Memahami Lawan ala Roger Federer

27 Januari 2018 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Federer di semifinal Australia Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
zoom-in-whitePerbesar
Federer di semifinal Australia Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
ADVERTISEMENT
Roger Federer punya cara untuk memahami lawan-lawannya di setiap pertandingan. Salah satunya, berteman dengan lawan. Menurut Federer, memiliki hubungan baik dengan petenis lain akan membuat pertandingan menjadi lebih murni. Fokusnya adalah untuk menjadi pemenang dan menambah gelar juara, bukan demi dendam personal.
ADVERTISEMENT
Final Australia Terbuka 2018 bakal menjadi pertandingan ke-10 yang mempertemukan Roger Federer dan Marin Cilic. Federer memastikan diri melangkah ke pertandingan puncak setelah mengalahkan petenis asal Korea Selatan, Hyeon Chung, di semifinal. Sementara Cilic, tiket final berhasil direbutnya akibat berhasil membungkam perlawan Kyle Edmund di babak semifinal.
Dari rekor pertemuan sebelumnya, Federer unggul besar. Sembilan kali melawan Cilic, Federer hanya kalah sekali saat bertanding di semifinal AS Terbuka 2014. Di turnamen itu, Cilic berhasil merengkuh trofi Grand Slam pertama di sepanjang kariernya.
Sebelum partai final yang bakal digelar Minggu (28/1/2018), di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Federer dan Cilic bertemu dua kali di sepanjang musim kompetisi 2017. Pertama, keduanya bertanding di babak final Wimbledon 2017. Federer menang straight set dengan skor 6-3 6-1 6-4. Kedua, di gelaran ATP World Tour Finals 2017. Federer kembali menuai kemenangan dalam pertandingan tiga set dengan skor 6-7 6-4 6-1.
ADVERTISEMENT
Aroma persaingan memang terasa kental di antara kedua petenis ini. Namun, persaingan hanya terjadi di arena pertandingan. Di luar pertandingan, keduanya dikenal sebagai teman baik. Bahkan bulan lalu, Cilic dan Federer melakoni latihan bersama setelah keduanya secara tidak sengaja bertemu saat berlibur di Maladewa.
“Seperti kebanyakan atlet, kami juga berlatih saat liburan. Dan secara tidak sengaja, kami bertemu di Maladewa. Kami berdua sama-sama membutuhkan tandem untuk berlatih tanding, maka kami memutuskan untuk berlatih bersama.”
“Kami tidak hanya bertemu saat latihan, tapi sekadar makan malam bersama. Ia (Cilic) juga membawa tunangannya. Jadi, saya rasa kami sudah menghabiskan waktu dengan baik. Kami tidak selalu bertemu, tapi selama liburan kami berlatih tanding dua kali selama 45 menit,” ungkap Federer seperti dilansir The Independent.
ADVERTISEMENT
Bagi Federer, kesempatan untuk berlatih bersama petenis yang beberapa kali menjadi lawannya itu merupakan hal yang baik. Kesempatan itu sedikit-banyak membantunya untuk memahami petenis lain, yang bukannya tak mungkin bakal menjadi rivalnya di kemudian hari.
Di mata Federer, melihat petenis sebagai petenis, bukan sebagai lawan, membuatnya mampu memahami apa yang jadi kelemahan dan kekuatan petenis tersebut. Ini bukan tentang mencari-cari kelemahan, tapi mempersiapkan diri untuk bertanding melawan siapa pun.
“Cilic, misalnya. Kepercayaan dirinya semakin meningkat sejak ia memenangi AS Terbuka empat tahun lalu. Kepercayaan diri adalah hal krusial bagi seorang petenis. Jika Anda tidak paham bahwa lawan Anda punya kepercayaan diri yang baik, Anda bakal meremehkannya. Dan bukannya tidak mungkin ia bakal membuat Anda babak-belur di pertandingan,” jelas Federer.
ADVERTISEMENT
Federer akan meraih gelar keenam di Australia Terbuka sekaligus gelar ke-20 di turnamen Grand Slam jika berhasil memenangi laga final yang berlangsung Minggu (28/1/2018). Petenis asal Swiss yang memasuki turnamen sebagai unggulan kedua tersebut menilai pertandingan final bakal berlangsung sengit.
“Kami berdua merasa terbantu karena diberi waktu libur dua hari sebelum final dan sama-sama tidak menghadapi pertandingan semifinal yang brutal. Saya pikir kami akan memasuki babak final dengan kondisi bugar, Marin (Cilic) pun akan siap dengan pertandingan ini,” komentar Federer tentang kesiapan keduanya menghadapi partai final Australia Terbuka 2018.
Menyoal Federer yang kerap menandaskan perjuangannya merengkuh gelar juara, Cilic menegaskan bahwa ia tidak memandang pertandingan puncak di Australia Terbuka tahun ini sebagai ajang balas dendam.
ADVERTISEMENT
“Hal-hal semacam itu (kekalahan) terjadi. Namun, cara kerja olahraga memang seperti itu. Bagi saya, sampai ke final adalah kesempatan emas untuk menambah raihan Grand Slam. Saya berkompetisi dengan baik dan saya benar-benar bersemangat untuk melihat apa yang bakal terjadi di sepanjang musim 2018,” tegas Cilic.