukan presentasi musim 2019 di Jakarta, Indonesia, 4 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
Sponsor baru di musim yang baru, juga dengan nasib yang baru?