PB Djarum Pertimbangkan Menggunakan Brand Lain untuk Audisi Umum

9 September 2019 14:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
24 peserta yang meraih Super Tiket pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di Bandung. Foto: Dok. PB Djarum
zoom-in-whitePerbesar
24 peserta yang meraih Super Tiket pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di Bandung. Foto: Dok. PB Djarum
ADVERTISEMENT
Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum akhirnya memutuskan untuk menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis Djarum pada 2020 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, Sabtu (7/9/2019).
ADVERTISEMENT
Permasalahan dengan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menjadi latar belakangnya. PB Djarum mendapat teguran dari KPAI karena dituduh mengeksploitasi anak-anak yang menjadi peserta. Anak-anak tersebut dinilai dijadikan media promosi oleh Djarum.
Masalah kian besar karena KPAI menilai PB Djarum terafiliasi dengan produk rokok yang dikeluarkan PT Djarum. Terkait kondisi itu, pihak PB Djarum menyebut bakal mempertimbangkan menggunakan brand lain untuk menggelar audisi umum.
Fung Permadi, Manajer Tim PB Djarum pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di GOR KONI, Bandung. Foto: Dok. PB Djarum
Namun, Fung Permadi, selaku manajer tim PB Djarum, tidak menyebut secara khusus brand apa yang kemungkinan bakal diusung di masa mendatang. Ia menuturkan kemungkinan tersebut masih dibicarakan.
"Bisa jadi ada kemungkinan untuk menggunakan brand lain (untuk audisi)," kata Fung saat dihubungi kumparanSPORT.
"Itu yang belum diputuskan, kami akan melihat jalannya dulu seperti apa. Belum dapat arahan dari atas (petinggi Djarum), sementara ini masih tetap untuk istirahat (tidak ada audisi tahun depan)," tuturnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Fung juga menjelaskan bahwa PB Djarum sudah mencoba meredakan polemik dengan meniadakan semua atribut yang memuat nama “Djarum”, termasuk kaus yang dibagikan ke peserta. Langkah ini terhitung dilakukan sejak audisi umum di Purwokerto, Jawa Tengah.
"Kami juga sejak di Purwokerto sudah meniadakan nama Djarum di depan jersi anak-anak yang kami berikan. Kemudian tidak ada nama brand-brand (Djarum)," pungkas Fung.