news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ni Nengah Widiasih Sempat Optimistis Dapat Emas

7 Oktober 2018 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ni Nengah Widiasih peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
"Widi (Ni Nengah Widiasih) kecewa sekali, saya langsung menemaninya (usai pertandingan). Besok saja minta komentarnya Widi," begitu ucapan yang terlontar dari mulut Yanti, pelatih para angkat berat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, sosok yang dinanti-nanti akhirnya muncul di mixed zone (area bertemunya atlet dan media usai pertandingan). Powerlifter asal Bali itu muncul dengan medali perak di lehernya, menemui para awak media di Balai Sudirman, Minggu (7/10/2018). 
Saat itu, senyum masih tersurat di wajahnya. Namun, dari permintaan maaf di awal kalimat yang ia lontarkan, jelas tersirat perasaan sedih Widi —begitu ia disapa— karena emas gagal dipersembahkannya. Lantas fokus beralih ke alasan mengapa ia belum bisa menjadi yang terbaik.
Dalam penampilannya di nomor -41 kg itu, Widi gagal melakukan angkatan kedua dan ketiga, yang sama-sama coba ditaklukannya dengan beban 101 kg. Hasil terbaiknya hanya tercatat di percobaan pertama dengan 97 kg.
"Angkatan terbaik saya tadi 97 kg, karena di angkatan kedua dan terakhir saya didiskualifikasi, tidak tahu kenapa. Saya merasa di angkatan ketiga sudah bagus, sempat percaya diri, tapi itulah keputusan wasit yang harus dihormati," kata Widi.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelatih, Yanti menilai usaha peraih perunggu Paralimpiade 2016 itu sudah maksimal, meski di percobaan ketiga, Yanti pribadi merasa seharusnya angkatan Widi bisa dianggap benar.
"Sebetulnya optimistis (emas) dan saya lihat yang terakhir itu mengangkat. Tidak tahu persis kenapa no lift dari referee. Etikanya Widi sudah mengangkat, tapi memang dalam paralimpik teknik angkat yang baik dan benar itu ada kriterianya," ucap Yanti kepada wartawan.
Ni Nengah Widiasih dengan medalinya. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih dengan medalinya. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
"Biasanya yang saya alami dan atlet rasakan saat angkat itu ingin cepat beres. Mungkin belum nempel baik sesuai waktu, dia sudah angkat," katanya menambahkan.
Dengan hasil di Asian Para Games ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Widi untuk menyongsong Paralimpiade 2020 di Tokyo.
ADVERTISEMENT
"Widi akan latihan terus, karena atlet tidak boleh berhenti berlatih. Mungkin setelah Asian Para Games, dari NPC lebih dulu ada program untuk training camp persiapan ke Filipina jelang ASEAN Para Games 2019," kata Yanti.
"Tapi event apa pun, selalu didorong tak harus selalu emas. Di event mana pun selalu saya bilang: Ayo, Wid… Ayo, Wid, kamu bisa. Karena seluruh Indonesia tahu dia yang terbaik, di setiap event saya beri motivasi terus. Saya tahu tadi itu dia sudah maksimal," pungkasnya.
Perak dari Widi sendiri merupakan medali kedua dalam klasemen National Paralympic Committee (NPC) Indonesia. Emas sekaligus medali pertama dipersembahkan tim beregu putra cabor bulu tangkis usai kalahkan Malaysia 2-1 di Istora Gelora Bung Karno, Minggu (7/10).
ADVERTISEMENT