PB Tangkas: Tangkas Menetaskan Juara Dunia Bulu Tangkis

30 November 2018 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan ulang tahun PB Tangkas Intiland ke-67 di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan ulang tahun PB Tangkas Intiland ke-67 di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Old, but gold. Dari usianya, Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Tangkas adalah klub tertua di Jakarta, bahkan Indonesia. 'Si Tua' ini bahkan berani-beraninya lebih tua dari federasi olahraganya, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), yang berdiri pada 5 Mei 1951.
ADVERTISEMENT
Nah, bulu tangkis sendiri adalah cabang olahraga (cabor) andalan Tanah Air. Sejak 'Merah-Putih' dikibarkan setinggi-tingginya pada 17 Agustus 1945, bulu tangkis menjadi penyumbang rutin prestasi olahraga nasional.
Meski begitu manis tiap kali bicara olahraga tepak bulu angsa ini, tidak ada catatan resmi yang menuliskan kapan pertama kali bulu tangkis masuk ke Indonesia. Siapa yang membawanya, juga menjadi misteri.
Ada yang menyebut, bulu tangkis tiba pada 1930 di masa kolonial Belanda lewat para pedagang dari China. Ada juga yang mengatakan bulu tangkis masuk ke Indonesia dibawa orang-orang keturunan Malaya (kini Malaysia).
Namun, satu yang pasti, bulu tangkis sudah mengharumkan nama bangsa sejak merdeka. Yang paling kentara, saat Indonesia merengkuh emas pertama di Olimpiade 1992 Barcelona. Susy Susanti dan Alan Budikusuma yang membuka rapor emas. Dilansir New York Times dari tulisan pada 1996, sekitar 500 ribu orang —ada yang menyebut hingga satu juta— berkumpul di Jalan Sudirman.
ADVERTISEMENT
Susy dan Alan berdiri dengan bangga di atas mobil yang terbuka sembari menunjukkan kalungan medali emas di leher mereka. "Selama lima atau enam jam, kami terus berjalan. Itu seperti publik Eropa ketika kejuaraan atau Brasil di Piala Dunia," kata Alan dikutip dari New York Times, Jumat (30/11/2018).
Sejak itu, nama Indonesia menggema ke seantero dunia dan bulu tangkis semakin pasti mengikrarkan diri sebagai cabor andalan bangsa, hingga saat ini tercatat ada 21 ribu pemain bulu tangkis yang terdaftar dan terdapat 2.480 klub yang tersebar di penjuru Tanah Air. Salah satunya, si tua yang tangkas tadi, PB Tangkas.
Perayaan ulang tahun PB Tangkas Intiland ke-67 di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan ulang tahun PB Tangkas Intiland ke-67 di Hotel Mulia, Kamis (29/11/2018). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Mengapa Tangkas?
PB Tangkas memang hanya lebih tua tiga bulan dari PBSI. Namun, usai tuanya ini menjadi bukti bahwa PB Tangkas hadir dalam sejarah perintisan prestasi emas bulu tangkis Tanah Air. Di tahun 2018, tepat 67 tahun sudah PB Tangkas berdiri.
ADVERTISEMENT
Menengok sejarah berdirinya PB Tangkas, klub asal Jakarta ini awalnya didirikan oleh para penggemar bulu tangkis. Adalah R.D. Saputra, Soewarjo, Said, Kosasih, dan beberapa tokoh lain yang sepakat mendirikan perkumpulan bulu tangkis pada 21 Februari 1951 —yang menjadi hari lahirnya.
Saat itu, jauh sebelum gedung-gedung tinggi mencakar langit Ibu Kota, PB Tangkas hanya memiliki satu tempat bertanding: sebuah lapangan kosong nan sederhana di Jl. Barito I Kebayoran. Niat perkumpulan pun murni agar anggota bisa bermain bulu tangkis secara rutin.
Di tahun pertama itu, belum ada nama besar keluarga Suhandinata. Bergabungnya Justian Suhandinata muda ke PB Tangkas di umur 11 tahun menjadi awal dari segalanya. Bersama PB Tangkas, Justian pun ikut menjadi saksi ketika Indonesia pertama kali merebut Piala Thomas pada 1958. Saat itu, ketika Ferry Sonneville dan Tan Joe Hok menjadi pahlawan, usia Indonesia menginjak 13 tahun sejak merdeka.
ADVERTISEMENT
Kemenangan itu juga yang melecut semangat Justian muda untuk berprestasi. Berpindah ke tahun 1961, ada momen bersejarah bagi Justian. R.D. Saputra sakit dan mencari suksesornya untuk memimpin klub. Justian yang berusia 15 tahun diminta meneruskan takhta bersama remaja lain. Ayah Justian, Suharso Suhandinata, yang juga begitu mencintai bulu tangkis, lantas ditunjuk menjadi ketua.
Singkat cerita, PB Tangkas beralih dalam asuhan keluarga Suhandinata hingga sekarang. Di laman resminya, Tangkas sendiri disebut sebagai akronim dari 'Tujuan Anggota Kita Adalah Sports'. Sebelumnya, jalan klub tidak semulus saat ini. Lika-liku sudah dilalui, termasuk ketika harus berlatih malam hari di bawah temaram lampu neon.
"Tahun 1986 mulai dibangun di kawasan Greenvile (Jakarta Barat) sampai sekarang. Sejak itu, produktivitas makin meningkat. Singkatnya, empat medali Olimpiade dipersembahkan, 10 juara dunia, sembilan juara All England, dan 10 juara Asian Games. Ada tidak enaknya juga, pernah juga hampir bubar, tidak ada sponsor. Tapi kami bisa melewati masa sulit itu," ujar Justian Suhandinata, Kamis 29 November 2018, saat perayaan ulang tahun PB Tangkas di Grand Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dari penuturan orang nomor satunya itu, sudah terbukti bahwa PB Tangkas sejak awal berdiri memang tangkas menetaskan juara dunia bulu tangkis, mulai dari Ade Chandra hingga Liliyana Natsir. Selain itu, sudah ribuan gelar turnamen nasional diamankan sejak klub pertama berdiri.
Penampilan Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
Deretan Bintang Cetakan PB Tangkas
Olimpiade adalah mimpi setiap atlet. Di panggung multiajang tertinggi di dunia ini, empat medali sudah dipersembahkan para atlet jagoan PB Tangkas, di empat kalender Olimpiade yang berbeda. Satu yang paling membanggakan, tentu saja emas pasangan Ricky Achmad Soebagdja/Rexy Mainaky.
Ditulis dalam buku 'Tangkas: 67 Tahun Berkomitmen Mencetak Jawara Bulu Tangkis' karya Justian Suhandinata dan Broto 'Happy' Wondomisnowo, partai final antara Ricky/Rexy melawan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock, di Olimpiade 1996 Atlanta begitu menegangkan.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, wakil Indonesia tertinggal 5-15 selama 17 menit gim pertama. "Berdoa, berdoa, berdoa," ujar Christian Hadinata sebagai pelatih kepada anak asuhnya. Kalimat sang pelatih bertuah. Di gim kedua, Ricky/Rexy melesat dan unggul 15-13. Emas dipastikan ketika gim pertama kembali dimenangi, kali ini dengan skor 15-12.
"Begitu poin terakhir menentukan kemenangan kami, saya hanya bisa berlutut dan berdoa. Saya tidak melihat lagi bagaimana Ricky melampiaskan kegembiraannya dengan berlari ke arag Koh Chris," ujar Rexy dalam buku tersebut, dikutip Jumat (30/11).
Dari Kejuaraan Dunia, Ade Chandra-lah pionirnya. Bersama Christian Hadinata, Ade merengkuh gelar juara dunia pertama pada 1980. Terasa spesial, karena titel disegel di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, juga menyisakan perak bagi kompatriot, Kartono/Heryanto Saputra.
ADVERTISEMENT
Terakhir, gelar juara dunia persembahan atlet PB Tangkas disumbang Liliyana Natsir. Titel pemain yang akrab disapa Butet ini direngkuh di Guangzhou pada 2013 bersama Nova Widianto. Butet, sekaligus mengukuhkan diri sebagai pemain PB Tangkas yang mampu menjadi juara dunia tiga kali. Kini, Butet berseragam PB Djarum, klub yang berdiri pada 1969 dan dipastikan menjadi klub terakhirnya usai memutuskan pensiun di akhir 2018.
Selain Ricky/Rexy dan Liliyana Natsir, berikut daftar prestasi atlet PB Tangkas:
A. 4 (Empat) Medali Olimpiade
1. Medali emas Olimpiade Atlanta 1996 - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky
2. Medali perak Olimpiade Sydney 2000 - Hendrawan
3. Medali perak Olimpiade Beijing 2008 - Nova Widianto/Liliyana Natsir
4. Medali perunggu Olimpiade Barcelona 1992 - Hermawan Susanto
ADVERTISEMENT
B. 10 (Sepuluh) Gelar Juara Dunia
1. 1980 Jakarta - Ade Chandra (ganda putra bersama Christian Hadinata)
2. 1980 Jakarta - Verawaty Fadjrin (tunggal putri)
3. 1983 Kopenhagen - Icuk Sugiarto (tunggal putra)
4. 1993 Birmingham - Joko Suprianto (tunggal putra)
5. 1993 Birmingham - Ricky Soebagdja (ganda putra bersama Gunawan)
6. 1995 Lausanne - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)
7. 2001 Sevilla - Hendrawan (tunggal putra)
8. 2005 Anaheim, AS - Nova Widianto/Liliyana Natsir (ganda campuran)
9. 2007 Kuala Lumpur - Nova Widianto/Liliyana Natsir (ganda campuran)
10. 2013 Guangzhou - Liliyana Natsir (ganda campuran bersama Tontowi Ahmad)
Penampilan terakhir Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan terakhir Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
C. 9 (Sembilan) Juara All England
1. 1972 - Ade Chandra (ganda putra bersama Christian Hadinata)
ADVERTISEMENT
2. 1973 - Ade Chandra (ganda putra bersama Christian Hadinata)
3. 1979 - Verawaty Fadjrin (ganda putri bersama Imelda Wigoena)
4. 1995 - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)
5. 1996 - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)
6. 2012 - Liliyana Natsir (ganda campuran bersama Tontowi Ahmad)
7. 2013 - Liliyana Natsir (ganda campuran bersama Tontowi Ahmad)
8. 2017 - Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo)
9. 2018 - Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo)
D. 10 (Sepuluh) Medali Emas Asian Games
1. 1974 Teheran - Regina Masli (ganda campuran bersama Christian Hadinata)
2. 1978 Bangkok - Ade Chandra (beregu putra)
3. 1978 Bangkok - Ade Chandra (ganda putra bersama Christian Hadinata)
ADVERTISEMENT
4. 1978 Bangkok - Verawaty Fadjrin (ganda putri bersama Imelda Wigoena)
5. 1982 New Delhi - Icuk Sugiarto (ganda putra bersama Christian Hadinata)
6. 1994 Hiroshima - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (beregu putra)
7. 1994 Hiroshima - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)
8. 1998 Bangkok - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (beregu putra)
9. 1998 Bangkok - Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)
10. 2018 Jakarta - Jonatan Christie (tunggal putra)
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie. (Foto: Antara/INASGOC/Nafielah Mahmudah)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie. (Foto: Antara/INASGOC/Nafielah Mahmudah)
PB Tangkas Zaman Now
Kini, PB Tangkas menghadirkan sosok idola baru yakni Jonatan Christie. Pemain asal Jakarta kelahiran 15 September 1997 ini mencetak prestasi terbaik sebagai peraih emas nomor perorangan Asian Games 2018. Di final, Jojo —sapaan akrab Jonatan— mengalahkan andalan Taiwan, Chou Tien Chen, lewat perjuangan tiga gim dengan skor akhir 21-18, 20-22, dan 21-15.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Jojo sudah lebih dulu menyingkirkan Shi Yuqi (China), Khosit Phetpradab (Thailand), Wong Wing Ki Vincent (Hong Kong), dan Kenta Nishimoto (Jepang). Atas prestasinya, Jojo juga peraih emas lain diguyur bonus Rp 1,5 miliar dari pemerintah. Oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jojo mendapat Rp 300 miliar.
Sementara dari PB Tangkas, klub bulu tangkis yang menaunginya mulai umur sembilan tahun hingga masuk pelatnas di umur 15 tahun, Jojo mendapatkan bonus Rp 300 juta. Apresiasi tersebut diberikan langsung oleh Justian Suhandinata dalam sebuah acara yang digelar di Royale Jakarta Golf Clup pada Senin, 8 Oktober 2018.
Terakhir, PB Tangkas sendiri tak hanya tangkas melahirkan para jawara. Berkat dedikasi dan kecintaannya terhadap bulu tangkis, sang ketua, Justian, juga mendapat pengakuan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Di Gold Coast, Australia, pada 20 Mei 2017, penghargaan tertinggi, yakni Honorary Life Vice President, diberikan Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer kepada Justian. Ia sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang menerima gelar tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bicara Suhandinata, para penggemar tepok bulu pasti langsung teringat dengan turnamen Piala Suhandinata. Ya, nama Suharso Suhandinata diabadikan menjadi nama piala kejuaraan dunia beregu junior. Trofi Piala Suhandinata sendiri memiliki tingggi 80 cm dan lebar 38 cm.
Darah Bali yang mengalir di keluarga besar Suhandinata tercermin dalam desain trofi. Sementara dasar trofi merupakab gabungan bentuk shuttlecock dan bola dunia. Kata orang, nama adalah doa. Semoga saja PB Tangkis bisa menambah daftar deretan bintang ciptaannya. Pun Jonatan, diharapkan bisa meneruskan takhta sektor tunggal putra yang lama tak diteruskan sejak era Taufik Hidayat.