Nasihat Susy Susanti dan Herry IP untuk Marcus/Kevin yang Sedang Loyo

3 Mei 2019 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Malaysia Open 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Malaysia Open 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo juara? Ah, sudah biasa. Tapi, bagaimana jika ganda putra nomor satu dunia itu kalah? Hal luar biasa tentunya akan memicu reaksi yang luar biasa pula.
ADVERTISEMENT
Musim 2019 ini buktinya. Sejak All England 2019 pada Maret lalu, Marcus/Kevin kalah berturut-turut di tiga turnamen setelahnya yakni Malaysia Terbuka, Singapura Terbuka, dan Badminton Asia Championships.
Total empat kekalahan beruntun bagi ganda berjuluk 'Minions' ini terasa seperti kiamat bagi para penggemar tepok bulu Tanah Air. Meski begitu, dukungan penuh diberikan oleh pengurus PBSI.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, kekalahan adalah hal yang biasa terjadi dalam pertandingan olahraga. Alih-alih menggerutu, Marcus/Kevin juga diminta Susy untuk menerima masukan orang lain.
Susy Susanti (kiri atas) berfoto bersama Ahsan/Hendra (depan tengah) dan para pelatih serta Dr. Rizal Sukma (kanan bawah). Foto: www.badmintonindonesia.org
"Satu, jangan sampai kekalahan ini membuat mereka tambah tertekan. Anggap saja pertandingan menang-kalah itu biasa," ucap Susy saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Jumat (3/5/2019).
"Kedua, mau mendengar masukan dari orang lain, bukan berarti masukan ditelan dengan mentah-mentah. Ketiga, mau kembali kerja keras. Oke, kita kalah, tapi yang sudah lewat, ya, lewat. Pertandingan ke depan itu sama-sama belum dapat juara, motivasi harus naik lagi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Marcus/Kevin yang bermain sebagai ganda, lanjut Susy, juga harus menjaga komunikasi dan kekompakan. Peraih Olimpiade 1992 Barcelona ini juga mengingatkan 'Minions' untuk tidak menyalahkan apa yang sudah terjadi.
Susy pun meminta Marcus/Kevin, si pemilik rekor terbanyak delapan gelar BWF itu, untuk terus memantapkan fokus, terutama karena musim 2019 merupakan musim kualifikasi menuju Olimpiade 2020.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di babak pertama Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
"Ayo semangat, apalagi ganda harus saling mendukung dan mengingatkan. Saat pertandingan harus ada kerja sama dan komunikasi agar kompak. Yang paling penting jangan patah semangat, jangan menyalahkan apa yang sudah terjadi, kekalahan yang lalu jadikan pelajaran," pesan Susy.
"Pemain harus lihat bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Kalau kalah berarti ada yang kurang dan dia harus belajar lagi untuk pertandingan yang akan datang. Apalagi ke depan sudah banyak turnamen penting Road to Olympic," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Selain dari Susy, nasihat juga datang dari Herry Iman Pierngadi alias Herry IP 'Coach Naga Api'. Pelatih kepala ganda putra PBSI ini mengingatkan Marcus/Kevin untuk fokus menyusun strategi di musim 2019 dalam perebutan poin di kualifikasi Olimpiade 2020.
"Saya, sih, bilang ke mereka, memang jelang Olimpiade ini kita harus lebih fokus. Kekalahan yang kemarin-kemarin sudah jangan terlalu dipikirkan. Setiap pemain pasti tidak mau kalah, 'kan? Mungkin musuhnya lebih bagus atau sudah pelajari permainan mereka," kata Herry IP.
Marcus/Kevin diberi arahan oleh sang pelatih, Herry IP. Foto: ANTARA FOTO/INASGOG/Hadi Abdullah
"Saya bilang ke mereka, sudah jangan terlalu menggebu-gebu juara terus. Masyarakat memang maunya juara terus, tapi pengalaman saya bilang jangan seperti itu. Ini mau Olimpiade, harus pilih-pilih juara di mana. Karena dihitung selama ini, catatan antara menang dan kalah mereka 'kan jauh," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Musim ini, lanjut Herry IP, target utama Marcus/Kevin adalah Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, dua titel yang masih alpa dalam rapor emas kedua pemain. Berikutnya, 'Minions' akan bertanding di Piala Sudirman 2019 pada 19-26 Mei bersama Tim Indonesia.
Setelah itu, para penggemar baru bisa melihat kembali aksi Marcus/Kevin di Istora Senayan dalam gelaran Indonesia Open 2019, 16-21 Juli mendatang.
"Kalau menang terus, takutnya lengah. Pentingnya 'kan Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Dari kekalahan, kita jadi bisa pelajari kelebihan musuh. Itu salah satu strategi perang," tutup Herry IP.