MotoGP Austria: Saatnya Marc Marquez Memutus Dominasi Ducati

7 Agustus 2019 14:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Marquez berselebrasi usai memenangi balapan MotoGP Foto: Dok. Box Repsol Honda
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez berselebrasi usai memenangi balapan MotoGP Foto: Dok. Box Repsol Honda
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak kembali digelar pada 2016, seri MotoGP Austria menjadi surga buat Ducati. Pasalnya, tim asal Italia ini tak pernah absen menempatkan pebalapnya di atas podium puncak.
ADVERTISEMENT
Andrea Iannone memulainya tiga tahun silam. Iannone yang start dari garis terdepan mampu mendominasi sejak awal balapan. Ia lantas finis pertama dengan diikuti Andrea Dovizioso di posisi kedua.
Setelah itu, Dovizioso dengan motor Desmosedici melanjutkan rapor ciamik Ducati dengan menyegel podium pertama pada 2017. Siklus berlanjut musim lalu di mana Jorge Lorenzo keluar sebagai pemenang di depan Marc Marquez dan Dovizioso.
Jika menilik tren, musim 2019 semestinya kembali menjadi giliran pengemudi motor Ducati keluar sebagai pemenang GP Austria. Akan tapi, dominasi tim yang identik dengan warna merah ini terancam dihentikan oleh Marquez.
Sinyalnya cukup kuat melihat apa yang terjadi pada pebalap Repsol Honda ini di sirkuit yang umumnya menguntungkan Ducati. Contoh teraktual kemenangan Marquez di GP Republik Ceko. Hasil yang menjadi kemenangan ketiga Marquez di Sirkuit Brno pada kelas MotoGP.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Brno bisa dijadikan acuan Marquez berpotensi menjungkalkan pebalap Ducati di Austria adalah kemiripan karakteristik sirkuit. Brno tercatat punya 13 sektor trek lurus dengan total 636,56 meter dari 5,4 kilometer panjang keseluruhan sirkuit.
Dovizioso memimpin di trek Brno. Foto: David W. Cerny/Reuters
Sementara Red Bull Ring punya panjang total lintasan lurus 650 meter dari keseluruhan panjang lintasan 4,3 kilometer. Selain itu, kedua sirkuit lebih banyak menghadirkan tikungan ke arah kanan di mana kondisi ini sebetulnya kerap menyulitkan Marquez.
Kendati begitu, Marquez yang datang sebagai 'kerajaan' Ducati di Brno bisa mengatasi kesulitan dengan menerapkan strategi ciamik. Sosok berusia 26 tahun itu memilih ban soft ketika mayoritas pebalap lain bermain aman dengan kompon medium.
Dengan ban soft, Marquez bisa melesat lebih cepat di empat putaran awal. Dengan risiko kehabisan daya cengkeraman ban di akhir balapan, kemenangan membayar tuntas pertaruhan Marquez di Brno.
ADVERTISEMENT
"Strategi saya jelas, saya memilih ban soft untuk langsung melesat dan menjauh dari Dovizioso yang menggunakan ban medium. Saya menahan napas selama 3-4 putaran dan strategi berjalan lancar. Itulah yang membuat perbedaan saat balapan," kata Marquez dilansir oleh GPOne.
Balapan MotoGP di Sirkuit Assen, Belanda. Foto: Dok. MotoGP
Skill mumpuni memang bukan satu-satunya faktor kesuksesan Marquez kompetitif di setiap sirkuit musim ini. Juara bertahan MotoGP tersebut dibekali kecerdasan bak profesor untuk melakukan hitung-hitungan di atas sirkuit.
Kalkulasi jitunya di Brno tak mengagetkan jika melihat perhitungannya di Sirkuit Assen, Belanda--yang juga tak bersahabat buatnya. Marquez memilih ban soft untuk melaju kencang di awal balapan demi menyaingi pebalap Yamaha.
Keputusannya tepat karena memimpin balapan dalam 15 putaran. Baru memasuki 10 lap akhir, performa Marquez mengendur. Dia cuma mengungguli Fabio Quartararo di posisi ketiga. Sementara, predikat pemimpin balapan sudah diambil alih Maverick Vinales.
ADVERTISEMENT
Mengetahui motornya yang tak dalam kondisi terbaik, Marquez pun tak terpancing untuk melakukan overtaking terhadap Vinales. Toh, pebalap Monster Energy Yamaha itu bukanlah ancaman serius di perebutan gelar juara.
Fabio Quartararo memimpin balapan GP Belanda 2019. Foto: REUTERS/Piroschka Van De Wouw
Vinales akhirnya keluar sebagai kampiun, lalu Marquez di belakangnya. Namun, podium kedua terasa macam kemenangan bagi Marquez karena ia merebut 20 poin untuk melebarkan gap dengan Dovizioso yang finis keempat.
Finis di depan Dovizioso atau setidaknya tak kehilangan banyak poin dari rival terdekatnya di papan klasemen memang strategi paling efektif buat Marquez. Seperti yang ia lakukan di Assen dan Brno.
Lewat kemenangan di Brno pula, kini terbentang jarak 63 poin antara Marquez dengan Dovizioso. Jika jarak ini diperlebar usai GP Austria, Minggu (11/8/2019) malam WIB mendatang, Marquez kian dekat dengan gelar juara dunia kesembilan.
ADVERTISEMENT