Menpora Akan Temui Jokowi Ihwal Pelaksanaan PON 2020 Papua

23 Agustus 2019 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, di Kantor Kemenko PMK. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, di Kantor Kemenko PMK. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berencana menemui Presiden Joko Widodo, Senin (26/8/2019), untuk membicarakan waktu pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
ADVERTISEMENT
Padahal, Plt Kadispora Papua, Alexander Kapisa, dan Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, sebelumnya menyebut tanggal penyelenggaraan PON 2020 tak akan berubah yakni 20 Oktober-2 November 2020.
Imam menyebut waktu pelaksanaan belum bisa dipastikan. Oleh karenanya, Imam bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, dan Gubernur Papua, Lukas Enembe, dijadwalkan akan bersua Jokowi terkait hal tersebut.
"Belum diputuskan (kapan berlangsungnya PON 2020). Kami akan menunggu sampai hari Senin nanti. Saya dan Menko PMK akan laporkan kepada Presiden Jokowi. Baru dari situ akan kita lihat secara rasional (hasilnya) seperti apa," ujar Imam saat ditemui, Jumat (23/8/2019).
Menpora Imam Nahrawi dan Menko PMK Puan Maharani, memberi keterangan terkait PON 2020 di Papua. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Sebelumnya, Imam bersama jajaran lembaga yang terkait dengan PON 2020 melakukan rapat koordinasi di Kantor Kemenko PMK. Disebut sosok berusia 46 tahun ini, pertemuan tersebut baru sebatas evaluasi di beberapa aspek.
ADVERTISEMENT
"(Rapat) tadi lebih banyak evaluasi terkait persiapan penyelenggaraan, baik itu infrastruktur, venue pertandingan, wisma atlet sampai soal mobilitas atlet, dan faktor-faktor lain," jelasnya.
Imam pun menampik belum pastinya waktu penyelenggaran PON 2020 bukan disebabkan karena isu rasial yang tengah terjadi di Papua belakangan ini. Insiden yang berpotensi menimbulkan kekhawatiran soal keamanan.
"Ini tidak ada kaitannya dengan keamanan, tapi murni soal ketersediaan infrastruktur, karena harus ada tempat bertanding, tempat menginap, kemudian transportasi, dan tentu ini harus dibicarakan lebih detail," ucap Imam.