Notula di Akhir Perjalanan Formula 1 2018

26 November 2018 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktor Will Smith mengibarkan bendera finis ketika Hamilton menjadi pemenang di GP Abu Dhabi. (Foto: Luca Bruno/Pool via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Will Smith mengibarkan bendera finis ketika Hamilton menjadi pemenang di GP Abu Dhabi. (Foto: Luca Bruno/Pool via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Balapan di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, pekan lalu menandakan ajang balapan Formula 1 (F1) musim 2018 telah berakhir. Podium pertama yang didapatkan Lewis Hamilton menjadi penutup akhir musim yang manis buat pebalap asal Inggris tersebut karena sebelumnya telah menyegel gelar juara dunia musim ini.
ADVERTISEMENT
Namun, notula dari jalannya musim 2018 tak hanya menyoal dominasi Hamilton bersama Mercedes saja. kumparanSPORT telah merangkum beberapa kejadian menarik yang mewarnai jalannya ajang F1 ke-69 sepanjang sejarah.
Kimi Raikkonen 'Buka Puasa'
Ketika kembali ke bergabung dengan Scuderia Ferrari pada 2014, Raikkonen mengalami kesulitan dalam meraih hasil maksimal. Pada empat musim (2014-17), tak ada podium pertama yang diraih oleh pebalap asal Finlandia tersebut.
Puasa kemenangan itu seolah bakal berlanjut di 2018 karena sampai seri ke-17, Raikkonen belum jua mencicipi podium pertama. Namun, pada seri ke-18 di Amerika Serikat (AS), Raikkonen akhirnya 'buka puasa' usai menjadi yang tercepat. Tercatat, Raikkonen mengakhiri puasa kemenangan selama 2.044 hari.
Kimi Raikkonen merayakan kemenangan di balapan Formula 1 (F1) GP Amerika Serikat. (Foto: Reuters/Jerome Miron)
zoom-in-whitePerbesar
Kimi Raikkonen merayakan kemenangan di balapan Formula 1 (F1) GP Amerika Serikat. (Foto: Reuters/Jerome Miron)
Pada akhir musim, Kimi berada di posisi tiga klasemen. Namun, Ferrari dan Raikkonen memilih untuk tidak melanjutkan romansa karena sang pebalap memilih hijrah ke tim Sauber untuk musim 2019.
ADVERTISEMENT
Max Verstappen vs Esteban Ocon
Verstappen tampil trengginas di seri-seri akhir 2018. Usai menjadi juara di Meksiko, penampilan apiknya berlanjut di Brasil. Sosok asal Belanda itu mampu memimpin balapan hingga putaran ke-44. Namun, insiden terjadi di lap 45 ketika Esteban Ocon yang berada di barisan belakang justru memberi perlawanan saat memasuki tikungan pertama. Benturan pun terjadi dan Verstappen keluar lintasan.
Verstappen kehilangan posisi pertama usai disalip Hamilton, hingga akhir balapan tak mampu mengejar, dan kudu puas ada di posisi dua. Usai balapan, Verstappen yang marah soal aksi Ocon kedapatan menghampiri pebalap Force India itu dan melontarkan umpatan.
Tensi tinggi di antara kedua pebalap ini nyatanya berlanjut hingga seri terakhir di Abu Dhabi. Memasuki lap keenam, Verstappen yang coba mengejar Ocon di posisi delapan terlihat sengaja melakukan overtaking agresif yang membuat Ocon sempat melebar. Beruntung, tidak ada crash terjadi.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Ocon dan Verstappen terlibat duel seru di atas lintasan. Tapi, pada akhirnya Verstappen mengakhiri balapan di posisi tiga, sedangkan Ocon tak bisa melanjutkan balapan di lap 44 karena masalah mesin. Tapi, insiden antara dua pebalap ini menjadi kontroversi paling panas di musim 2018.
Alonso mulai bimbang dengan McLaren. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Alonso mulai bimbang dengan McLaren. (Foto: Reuters/Albert Gea)
Sayonara, Fernando Alonso
Balapan di Abu Dhabi tak hanya menandakan rampungnya musim 2018, tetapi juga jadi tanda berakhirnya sebuah era karena menjadi balapan terakhir Fernando Alonso di F1. Pria berusia 37 tahun itu sebetulnya sudah mengeluarkan pernyataan pensiun pada Agustus lalu. Dengan demikian, McLaren menjadi tim terakhir yang ia bela.
Sejak 2001 ketika memulai debutnya di ranah balap mobil paling elite ini, Alonso mencatatkan 97 kali naik podium dengan 32 di antaranya keluar sebagai pemenangan balapan dan 22 kali meraih pole position. Dalam 17 tahun perjalannya, dua kali Alonso menjadi juara dunia F1 pada 2004 dan 2005 saat masih berseragam Tim Mild Seven Renault.
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya Alonso mencatatkan prestasi mentereng dengan catatan 314 kali membalap. Ia tergabung bersama Michael Schumacher, Jenson Button, dan Rubens Barrichello sebagai pebalap yang menorehkan 300 balapan atau lebih di F1.
Kimi Raikkonen dan Lewis Hamilton di podium Formula 1 GP Amerika Serikat. (Foto: Reuters/Jerome Miron)
zoom-in-whitePerbesar
Kimi Raikkonen dan Lewis Hamilton di podium Formula 1 GP Amerika Serikat. (Foto: Reuters/Jerome Miron)
Hamilton Kalahkan Rekor Raikkonen dan Vettel
Selain meraih gelar juara dunia kelimanya, beberapa catatan apik lainnya berhasil ditorehkan oleh Hamilton musim ini. Pertama, ia mematahkan rekor Raikkonen sebagai pebalap yang selalu meraih poin dalam 27 balapan (2012-13).
Rekor ini, Hamilton patahkan saat finis keempat di GP China. Namun, rangkaian meraih poin di tiap balapan Hamilton terhenti di angka 33 setelah gagal finis di GP Austria.
Sementara itu, total 408 poin yang dikumpulkan Hamilton membuatnya mengalahkan rekor Vettel sebagai peraih poin paling banyak dalam satu musim F1. Pada 2013 ketika jadi juara, Vettel mengumpulkan 397 poin.
ADVERTISEMENT
Lewis Hamilton merayakan kemenangan dengan Tim Mercedes F1. (Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed)
zoom-in-whitePerbesar
Lewis Hamilton merayakan kemenangan dengan Tim Mercedes F1. (Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed)
Kedigdayaan Mercedes
Sejak dimulainya era mesin V6 hybrid pada 2014 lalu, Mercedes memang telah kelewat dominan di F1. Selain memunculkan Nico Rosberg dan Hamilton sebagai juara dunia, Mercedes juga menguasai perburuan gelar juara konstruktor.
Dengan total poin 655, Mercedes menjadi juara kontruktor 2018. Dengan torehan ini, Mercedes tercatat telah memenangi juara konstruktor selama lima musim berturut-turut. Tim berjuluk Silver Arrow ini menyamai catatan Ferrari yang juara konstruktor lima kali beruntun pada 2000-04.