Menunggu Pembuktian Djokovic-Murray

28 November 2017 22:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Djokovic Murray
zoom-in-whitePerbesar
Djokovic Murray
ADVERTISEMENT
Jika David Wallace Foster menyamakan pengalaman menonton Roger Federer sebagai pengalaman religius, maka mengikuti perjalanan karier Novak Djokovic dan Andy Murray di musim 2017 sama dengan mempercayai bahwa hidup tak lebih dari serangkaian kejadian tak masuk akal –bahkan, terkadang amat berantakan.
ADVERTISEMENT
Terhitung akhir Juli lalu, Novak Djokovic memutuskan untuk menyudahi musim 2017 lebih dini. Keputusannya untuk rehat sejenak dari dunia tenis didorong oleh kebutuhan untuk memfokuskan diri pada proses pemulihan cedera siku yang dialaminya. Cedera ini pulalah yang memaksanya untuk mundur saat harus berhadapan dengan Tomas Berdych di partai perempat final Wimbledon 2017. Selanjutnya, Berdych berhadapan dengan Roger Federer di semifinal.
Roger Federer melenggang ke final, berhadapan dengan petenis Kroasia, Marin Cilic, menyapu berseri tiga set dengan kemenangan 3-6, 1-6 dan 4-6.
Yang memutuskan untuk rehat setidaknya sampai akhir musim 2017, bukan hanya Djokovic. Andy Murray, petenis Inggris, pemegang tiga gelar Grand Slam, juga memutuskan untuk memfokuskan diri pada pemulihan cedera pinggul yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
Mantan petenis nomor 1 Inggris, Greg Rusedski menyambut keputusan Murray untuk mundur sejenak dari segala gelaran kompetisi 2017. Pasalnya, Rusedski terpaksa absen enam minggu di waktu-waktu terakhir kariernya akibat cedera bahu yang dideritanya.
“Semakin banyak waktu yang kau ambil untuk pemulihan, maka hasilnya akan semakin baik. Dokter yang menanganiku pernah bicara seperti ini: Jika kau memutuskan untuk operasi, maka kemungkinan untuk membaik sekitar 5%, 45% tak ada perubahan dan 45% lagi keadaanmu akan memburuk. Saya pikir, dia (Murray) telah mengambil langkah yang tepat.”
Nasib baik tak hanya berpihak pada Federer. Persis seperti Federer, di tengah-tengah rumor pensiun, Rafael Nadal justru sukses merebut gelar juara AS Terbuka 2017. Melakoni partai final di USTA Bllie Jean King National Tennis Center, 11 September 2017, petenis asal Spanyol ini berhasil mengalahkan Kevin Anderson dengan skor 3-0. Raihan gelar juara US Open tahun ini adalah yang ketiga untuk Nadal. Sebelumnya, ia berhasil merebut gelar juara pada tahun 2010 dan 2013.
ADVERTISEMENT
Andy Murray di Australia Terbuka 2017. (Foto: AFP/Glyn Kirk)
zoom-in-whitePerbesar
Andy Murray di Australia Terbuka 2017. (Foto: AFP/Glyn Kirk)
Namun demikian, Carlos Moya punya pendapat sendiri. Juara Prancis Terbuka 1998 ini menganggap bahwa comeback Djokovic-Murray tak akan bisa semenjanjikan dengan apa yang terjadi pada Federer-Nadal. Baginya, semakin besar kemungkinan yang dimiliki seorang petenis untuk memenangkan turnamen-turnamen penting, semakin baiklah petenis itu. Keputusan keduanya untuk fokus pada pemulihan cedera memang langkah yang tepat. Tapi sedikit-banyak, keputusan ini akan berpengaruh pada hilangnya kesempatan untuk merebut kemenangan di turnamen-turnamen penting.
"Comeback mereka tidak akan mudah. Tapi, fans pasti menanti mereka bisa kembali seperti semula," ujar Moya seperti dilansir Eurosports.
Murray sendiri belum menorehkan prestasi mentereng di sepanjang musim 2017. Satu-satunya gelar yang berhasil diraihnya adalah Dubai Tennis Championship. Di gelaran Prancis Terbuka, langkahnya terhenti akibat kalah 2-3 dari Stan Wawrinka. Padahal penampilannya di dua pertandingan sebelumnya cukup menjanjikan. Ia berhaisl menang atas Karen Abgarovich Khachanov dan petenis asal Jepang, Kei Nishikorii. Begitu pula dengan Wimbledon 2017. Catatan empat kemenangan berturut-turut dirusak oleh kekalahan 2-3 atas Sam Querrey.
ADVERTISEMENT
Djokovic saat menyerah dari Tomas Berdych. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Djokovic saat menyerah dari Tomas Berdych. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Tak jauh berbeda dengan Murray, catatan Djokovic di sepanjang musim 2017 yang diikutinya juga tak mengesankan. Dalam French Open, Djokovic bahkan kalah 0-3 di pertandingan pertama melawan petenis Rusia, Dominic Thiem. Lantas, langkahnya di Wimbledon harus terhenti akibat keputusannya untuk mundur dini. Sebelum menyatakan mundur, ia memenangkan empat pertandingan berturut-turut -masing-masing atas Martin Klizan, Adam Pavlasek, Ernests Gulbis dan Adrian Mannarino.
Di saat Federer-Nadal berhasil membuktikan bahwa keduanya belum habis, satu-satunya hal yang harus dibuktikan oleh Djokovic-Murray adalah bahwa keputusan yang mereka ambil untuk fokus pada pemulihan cedera akan membuahkan hasil yang baik. Mereka akan kembali musim depan, mengayun raket dan persis seperti Rafael-Nadal, menunjukkan bahwa keduanya memang belum habis dimakan cedera.
ADVERTISEMENT