news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

MotoGP Jepang: Marquez Menang, Honda Jadi Juara Constructor 2019

20 Oktober 2019 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Foto: Toshifumi KITAMURA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Foto: Toshifumi KITAMURA / AFP
ADVERTISEMENT
Di atas Sirkuit Twin Ring Motegi, Marc Marquez mengingatkan orang-orang mengapa ia pantas menyandang gelar juara MotoGP 2019.
ADVERTISEMENT
Marquez membalap seolah-olah ini menjadi balapan terakhirnya. Marquez merayakan kemenangan seperti tidak datang dengan status juara dunia.
Kemenangan ini tidak hanya menjadi milik Marquez. Honda juga berpesta. Mereka menyelesaikan balapan GP Jepang dengan sorak-sorai karena sudah dipastikan menjadi juara constructor 2019.
Saat Andrea Dovizioso merengkuh posisi ketiga, Fabio Quartararo menjadi bayang-bayang sempurna bagi Marquez. Sang pebalap Prancis menyelesaikan balapan pada Minggu (20/10/2019) ini di posisi kedua.
Torehan itu menegaskan bahwa Quartararo layak buat diperhitungkan sebagai pebalap yang mesti diwaspadai musim depan. Atau, bukannya tidak mungkin ia bakal menggebrak lagi di seri-seri terakhir.
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (kanan), dan pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo. Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Marquez punya kenangan bagus di GP Jepang. Gelar juara musim 2018 disegelnya di balapan ini. Musim ini, ia juga turun lintasan dengan modal brilian: Pole position.
ADVERTISEMENT
Meski tidak menjamin apa pun, pole position tidak boleh disia-siakan. Toh, hanya satu pebalap yang layak memulai balapan dari grid pertama.
Yang membalap sambil mengharap podium puncak bukan cuma Marquez. Fabio Quartararo pun demikian. Anak muda Prancis ini berhasil menyalip di lap pertama.
Akan tetapi, Marquez masih kelewat tangguh. Lap pertama belum tuntas, ia sudah berhasil mengamankan posisi terdepan lagi. Itu terjadi tepat di tikungan ke-10.
Quartararo paham betul siapa yang membalap di depannya. Selisih waktu 0,7 detik mungkin tidak berarti banyak bagi kita dalam hidup sehari-hari.
Namun, tidak ada kata 'hanya' bagi para pebalap jika bicara soal waktu. Selisih 0,7 detik itulah yang membuat Marquez memimpin, 0,7 detik itulah yang menjadi lawan berat bagi Quartararo.
ADVERTISEMENT
Duel sengit tidak hanya menjadi milik Marquez dan Quartararo. Pada lap ketiga, Franco Morbidelli dan Jack Miller juga bersaing ketat untuk mendapatkan posisi ketiga. Keduanya saling menyalip dari tikungan pertama hingga kelima. Untuk sementara, sih, Miller yang ada di posisi ketiga.
Sekilas tidak ada perubahan berarti di persaingan papan atas. Marquez masih memimpin, sedangkan Quartararo ada di posisi kedua.
Namun, sekilas tidak sama dengan sebenarnya. Gap antara Marquez dan Quartararo makin lebar, mencapai 1,2 detik di lap ke-10.
Quartararo tampil impresif pada sektor 2 dan 3. Namun, Marquez menjadi pembeda di sektor pemungkas. Itulah sebabnya ia belum bisa disalip.
Mundur dua lap, Morbidelli pada akhirnya berhasil menyalip Miller. Sialnya, Miller tak sekadar turun ke posisi empat. Andrea Dovizioso langsung menyalip Miller di tikungan pertama, diikuti oleh Maverick Vinales.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, posisi lima besar ditempati oleh Marquez, Quartararo, Morbidelli, Dovizioso, dan Vinales. Yep, Miller terlempar ke posisi enam.
Dovizioso belum lindap. Ia berhasil menggeser Morbidelli pada lap ke-14. Penggawa Ducati ini merangsek ke posisi tiga, sementara Morbidelli turun ke posisi empat. Miller memburuk. Ia tercampak ke urutan delapan, di belakang Alex Rins dan Cal Crutchlow.
Marquez belum terkalahkan di enam lap tersisa. Gap dengan pebalap di posisi dua bahkan semakin lebar, 2,345 detik. Vinales mengancam Dovizioso di putaran ini. Meski demikian, Dovizioso masih sanggup menjaga posisi tiga besar.
Pebalap Yamaha SRT, Fabio Quartararo. Foto: Albert Gea/Reuters
Ya, begitulah. Marquez tidak terbendung hingga akhir. Balapan 24 lap itu diselesaikan dengan kemenangan.
Quartararo juga tidak bisa kecewa-kecewa amat. Performa di tahun rookie-nya membuat Yamaha boleh berharap bahwa mereka bakal memiliki pebalap hebat di musim depan.
ADVERTISEMENT
Mau bagaimana lagi? Valentino Rossi dan Vinales tidak bisa bicara banyak musim ini. Bahkan di GP Jepang, Rossi belum bisa melepaskan diri dari nasib sial.
Ketika balapan sedang genting-gentingnya, saat belum sanggup naik ke posisi 10 besar, Rossi terjatuh di lap ke-21. Benar-benar akhir pekan yang buruk bagi Rossi.