PASI: Atletik Fokus di Tiga Nomor Jelang Olimpiade 2020

13 September 2018 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadlin serahkan tongkat estafet ke Zohri. (Foto:  ANTARA FOTO/INASGOC/Andika Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Fadlin serahkan tongkat estafet ke Zohri. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Andika Wahyu)
ADVERTISEMENT
Ada aturan baru yang dibuat oleh International Association of Athletics Federations (IAAF) pada Juli 2018 menyoal sistem kualifikasi cabang olahraga (cabor) atletik di Olimpiade 2020.
ADVERTISEMENT
Aturan tersebut, suka tidak suka, memaksa setiap federasi atletik di dunia termasuk Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), untuk menyesuaikan strategi agar setiap atletnya mampu mencapai target.
Di Olimpiade 2020 yang bakal berlangsung di Tokyo pada 24 Juli hingga 9 Agustus itu, atletik dimulai pada 31 Juli 2020 dan PASI hanya berpeluang di tiga nomor. 
Sekretaris Jenderal PASI, Tigor Tanjung, menyebut bahwa ketiga nomor itu adalah lari 100 meter putra, estafet 4x100 meter putra, dan lompat jauh. Atlet di tiga nomor itu pun harus mengejar prestasi agar masuk rangking yang terkualifikasi.
Untuk nomor 100 meter putra sendiri, di mana Lalu Muhammad Zohri menjadi harapan baru Tanah Air, syaratnya adalah minimal masuk perhitungan rangking 56 dunia (sesuai kuota 56 atlet). Rangking sendiri didapat lewat mengoleksi skor dari lima turnamen rekomendasi IAAF.
ADVERTISEMENT
"Contohnya Zohri peringkat 78, kalau sesuai aturan setiap negara maksimal tiga atlet, Zohri bisa masuk peringkat 55. Kuota 56, harusnya dia masuk," kata Tigor saat ditemui di Asrama PASI, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
"Tapi 'kan rangking bergerak, semua atlet bertanding (berlomba, red) terus. Itu yang harus kami kejar dan tentu sulit. Dulu berdasarkan limit entry standard, misal 10,12 detik, siapa pun bisa ikut. Sekarang kuota 56 orang, dilihat dari perhitungan result score (catatan prestasi) dan placing score (peringkat finis)," katanya menambahkan.
Untuk estafet 4x100 meter, harapan diberikan kepada tim estafet yang sudah membuktikan diri dengan meraih perak Asian Games 2018, yang berisi Zohri, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara. Di Olimpiade 2020, hanya 16 tim yang berhak bertanding.
ADVERTISEMENT
"Urgensi harus mencari pengganti Fadlin yang pensiun. Ada beberapa cadangan, tapi harus cepat diangkat (level) untuk bisa masuk tim, uniknya tim 4x100 itu bagaimana memadukan kemampuan empat atlet. Susunan sekarang yang cocok itu Fadlin, Eko, Bayu, dan Zohri," kata Tigor.
Lalu M. Zohri di nomor estafet 4x100 meter bersama Fadlin, Eko, dan Yaspi Boby saat test event Asian Games Februari 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu M. Zohri di nomor estafet 4x100 meter bersama Fadlin, Eko, dan Yaspi Boby saat test event Asian Games Februari 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Nantinya, PASI berusaha memilih lima turnamen yang tepat agar para atlet di tiga nomor tersebut bisa lolos kualifikasi dan bertanding di Olimpiade 2020. Khusus untuk Zohri, ada turnamen bergengsi yang dibidik, yakni IAAF Diamond League.
Tahun ini, Zohri baru saja menyegel titel Juara Dunia U-20 di Tampere, Finlandia, Juli lalu. Lewat gelar itu, sprinter asal Lombok tersebut mencatat waktu personal terbaik, yakni 10,18 detik.
"Nomor track and field itu periode kualifikasi mulai 1 Juli 2019 sampai 29 Juni 2020. Skor kejuaraan nasional rendah, makin sulit (turnamen) poinnya makin besar. PASI pun tidak akan bisa cuma andalkan SEA Games,” kata Tigor.
ADVERTISEMENT
“Tapi, untuk ikut turnamen-turnamen yang sulit, para atlet kami pun harus siap bersaing. Buat apa kita ikut kejuaraan kalau tidak ikut final, nanti tidak dapat skor?”