PBSI Pasang Target Satu Gelar Juara di All England 2019

13 Februari 2019 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kevin Sanjaya (kanan) dan Marcus F Gideon (kiri). Foto: Antara/Lucky R.
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Sanjaya (kanan) dan Marcus F Gideon (kiri). Foto: Antara/Lucky R.
ADVERTISEMENT
Arena Birmingham akan kembali menggelar hajat turnamen bulu tangkis tertua, All England. Tahun ini, dari 19 wakil Indonesia, 17 di antaranya adalah atlet Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI).
ADVERTISEMENT
Mengirimkan total 33 pemain, PBSI sendiri hanya menargetkan satu gelar. Peluang terbesar tentu saja ada di ganda putrs terbaik Tanah Air juga dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Meski begitu, Susy Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya peluang dari pemain lain, termasuk ganda putra yang juga diperkuat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, peraih perak Asian Games 2018.
"Target seperti biasa, satu gelar. Mudah-mudahan bisa tercapai. Peluang terbesar memang saat ini dari ganda putra. Karena (selain Marcus/Kevin) kami juga mengirimkan banyak wakil di ganda putra," ujar Susy saat dihubungi kumparanSPORT, Rabu (13/2/2019).
Penampilan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Foto: Dok. PBSI
Di babak pertama, 'Minions'--julukan Marcus/Kevin-- sendiri bakal menantang wakil China, Liu Cheng/Zhang Nan. Di atas kertas, Marcus/Kevin unggul head-to-head 5-1 dengan Liu/Zhang. Pada dua pertemuan terakhir di Fuzhou dan Piala Thomas musim lalu, 'Minions' menang usai main tiga gim.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kans di babak pertama All England 2019? Apalagi jika juara, maka Marcus/Kevin mencetak hattrick gelar di turnamen bergengsi ini.
"Kami lihat di setiap pertandingan, performa pasti berbeda-beda. Jadi, yang kami harapkan saat mereka (Marcus/Kevin) bertanding, betul-betul dalam kondisi prima," jawab Susy.
"Meski ada catatan head-to-head, tapi setiap pertandingan suasana dan kondisi berbeda. Yang utama bagaimana performa bisa dijaga. Saat ini persaingan ketat, kita tidak bisa memprediksi. Tak hanya butuh pengalaman, tapi juga keberanian Marcus/Kevin," imbuh peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 ini.
Aksi ganda campuran Indonesia, Praveen/Melati. Foto: SAJJAD HUSSAIN / AFP
Untuk pemain lain, Susy mengatakan All England 2019 --sebagai turnamen prestise Super 1000 di kalender BWF-- bisa jadi ajang memperbaiki penampilan untuk menambah poin di rangking dunia. Di Birmingham, ada juga pasangan anyar Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow yang dipantau.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat, ini awal penampilan mereka (Tontowi/Winny). Pastinya jadi ajang pengumpulan poin dan pembuktian performa mereka. Setidaknya dengan masuk All England, bisa jadi perbandingan apakah mereka padu," ucap Susy.
"Intinya untuk pemain PBSI, saat ini (target) mengejar poin dan perbaikan rangking untuk Olimpiade. Kami juga tentu harapkan di ganda campuran, tapi sayangnya Praveen (Jordan)/Melati (Daeva Oktavianti) sudah bertemu Hafiz (Faizal)/Gloria (Emanuelle Widjaja). Positifnya sudah pasti ada satu wakil ke babak kedua," ujarnya mengakhiri.