Mental Baja yang Membuat Andrea Dovizioso Lebih Baik Tiap Musimnya

10 Januari 2018 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dovizioso di GP Inggris. (Foto: AFP/Oli Scarff)
zoom-in-whitePerbesar
Dovizioso di GP Inggris. (Foto: AFP/Oli Scarff)
ADVERTISEMENT
Banyak pebalap-pebalap hebat di MotoGP yang dikenal karena prestasi mentereng mereka macam Valentino Rossi. Ada pula yang dikenal karena debut mereka yang sensasional sebagai seorang rookie, seperti Marc Marquez hingga Johann Zarco.
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga pebalap yang dikenal karena kerja keras yang selalu ia tunjukkan tiap musimnya. Untuk kategori ini, Andrea Dovizioso adalah salah satu pebalap yang sangat layak dimasukkan.
Dovizioso memang tidak bergelimangan gelar selama sembilan tahun membalap di kelas balapan premier. Satu-satunya gelar juara dunia yang pernah ia raih hanyalah di kelas 125cc pada tahun 2004 silam. Sejak naik di kelas 250cc hingga MotoGP, gelar juara seolah tak mau mendekat lagi padanya.
Pada musim perdananya di MotoGP, Dovi sejatinya mampu tampil menjanjikan bersama Repsol Honda. Di musim perdananya itu, Dovi memang hanya sekali meraih podium saat menjadi pebalap tercepat ketiga saat GP Malaysia di Sirkuit Sepang. Namun, secara keseluruhan dari 18 balapan, Dovi sukses mengumpulkan 174 poin yang membuatnya berhak finis di posisi kelima pada klasemen akhir.
ADVERTISEMENT
Di musim keduanya bersama Honda, Dovi akhirnya meraih kemenangan pertamanya di MotoGP usai keluar sebagai yang tercepat pada GP Inggris tahun 2009. Namun, sejak kemenangan perdanannya itu, Dovi tak pernah lagi merasakan finis di posisi pertama, bahkan hingga ia pindah ke tim pabrikan lain, posisi itu tak pernah ia rasakan lagi.
Tapi, bukan Dovi namanya jika menyerah begitu saja. Setelah menunggu selama delapan tahun lamanya, akhirnya ia kembali merasakan menjadi pebalap tercepat saat menjuarai GP Sepang 2016.
Mental bekerja keras itu kemudian mengantarkan Dovi meraih musim terbaik di MotoGP pada musim 2017 lalu, di mana dia berhasil meraih enam kali juara. Hasil itu pun membuat Dovi berhasil finis di posisi kedua pada klasemen akhir yang merupakan pencapaian terbaiknya selama berkarier di MotoGP.
ADVERTISEMENT
Menanjaknya performa Dovi kemudian menghadirkan decak kagum banyak pihak, ia pun dianggap mengejutkan karena mencapai performa terbaiknya di usia yang sudah mencapai 31 tahun. Namun, Dovi sendiri menjelaskan bahwa faktor mental adalah pengaruh terbesar dalam kariernya dan alasan mengapa ia bisa begitu kompetitif di musim lalu.
"Semua orang bekerja dengan tubuhnya, tapi mental Anda memiliki pengaruh paling besar. Mental Anda bisa bekerja di banyak area daripada tubuh Anda," kata Dovi seperti dilansir Speedweek.
"Saya menemukan sesuatu yang sangat menarik dan itu berhasil. Itu salah satu alasan mengapa kami begitu kompetitif pada 2017. Jika Anda melakukan semuanya dengan cara yang positif, itu bisa berdampak besar dalam kehidupan maupun olahraga. Ini tentang apa yang Anda pikirkan sebelum mengatasi sesuatu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Banyak atlet sudah mengantisipasi hal buruk atau melihat batasny, tapi pikiran itu justru membatasinya. Mungkin perkara mental ini adalah hal kecil, tapi bisa berpengaruh besar," pungkasnya.
Dovi memang salah satu pebalap yang mengandalkan kerja keras dan mental kuat saat berada di lintasan. Terbukti, di musim lalu ketika ia bisa menunda pesta Marquez di GP Sepang usai keluar sebagai pebalap tercepat. Jadi, jika ia bisa melanjutkannya di musim 2018 mendatang, bukan tidak mungkin ia bisa kembali memberi kejutan lain.