PBSI Evaluasi Penampilan Skuat Indonesia di BWF World Tour Finals 2018

17 Desember 2018 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
Indonesia nirgelar di BWF World Tour Finals 2018, baik dari pemain PBSI maupun non-pelatnas. Jangankan final, keenam wakil yang berlaga di Tianhe Gymnasium, Kota Guangzhou, China, itu tak mampu melewati babak penyisihan grup.
ADVERTISEMENT
Bersistem round-robin, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Anthony Sinisuka Ginting, hingga Tommy Sugiarto, keok dan gagal melaju ke semifinal.
Musim lalu, Indonesia membawa pulang satu gelar dari Marcus/Kevin, ganda terbaik dunia. Kali ini, 'Minions' terhenti di babak grup karena Marcus mengalami cedera di leher dan memilih mundur. Peraih rekor sembilan gelar terbanyak ini pun menyerahkan titel juara kepada tuan rumah, Li Junhui/Liu Yuchen.
Melihat penampilan skuat PBSI, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, mengatakan para pemainnya memang tidak maksimal di World Tour Finals sebagai turnamen pamungkas tur dunia BWF. Namun, cedera Marcus disebut hal yang wajar terjadi kepada atlet.
ADVERTISEMENT
"Hasilnya memang kurang bagus, penampilan atlet-atlet kami kurang maksimal. Mereka bermain under-perform dan andalan kita, Marcus/Kevin, juga ada masalah cedera. Tetapi dalam suatu pertandingan, situasi seperti itu bisa terjadi," ujar Susy dalam keterangan resminya.
"Di situasi terakhir kondisi memang kurang baik, awal bagus tapi belakangan kurang konsisten. Ada yang tidak lepas dari tekanan lawan. Minions cedera, itu risiko atlet. Kurang beruntung," imbuhnya.
Anthony Sinisuka Ginting beraksi di BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Sinisuka Ginting beraksi di BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Sementara Anthony, juara China Terbuka 2018 Super 1000 yang disebut BWF sebagai kuda hitam, gagal membuktikan diri di Guangzhou. Pemain asal Cimahi ini kalah tiga kali alias tak pernah menang, lawan Chou Tien Chen (Taiwan), Son Wan Ho (Korea Selatan), dan Shi Yuqi (China).
Evaluasi untuk Anthony adalah meningkatkan konsentrasi di lapangan dan cepat mengubah strategi permainan kala menghadapi lawan sulit agar permainannya konsisten. "Dia juga harus bisa mengatur irama permainan dalam menghadapi lawan-lawan yang berbeda, khususnya yang ada di jajaran elite dunia," imbuh Susy.
ADVERTISEMENT
Apa masukan untuk satu-satunya wakil ganda putri, Greysia/Apriyani? Menurut Susy, ganda peringkat empat dunia itu harus meningkatkan kekuatan dan ketahanan tubuh, utamanya untuk melawan dominasi Jepang. "Termasuk juga servis ya, karena lawan sudah mempelajari kelemahan-kelemahan Greysia/Apriyani," katanya.
Di ganda campuran, pun satu-satunya wakil Indonesia yaitu Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, masih perlu mengasah rasa percaya diri. Sejatinya, Hafiz/Gloria tidak terbebani karena hanya ditargetkan memperbaiki peringkat. Di laga perdana, Hafiz/Gloria bahkan membuat kejutan dengan mengalahkan juara All England 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di babak grup BWF World Tour Finals 2018. (Foto: Dok. PBSI)
"Hafiz/Gloria sebetulnya di awal bisa main bagus dengan mengalahkan pasangan Jepang, tapi mereka masih kurang konsisten, kurang tahan, dan kurang percaya diri di pertandingan berikutnya,".
"Untuk semua pemain, kekalahan memang sedih, tapi dalam satu tahun ini mereka sudah menunjukkan prestasi cukup baik. Ke depan, semoga bisa lebih konsisten. Yang penting tahu kalahnya kenapa, apakah cedera, kurang power, atau shuttlecock. Menang pun begitu, harus tahu untuk evaluasi," ujar Susy mengakhiri.
ADVERTISEMENT
Musim depan, para pemain PBSI menghadapi tahun krusial dalam pengumpulan poin menuju Olimpiade 2020 yang akan berlangsung di Tokyo, Jepang. Skuat Pelatnas PBSI 2019 nantinya diumumkan setelah Kejuaraan Nasional PBSI 2018 yang digelar pada 18-22 Desember mendatang.