Pemerintah Siap Bantu PBSI untuk Gelar Piala Thomas dan Uber 2020

30 Mei 2018 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Indonesia di Piala Thomas. (Foto: ANTARA/Putra Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia di Piala Thomas. (Foto: ANTARA/Putra Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Perhelatan Piala Thomas dan Uber tak dapat dipungkiri memiliki magnet begitu besar. Kejuaraan beregu bulu tangkis dua tahunan ini juga merupakan turnamen Grade 1 BWF atau sebuah tingkatan tertinggi dalam kalender pertandingan bulu tangkis dunia. Tak heran, negara-negara andal bulu tangkis tentu ingin mengejar kebanggaan sebagai tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Dan, sebagai salah satu negara yang identik dengan olahraga tepok bulu, sudah sewajarnya pula publik Tanah Air sangat menantikan digelarnya Piala Thomas dan Uber 2020. Sayangnya, keinginan itu tampaknya harus tertahan karena Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengaku sulit mengejar bidding tuan rumah karena terkendala biaya.
Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, membandingkan turnamen kelas dunia yang pernah digelar di Indonesia yaitu Kejuaraan Dunia Junior di GOR Among Rogo, Yogyakarta, pada Oktober 2017. Saat itu, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 16-17 miliar.
Sementara, untuk menggelar Piala Thomas dan Uber di Istora Gelora Bung Karno, sekitar minimal Rp 20 miliar sudah pasti harus disiapkan PBSI. Angka itu, lanjut Budi --sapaan akrab Achmad Budiharto-- dirasa cukup memberatkan.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kans tidak sepenuhnya tertutup. Selain dana dari sponsor, solusi lainnya ialah mengharap uluran tangan pemerintah, dalam hal ini melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Greysia/Apriyani di Piala Uber 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Greysia/Apriyani di Piala Uber 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/18.)
Terkait hal itu, Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto, menyambut positif digelarnya Piala Thomas dan Uber di Ibu Kota. Menyoal dana, Gatot berujar pihaknya membuka tangan selebar-lebarnya, dan meminta PBSI segera mengirimkan surat kepada Kemenpora.
"Sebetulnya kalau mereka (PBSI) minta, boleh saja. Apalagi Thomas dan Uber Cup ini level dunia yang penuh gengsi. Harus segera disiapkan, meski kami belum bisa janji berapa nominal yang siap diberikan (pemerintah)," ungkap Gatot ketika dihubungi kumparanSPORT, Rabu (30/5/2018).
"Kenapa harus segera? Karena bisa kami usulkan ke APBN 2019 untuk pelaksanaan 2020. Apalagi kalau hanya Rp 20 miliar, tidak mencapai ratusan. Piala Dunia Basket 2023 saja kami bantu. Tentu syaratnya kami minta PBSI harus berani jadi juara," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Di Piala Thomas dan Uber 2018 Thailand, tim putra dan putri gagal memenuhi target. Hendra Setiawan dan kawan-kawan yang diharapkan bisa ke final malah terhenti di semifinal usai kalah dari China. Sementara, Greysia Polii dan kawan-kawan hanya bisa mencapai perempatfinal dengan target ke semifinal.