news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Miftahul Dibujuk Lepas Jilbab Sejak Technical Meeting

8 Oktober 2018 18:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah (tengah) berunding dengan perangkat pertandingan sebelum bertanding di kelas kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah (tengah) berunding dengan perangkat pertandingan sebelum bertanding di kelas kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
ADVERTISEMENT
Atlet judo National Paralympic Committee (NPC) Indonesia atau mudahnya Kontingen Indonesia, Miftahul Jannah, didiskualifikasi saat akan bertanding di nomor blind (tunanetra) judo 52 kg.
ADVERTISEMENT
Di JIExpo Grand Ballroom, Senin (8/10/2018), sejatinya Miftahul akan menantang Oyun Gantulga (Mongolia) di babak 16 besar. Namun, Miftahul yang merupakan gadis berhijab itu kalah sebelum bertanding. Ya, hijab di kepalanya dianggap sebuah pelanggaran di arena judo.
Menanggapi itu, penanggung jawab cabang olahraga (cabor) judo Asian Para Games 2018, Ahmad Bahar, mengatakan Miftahul bukan mengundurkan diri, tetapi memang memilih tidak melepaskan hijab yang dianggapnya sebagai sebuah kewajiban.
"Dia didiskualifikasi oleh wasit karena ada aturan di pertandingan tingkat internasional bahwa pemain tidak diperbolehkan menggunakan hijab. Harus dicopot saat bertanding. Saat jalan di matras dicopot, keluar matras silakan dipakai," papar Ahmad kepada wartawan.
Namun, saat pihaknya sudah menjabarkan aturan itu, Miftahul tegas pada pendiriannya. Meski sudah masuk dan berjalan di pinggir lapangan, ia pun lantas didiskualifikasi karena tidak melepas hijabnya.
ADVERTISEMENT
"Miftahul tidak mau auratnya dilihat lawan jenis. Sudah koordinasi sama pelatih waktu technical meeting, kita arahkan ke atletnya, tapi tidak mau (lepas). Dari pelatih dan NPC sudah berusaha (bujuk)," ujarnya.
"Bahkan orang tuanya kami datangkan dari Aceh untuk memberi tahu, dalam artian kita sedang membela negara. Tapi dari atlet tidak mau melepas hijab, kembali lagi karena prinsip," ujar Ahmad.
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
Larangan hijab di cabor judo disoroti juga pada Olimpiade 2012 di London. Saat itu, judoka asal Arab Saudi, Wodjan Shaherkani, akhirnya memilih mengenakan penutup kepala yang hanya menutupi rambut, alih-alih menyeluruh.
Dikutip dari BBC, alasan larangan hijab dari International Olympic Committee (IOC) saat itu karena alasan keamanan. Pun Ahmad, kali ini juga mengatakan pihak berwenang melarang Miftahul bermain dengan hijab karena alasan keamanan.
ADVERTISEMENT
"Karena di judo itu ada teknik bawah. Yang dimaksudkan jika main dibawah kerudungnya mengganggu. Ditakutkan dibuat lawannya untuk mencekik leher dan bisa fatal," pungkas Ahmad.