Mengabadikan Nama Dodo Sitepu di Langit BritAma Arena

22 Maret 2019 5:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Christian Ronaldo Sitepu pebasket Satria Muda. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Christian Ronaldo Sitepu pebasket Satria Muda. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Christian Ronaldo Sitepu adalah Satria Muda, dan Satria Muda adalah Christian Ronaldo Sitepu. Ya, begitulah adanya. Memang sulit membahas sejarah Satria Muda tanpa menyinggung peran Dodo – panggilan Christian – saat masih aktif sebagai pebasket.
ADVERTISEMENT
Dodo mengakhiri kisah 12 tahunnya sebagai pemain pada 2018 lalu, dan hanya ada satu tim yang dalam curriculum vitae-nya: Satria Muda. Romansa keduanya diwarnai rona ceria. Mulai dari tiga kali jawara NBL, hingga tiga kali menjadi kampiun IBL – yang terakhir kali terjadi pada 2018 lalu.
Kegemilangannya bersama Satria Muda juga membuat sosok yang berposisi sebagai center tersebut mendapatkan apresiasi sebagai seorang atlet. Dodo masuk dalam IBL All Star edisi 2017 dan 2018, juga terdaftar sebagai Most Valuable Player (MVP) versi Perbasi dari 2010 hingga 2014.
Namun, keintiman keduanya tak hanya terasa ketika Dodo masih menjadi pemain. Menjelang gim pertama final IBL 2019 melawan Stapac Jakarta di BritAma Arena, Kamis (21/3/2019) malam WIB, Satria Muda menyiapkan tribute khusus untuk Dodo.
ADVERTISEMENT
Tribute tersebut dimulai dari padamnya lampu venue, dan kemudian layar menyala terang. Di situlah penonton yang hadir bisa flashback ke masa jaya Dodo sebagai seorang pebasket. Setelahnya, lampu sorot langsung menyorot kostum Dodo yang telah tergantung di langit-langit BritAma Arena.
Tak lama, Dodo muncul dan selayaknya seorang pahlawan, dia disambut dengan guard of honour oleh staf pelatih juga para pemain Satria Muda. Dodo memeluk mereka satu per satu sebelum berjalan ke tengah lapangan. Kemudian cahaya lampu membuat arena perlahan-lahan tak lagi gelap.
Kontrak Christian Ronaldo Sitepu-SM Pertamina Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Di sana, Dodo terlihat canggung. Dia sudah menyiapkan apa yang harus dia katakan di ponselnya, tetapi itu rupanya bukan trik paling ampuh melawan grogi. Lidahnya sempat terpeleset, tetapi, toh, sepertinya tidak ada yang peduli akan celah-celah minor seperti itu. Ini adalah momennya.
ADVERTISEMENT
“Gue berada di posisi ini bukan karena gue sendiri. Tetapi, juga buat berbagai pihak yang terus mendukung gue di saat senang dan di saat terpuruk. Mereka semua membuat gue bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” ucap Dodo.
“Terakhir, terima kasih juga untuk SM Mania. Selalu terngiang di kepala gue teriakannya, ‘Go SM! Go SM!’ Mohon doanya agar saya bisa berkontribusi di basket Indonesia. Indonesia juara, hidup SM!” teriaknya menutup pidatonya saat itu.
Mengenai final IBL 2019, akhirnya Satria Muda takluk 68-79 dari tim tamu. Dodo sempat terlihat kecewa, tetapi kecewanya tak bertahan lama. Selepas laga, masih banyak orang meminta tanda tangannya, juga untuk berswafoto, dan tentu saja, untuk wawancara. Semua direspons Dodo dengan begitu positif dan tenang.
ADVERTISEMENT
Kontrak Christian Ronaldo Sitepu-SM Pertamina Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Untuk persoalan yang terakhir, pertanyaan seputar masa depan Dodo setelah menjadi tajuk utama. Dodo menuturkan tengah senang menjadi pelatih basket untuk coaching clinic hingga bisnis sepatu dan berencana merambah ke kuliner.
Lantas, apakah dengan begitu Satria Muda dilupakan begitu saja? Jawabannya, tentu saja tidak.
“Gue belum kepikiran, sih, kalau menjadi pelatih. Tapi kalau dibutuhkan kenapa enggak? 'Kan itu panggilan, ceileh,” celetuk sosok berusia 32 tahun itu.