Menjaga Lalu Zohri, Membentenginya dari Undangan Tak Penting

16 Juli 2018 18:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu M Zohri berfoto bersama pelari dari Amerika Serikat. (Foto: Dok. Kemenpora)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu M Zohri berfoto bersama pelari dari Amerika Serikat. (Foto: Dok. Kemenpora)
ADVERTISEMENT
Lalu Muhammad Zohri akan tiba di Tanah Air, Selasa (17/7/2018) malam WIB. Pulang sebagai juara dunia World U-20 Championships di Finlandia, todongan lensa kamera hingga pertanyaan media pasti akan diterimanya.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, sangat wajar juara di nomor 100 meter putra itu banjir perhatian. Publik sangat penasaran, bangga, sekaligus terkesima dengan torehan sejarah Zohri sebagai peraih emas pertama bagi Indonesia di kejuaraan dunia U-20.
Jadi, Zohri menjadi magnet itu wajar. Tinggal bagaimana pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), menyaring 'perhatian' terhadap Zohri.
Menurut Sekretaris Jenderal PASI, Tigor Tanjung, Zohri akan disambut sesingkat mungkin. Menurut dia, seremoni penyambutan atlet kelahiran 1 Juli 2000 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa malam hanya berlangsung sekitar 30 menit.
Hal itu tertuang dalam hasil rapat yang berlangsung di Kemenpora, Senin (16/7). Rapat hingga sore WIB itu juga dihadiri Kementerian Luar Negeri, PT Angkasa Pura II, Polresta Bandara, hingga Dispora NTB untuk membahas waktu dan detail acara.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari PB PASI fokusnya menjaga Zohri. Dia itu datang jam 22:30 WIB. Dengan berbagai proses yang ada mungkin baru bisa keluar jam 23:00 WIB, itu sudah tengah malam," ungkap Tigor saat dihubungi kumparanSPORT via telepon.
"Perjalanan dia dari Helsinki ditambah waktu transit di Doha (Qatar) itu 20 jam. Jadi harus diperhitungkan, kalau Zohri misalnya kena flu dan harus istirahat 2-3 hari, susah lagi kembali ke kondisi normal."
"Itu harus diakomodir sehingga nanti acara maksimal 30 menit. Jangan sampai berlebihan, harus dibuat sesingkat mungkin sesederhana mungkin karena Zohri butuh istirahat," ucapnya.
Ibu Bukhoriyah (baju biru) bersama Lalu Muhammad Zohri (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Bukhoriyah (baju biru) bersama Lalu Muhammad Zohri (Foto: Dok. Istimewa)
Selain menjaga Zohri setibanya di Tanah Air, PASI pun mencoba menjaga Zohri dari kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Selain itu, dengan waktu hanya tersisa 33 hari jelang Asian Games, sang juara dunia pun tak serta-merta diberi jatah libur ke kampungnya di Dusun Karang Pangsor, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
"Kami jaga agar tidak diundang sana-sini. Saya rasa itu bagus. Nanti setelah Asian Games okelah. Karena sejatinya ini bukan akhir perjalanan, justru masih awal. Jangan sampai Zohri terlena. Tentu ini kebijakan PASI termasuk keinginan Zohri sendiri," tutur Tigor.
"Kami tidak setuju Zohri pulang ke Lombok. Pihak Kemenpora juga sependapat dalam artian kalau di pulang ke rumah susah lagi latihannya. Setelah kembali ke pelatnas (di Jakarta), dia recovery pun bukan berarti istirahat pasif."
"Meskipun atlet tidak melakukan latihan intensitas tinggi, mereka masih tetap berlatih di kolam renang atau dengan bola. Apalagi tersisa satu bulan, saya rasa latihan memang tidak berat, akan lebih banyak penyempurnaan teknis," katanya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Tigor tak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari berbagai pihak. Sebagai pengurus, lanjut Tigor, pihaknya berusaha menjaga karier emas Zohri yang saat ini masih menginjak bangku kelas 3 SMA.
"Kalau saya berpikir Zohri masih muda, perjalanan dia masih panjang. Jadi mari kita bersama-sama menjaga aset ini, jangan sampai layu sebelum berkembang. Jangan sampai salah pegang. Bantuan dari masyarakat apa pun sangat kami syukuri, puji Tuhan. Tapi perhatikanlah psikologi Zohri juga," ucap Tigor mengakhiri.