news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Musim 2019, Musim Terbaik Marquez

6 Oktober 2019 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, melakukan selebrasi usai berlomba di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, melakukan selebrasi usai berlomba di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
ADVERTISEMENT
MotoGP 2019 menyisakan empat seri lagi. Namun, Marc Marquez sudah berhasil mengunci gelar juara musim ini. Balapan di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, pada Minggu (6/10/2019) ini tidak hanya diselesaikan dengan podium puncak.
ADVERTISEMENT
Tambahan 25 poin membuat koleksi poin Marquez menjadi 325. Itu berarti, capaian poinnya tidak mungkin dikejar oleh pebalap lain dalam empat balapan tersisa.
Hingga balapan GP Thailand selesai, Marquez sudah mengumpulkan sembilan podium puncak dan lima podium kedua. Sementara, satu seri berakhir lebih cepat bagi Marquez alias retired.
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, melakukan selebrasi usai bertanding di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Capaian ini sedikit-banyak mengingatkan orang-orang pada MotoGP 2014. Ketika itu, Marquez mengoleksi 13 podium puncak. Pencapaian tahun ini sepintas tidak sebagus tahun 2014. Namun, Marquez punya pendapat berbeda. Musim 2014 dan 2019 tidak akan bisa dibandingkan secara sepadan.
"Musim 2019 jadi musim terbaik saya di MotoGP. Saya memenangi 13 seri di 2014. Namun, ada perbedaan besar di antara manufakturnya," jelas Marquez, dilansir Crash.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini tim-tim jauh lebih kompetitif. Ada empat manufaktur yang memperebutkan gelar juara. Namun, kami lebih konsisten, terutama dalam mengover titik lemah kami sendiri," kata Marquez.
Pebalap Honda Repsol Marc Marquez (kanan) dan Pembalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo saat bertanding di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Konsistensi itu rasanya mulai melekat pada Marquez sejak 2016. Buktinya, ya, empat gelar juara beruntun dari 2016 hingga 2017. Kondisi ini berbeda dengan 2015.
Sejak membalap di MotoGP pada 2013, Marquez hanya gagal merengkuh gelar juara pada 2015. Gelar juara memang mustahil direngkuh bila melihat performa Marquez saat itu. Saking labilnya, Marquez mengalami crash di enam balapan.
"Saya masih muda waktu 2015, sekitar 22 atau 23 tahun. Saya tidak punya pengalaman, tetapi saya belajar banyak di tahun itu karena saya mengalami banyak crash," ujar Marquez.
ADVERTISEMENT
"Saya berkata kepada diri sendiri: Oke, titik lemah saya di mana? Apakah konsistensi? Saya selalu berusaha memperbaikinya dari musim ke musim meski kadang susah juga. Akhirnya, konsistensi malah menjadi kekuatan saya musim ini," jelas Marquez.