Mengenal Prancis Terbuka, Seri Kedua Kompetisi Grand Slam

25 Mei 2018 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roland Garros Stadium, 2017. (Foto: Reuters / Gonzalo Fuentes/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Roland Garros Stadium, 2017. (Foto: Reuters / Gonzalo Fuentes/File Photo)
ADVERTISEMENT
Cerita tentang Prancis Terbuka dimulai pada 1891, tepat 127 tahun lalu jika dihitung dari sekarang. Turnamen ini lahir dengan nama French Clay-Court Championships. Tadinya, ia ditujukan hanya untuk petenis-petenis yang berasal dari beberapa klub tertentu. Gelarannya berpindah-pindah. Mulai dari Stade Français, Parc de Saint-Cloud, hingga Racing Club de France’s Croix-Catelan.
ADVERTISEMENT
Perubahan terbesar terjadi pada 1925, ketika kompetisi dibuka pertama kali untuk petenis luar negeri, dan mulai menggunakan format kompetisi terbuka. Hanya, di atas lapangan, petenis tuan rumah tetap mendominasi dan mengantarkan dunia tenis Prancis pada masa keemasannya. Untuk nomor tunggal wanita, misalnya. Mulai dari 1920 hingga 1926, Suzanne Lenglen merebut enam gelar juara.
Sementara untuk nomor tunggal pria, Prancis Terbuka mengenal nama-nama legendaris. Mulai dari Henri Cochet, René Lacoste, Jean Borotra dan Jacques Brugnon. Keempatnya bergelar The Four Musketeers (dalam Bahasa Prancis menjadi les Quatre Mousquetaires) karena gelar juara tunggal pria jatuh ke tangan keempatnya secara bergantian dalam rentang waktu antara 1922 hingga 1932.
Namun, nama keempatnya mencapai puncak kejayaannya pada 1927. Kala itu, keempatnya menjadi wakil Prancis untuk nomor putra di kejuaraan bertajuk Piala Davis (konsep turnamennya mirip Piala Thomas pada bulu tangkis -red). Di tahun tersebut, Prancis keluar sebagai juara.
ADVERTISEMENT
Kemenangan keempatnya tak hanya memberikan medali dan uang hadiah, tapi juga kemasyhuran ranah tenis Prancis yang ditandai dengan pembangunan stadion khusus pertandingan tenis bernama Roland Garros. Adapun, nama yang digunakan merupakan nama pilot Prancis yang gugur dalam Perang Dunia I.
Perang Dunia II menjadi petaka bagi dunia, termasuk ranah tenis. Namun demikian, Prancis Terbuka tetap berjalan. Hanya, derapnya cukup senyap, seperti sekawanan tentara yang bergerilya. Pada 1941 hingga 1945, penyelenggaraannya tidak ditopang oleh Asosiasi Tenis Prancis (FFT). Itulah sebabnya, sebagian pihak justru mengakui bahwa selama Perang Dunia II, Prancis Terbuka memasuki masa hiatus.
Akhir Perang Dunia II menjadi penanda era baru di gelaran Prancis Terbuka karena petenis-petenis luar Prancis mulai mendapat tempat. Petenis-petenis masyhur asal Australia macam Rod Laver, Ken Rosewall, dan Margaret Court memegang rekor gelar Prancis Terbuka terbanyak antara tahun 1962 hingga 1973. Terhitung, ada 13 gelar juara yang mereka koleksi: lima tunggal, empat ganda, dan empat ganda campuran.
ADVERTISEMENT
Dunia olahraga Prancis mulai mengenal istilah profesional secara masif pada 1968. Dan sejak saat itu, Prancis Terbuka semakin dipandang penting oleh para petenis dunia. Untuk tunggal putri, Roland Garros karib dengan kepiawaian mengayun raket Chris Evert. Petenis asal Amerika Serikat ini memenangi tujuh gelar Grand Slam di Prancis.
Turnamen ini juga memperkenalkan dunia kepada sepak-terjang Bjorn Borg, petenis asal Swedia yang memenangi enam gelar Prancis Terbuka. Bila menyoal Borg, maka Australia Terbuka menjadi satu-satunya kompetisi Grand Slam yang tak pernah dimenanginya.
Turnamen ini juga memperkenalkan dunia kepada sepak-terjang Bjorn Borg, petenis asal Swedia yang memenangi enam gelar Prancis Terbuka. Bila menyoal Borg, maka Australia Terbuka menjadi satu-satunya kompetisi Grand Slam yang tak pernah dimenanginya.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 1973 hingga tahun 1996, Roland Garros mengalami ekspansi secara fisik. Penambahan beberapa lapangan dan pemugaran menjadi agenda wajib mengingat tingginya minat dan apresiasi dunia pada gelaran Prancis Teerbuka.
Rafael Nadal juara Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Rafael Nadal juara Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Awalnya, Roland Garros hanya terdiri dari lima lapangan, tapi kini, ada 20 lapangan yang bisa digunakan di dalam stadion. Selayaknya arena tenis, ia memiliki dua lapangan utama yang mengambil masing-masing satu nama petenis wanita dan pria. Di Roland Garros sendiri, dua lapangan ini bernama Court Suzanne Lenglen dan Court Philippe Chatrier.
Stadion ini ibarat rumah kedua bagi orang-orang seperti Ivan Lendl, Mats Wilander, Monica Seles, dan Gustavo Kuerten, masing-masing mengantongi tiga gelar juara. Sementara, Justine Hénin empat kali menjadi juara dan Steffi Graff enam kali menjadi ratu di ranah tenis Prancis.
ADVERTISEMENT
Tahun 1990-an lantas menjadi titimangsa kebangkitan petenis Spanyol di Prancis. Bila membicarakan kehebatan Spanyol di Prancis, maka ia tak akan lepas dari gelar juara yang digondol oleh Arantxa Sanchez, Sergi Bruguera, Carlos Moya, Albert Costa, dan Juan Carlos Ferrero.
Lantas, dimulailah periode emas Spanyol di Prancis pada 2005. Sejak tahun itu, Rafael Nadal menjadi bintang utama. Terhitung, sejak 2005 hingga 2014, ia sembilan kali menjadi juara di Prancis Terbuka.
Dalam rentang waktu itu, satu-satunya kegagalan Nadal muncul di tahun 2009. Kala itu, ia kalah dari Robin Soderling di babak keempat. Kemenangan tiga set langsung atas Stanislas 'Stan' Wawrinka di laga puncak Prancis Terbuka 2017 melengkapi raihan Nadal menjadi 10 gelar juara.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, Prancis Terbuka 2018 sendiri digelar pada 21 Mei hingga 10 Juni 2018. Babak kualifikasi berlangsung pada 21-24 Mei, dan ditutup dengan drawing pada Kamis (24/5). Pertandingan putaran final sendiri akan dimulai pada Minggu (27/5) hingga Minggu (10/6).